Sukses

Pengertian Kasroh dan Cara Bacanya, Kenali Juga Harakat Lain dalam Al-Qur'an

Kasroh adalah salah satu jenis harakat dalam Al-Qur'an yang ditandai dengan garis horizontal kecil yang ditempatkan di bawah huruf hijaiyah.

Liputan6.com, Jakarta Kasroh adalah salah satu jenis harakat dalam Al-Qur'an yang ditandai dengan garis horizontal kecil yang ditempatkan di bawah huruf hijaiyah.

Harakat kasroh melambangkan fonem /i/. Secara harfiah, kasrah berarti "melanggar". Ketika suatu huruf diberi harakat kasroh, maka huruf tersebut akan menghasilkan bunyi /-i/. Sebagai contoh, huruf lam (ل) ketika diberi harakat kasrah menjadi /li/ (لِ).

Ketika huruf yang berharakat kasroh bertemu dengan huruf ya (ي), maka bunyi /-i/ akan diperpanjang. Contohnya, pada kata /lii/ (لي), huruf lam yang memiliki harakat kasroh bertemu dengan huruf ya yang menghasilkan bunyi /i/ yang lebih panjang.

Selain memahami apa itu harakat kasroh, penting bagi kita untuk memahami apa itu harakat secara keseluruhan, dan harakat-harakat lain dalam Al-Qur'an. Sebab memahami harakat sangat penting dalam cara membaca Al-Qur'an. Simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senain (17/7/2023).

2 dari 5 halaman

Apa yang dimaksud harakat?

Sebelum membahas lebih jauh mengenai kasroh, penting bagi kita untuk memahami apa yang dimaksud dengan harakat. Memahami apa yang dimaksud dengan harakat adalah hal penting karena kasroh adalah salah satu dari harakat.

Harakat, juga dikenal sebagai tasykil dalam bahasa Arab, adalah tanda baca atau diakritik yang ditempatkan di atas atau di bawah huruf hijaiyah untuk memberikan penjelasan mengenai gerakan dan pengucapan huruf tersebut. Huruf hijaiyah standar hanya mencerminkan konsonan tanpa vokal, sehingga harakat digunakan untuk memberikan penjelasan tentang pengucapan bunyi vokal.

Harakat yang umum digunakan meliputi fathah yang mewakili vokal -a yang mengikuti konsonan yang diberi tanda, kasroh (-i), dhammah (-u), dan sukun (menandakan konsonan tanpa vokal).

Selain itu, terdapat juga harakat tanwin yang menunjukkan penambahan bunyi -n setelah vokal sehingga menjadi -an, -in, atau -un. Terdapat juga modifikasi harakat untuk menunjukkan vokal panjang.

Harakat digunakan untuk memudahkan pembacaan huruf Arab bagi orang yang masih awam, pemula, atau pelajar. Biasanya, harakat ditulis dalam buku-buku pendidikan, buku anak-anak, dan dalam salinan Al-Quran. Namun, dalam penulisan sehari-hari, harakat jarang digunakan karena umumnya orang Arab sudah mengerti dan memahami tulisan tanpa harakat.

Meskipun demikian, terkadang harakat digunakan untuk memberikan penekanan pada kata-kata yang jarang digunakan agar menghindari kesalahan dalam membaca.

3 dari 5 halaman

Harakat Kasroh, Fathah, dan Dhamah

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ada beberapa jenis harakat yang berfungsi menandai suara vokal dalam huruf hjaiyah. Di antara banyaknya harakat, ada tiga jenis yang cukup sering digunakan, yakni kasroh, fathah, dan dhamah.

1. Harakat Fathah ( ﹷ )

Harakat fathah memiliki bentuk garis horizontal pendek yang ditempatkan di atas huruf. Fathah melambangkan bunyi vokal /a/. Contohnya, pada kata "مَاء" (maa'), huruf pertama "م" (mim) memiliki tanda fathah di atasnya, sehingga pengucapan yang tepat adalah "ma".

2. Harakat Kasroh ( ِ- )

Harakat kasroh memiliki bentuk garis horizontal pendek yang ditempatkan di bawah huruf. Kasrah melambangkan bunyi vokal /i/. Sebagai contoh, pada kata "كِتَابٍ" (kitabin), huruf kedua "ت" (ta) memiliki tanda kasrah di bawahnya, sehingga pengucapan yang tepat adalah "i".

3. Harakat Dhammah ( ُ- )

Tanda baca dhammah berbentuk seperti huruf wawu kecil yang ditempatkan di atas huruf. Dhammah melambangkan bunyi vokal /u/. Sebagai contoh, pada kata "بُوْرُوْ" (buuru), huruf kedua "و" (wawu) memiliki tanda dhammah di atasnya, sehingga pengucapan yang tepat adalah "wu".

4 dari 5 halaman

Harakat Tanwin

Selain kasroh, dhamah, dan fathah, ada pula jenis harakat yang tergolong sebagai harakat tanwin. Harakat tanwin merupakan kombinasi dari fathah, kasrah, dan dhammah yang digunakan untuk menandai penambahan bunyi /n/ setelah vokal. Tanwin menghasilkan bunyi -an, -in, atau -un, tergantung pada vokal sebelumnya. Sebagai contoh, kata كِتَابٌ (kitābun) berarti "buku".

1. Fathatain (ــًـ)

Harakat fathatain atau tanwin fathah terdiri dari dua garis miring kecil yang ditempatkan di atas satu huruf hijaiyah. Fathatain melambangkan bunyi /an/ atau dilafalkan seperti fathah namun dengan menemui huruf nun mati. Contoh huruf dengan harakat fathatain adalah qan (قً), fan (فً), dan 'an (غً).

2. Kasratain (ــٍــ)

Harakat kasratain atau tanwin kasrah terdiri dari dua garis miring kecil yang ditempatkan di bawah satu huruf hijaiyah. Kasratain melambangkan bunyi /in/ atau dilafalkan seperti kasrah namun dengan menemui huruf nun mati. Contoh huruf dengan harakat kasratain adalah tin (طٍ), yin (يٍ), dan dzin (ذٍ).

3. Dhammatain (ــٌـ)

Harakat dammatain atau tanwin dhammah terdiri dari dua huruf wawu kecil yang rangkap dan ditempatkan di atas satu huruf hijaiyah. Dhammatain melambangkan bunyi /un/ atau dilafalkan seperti dhammah namun dengan menemui huruf nun mati. Contoh huruf dengan harakat dammatain adalah nun (نٌ), lun (لٌ), dan mun (مٌ).

Harakat tanwin digunakan dalam tulisan Arab, terutama dalam Al-Qur'an, untuk memberikan petunjuk yang jelas dalam pengucapan dan pemahaman terhadap huruf-huruf hijaiyah. Harakat ini membantu membedakan bunyi /an/, /in/, dan /un/ dalam membaca kata-kata Arab yang menggunakan tanwin.

5 dari 5 halaman

Harakat Sukun dan Tasydid

Selain kasroh, dhamah, fatah, serta harakat tanwin, masih ada dua harakat lainnya dalam penulisan aksara Arab, termasuk dalam Al-Qur'an. Kedua harakat tersebut adalah sukun dan tasydid.

1. Harakat Tasydid ( ّ- )

Tanda baca tasydid terletak di atas huruf hijaiyah dan menunjukkan pengucapan ganda. Ketika sebuah huruf menggunakan tanda tasydid, huruf tersebut dilafalkan dua kali. Contohnya, pada kata "مَرّ" (marr), huruf kedua "ر" (ra) memiliki tanda tasydid di atasnya, yang mengindikasikan pengucapan ganda. Oleh karena itu, kata tersebut diucapkan sebagai "marr." Tanda baca tasydid berperan penting dalam membaca Al-Qur'an dengan jelas dan memastikan pengucapan huruf hijaiyah dilakukan secara ganda.

2. Harakat Sukun ( ْ- )

Harakat sukun diletakkan di atas huruf hijaiyah dan menandakan huruf mati. Huruf hijaiyah yang memiliki tanda sukun tidak diikuti oleh bunyi vokal tambahan. Sebagai contoh, pada kata "كِتَابْ" (kitab), huruf terakhir "ب" (ba) memiliki tanda sukun di atasnya, yang menunjukkan pengucapan tanpa bunyi vokal tambahan. Oleh karena itu, kata tersebut diucapkan sebagai "kitab." Tanda baca sukun membantu memahami pengucapan yang tepat dalam membaca Al-Qur'an dengan menunjukkan bahwa huruf hijaiyah tersebut tidak diikuti oleh bunyi vokal tambahan.