Liputan6.com, Jakarta Semboyan gold, glory, gospel adalah salah satu pendorong penjelajahan samudra oleh bangsa-bangsa Eropa dengan tujuan untuk menaklukan dunia pada abad ke-15 hingga ke-17. Pada masa itu bangsa Eropa menjelajahi wilayah-wilayah baru di seluruh dunia, termasuk ke Nusantara. Secara harfiah arti semboyan gold, glory, gospel adalah kekayaan, kejayaan, dan penyebaran agama gerejawi.Â
Baca Juga
Advertisement
Ketiganya menjadi nilai penting yang dipegang oleh bangsa Eropa selama melakukan penjelajahan ke berbagai tempat. Gold mewakili bangsa Eropa yang sumber daya baru untuk kemakmuran bangsanya, sedangkan glory sebagai semangat pembuktian bahwa bangsa Eropa adalah bangsa yang terkenal, kuat, tangguh, dan memiliki wilayah kekuasaan di seluruh penjuru dunia.
Gospel dalam semboyan 3G yang mewakili senagat menyebarkan ajaran gereja. Dapat dikatakan selain untuk tujuan materialistis, penjelajahan bangsa Eropa juga sebagai misi penyebaran agama Kristen. Berikut ulasan tentang gospel adalah semangat misionaris yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (18/7/2023).
Gospel Misi Keagamaan
Gospel adalah upaya menyebarkan agama Kristen, khususnya ajaran Kristiani, ke wilayah-wilayah baru atau daerah yang belum terpengaruh oleh agama tersebut. Bangsa-bangsa Eropa, seperti Portugis dan Spanyol, menjadikan prinsip Gospel sebagai salah satu tujuan utama dalam penjelajahan dan penaklukan wilayah baru di luar Eropa. Selain tujuan ekonomi dan politik, mereka memiliki niat untuk menyebarkan ajaran agama Kristen.Â
Misi keagamaan ini merupakan bagian dari semangat evangelical dalam agama Kristen, di mana para pemeluk agama merasa dipanggil untuk mengabarkan Injil Kristus dan menyebarkan ajaran-ajaran agama mereka kepada orang-orang dari berbagai budaya dan wilayah. Misinya adalah untuk membawa pesan keselamatan dan kepercayaan mereka kepada Tuhan kepada orang-orang yang belum mengenalnya, serta memperkuat iman bagi mereka yang sudah menerima agama tersebut.
Dalam sejarah Indonesia, pengaruh agama Katolik mulai tersebar di Maluku melalui misi-misi rohaniawan seperti Franciscus Xaverius dari Ordo Jesuit dan Ignatius de Loyola. Mereka berperan dalam penginjilan dan penyebaran ajaran agama Kristen di wilayah tersebut. Akibatnya, jumlah pemeluk agama Katolik di Maluku meningkat pesat seiring berjalannya waktu.
Gospel adalah misi keagamaan yang juga mencerminkan pandangan dan keyakinan bahwa menyebarkan agama Kristen merupakan tugas suci yang harus dilaksanakan untuk menyelamatkan jiwa dan membawa keselamatan spiritual kepada penduduk di wilayah-wilayah yang belum mengenal agama Kristen. Dalam sejarah, banyak misi-misi agama dari berbagai denominasi Kristen yang telah menyebarkan ajaran agama Kristen ke seluruh dunia, termasuk di wilayah-wilayah yang menjadi bagian dari imperialis Eropa.
Penting untuk diingat bahwa, misi keagamaan seperti ini juga kadang-kadang berbaur dengan tujuan politik dan ekonomi. Meskipun misi tersebut membawa ajaran agama baru, penguasa kolonial juga berharap dapat mengamankan keuntungan ekonomi dan kekuasaan politik dari proses konversi agama yang mereka lakukan.
Advertisement
Gold dan Glory
Gold (Emas) dalam konteks penjelajahan Eropa merujuk pada keinginan untuk mencari kekayaan dan keuntungan ekonomi. Bangsa-bangsa Eropa, seperti Portugis, Spanyol, dan Belanda, menjadikan penjelajahan samudra sebagai kesempatan untuk mengumpulkan sumber daya berharga seperti rempah-rempah dan logam mulia seperti emas dan perak. Keinginan untuk memperoleh kekayaan melalui perdagangan dan eksploitasi sumber daya menjadi salah satu faktor pendorong utama dalam penjelajahan mereka.
Glory (Kejayaan) merujuk pada semangat dan ambisi untuk mencapai kejayaan dan kebesaran sebagai negara atau bangsa. Memiliki koloni yang luas dan wilayah kekuasaan yang meluas dianggap sebagai tanda prestise dan kejayaan bagi bangsa Eropa. Mereka berusaha untuk memperluas pengaruh dan kekuasaan mereka di berbagai wilayah baru yang ditemukan, sebagai bentuk nasionalisme dan cinta terhadap tanah air.
Dalam penjelajahan dan penaklukan wilayah baru, keinginan untuk mencari kekayaan (gold) dan meraih kejayaan (glory) sering kali saling terkait. Bangsa Eropa menggunakan penjelajahan samudra sebagai sarana untuk memperoleh kekayaan ekonomi dan meraih kejayaan politik dan sosial. Keduanya merupakan faktor pendorong yang kuat dalam sejarah penjelajahan Eropa dan kolonialisme.
Sejarah Semboyang Gold, Glory, Gospel
Perjanjian Tordesillas yang ditandatangani pada tahun 1494 antara Spanyol dan Portugis merupakan kesepakatan untuk membagi wilayah antara dua kerajaan Kristen paling berpengaruh saat itu. Berdasarkan perjanjian ini, wilayah dunia timur dikuasai oleh Portugis, sementara wilayah dunia barat dikuasai oleh Spanyol. Meskipun pembagian wilayah tersebut telah disepakati, kedua kerajaan tetap memiliki misi "Gold, Glory, Gospel" sebagai tugas dalam menjelajahi wilayah baru yang mereka kuasai.
Gold menjadi salah satu motivasi utama dalam penjelajahan adalah mencari kekayaan dan sumber daya berharga. Kejatuhan kota Konstantinopel pada tahun 1453 memberikan peluang bagi kota-kota Eropa lainnya untuk menjadi pusat perdagangan. Dalam upaya mencari sumber komoditas langka, bangsa Eropa menjelajahi wilayah baru, termasuk Nusantara, untuk mengumpulkan emas, perak, rempah-rempah, dan bahan berharga lainnya yang dapat diperdagangkan dengan harga tinggi di pasar Eropa.
Persaingan antar bangsa Eropa dalam mencari keuntungan dan wilayah kekuasaan juga menjadi dorongan untuk penjelajahan samudera. Dengan penaklukan wilayah baru dan perluasan koloni, mereka berusaha untuk mencapai kejayaan dan kebesaran sebagai negara atau bangsa. Rasa berjaya, kehebatan, dan kebanggaan akan terwujud dengan memperluas wilayah kekuasaan mereka.
Selain tujuan ekonomi dan politik, agama juga memainkan peran penting dalam penjelajahan Eropa. Setelah kejatuhan kota Konstantinopel, bangsa Eropa merasa terancam oleh penyebaran agama Islam dan melihat penjelajahan sebagai kesempatan untuk menyebarkan agama Kristen. Dengan membawa misi Gospel, para penjelajah, termasuk misi-misi rohaniawan, seperti Francis Xavier dan Ignatius de Loyola, berusaha menyebarkan agama Kristen dan mengkonversi penduduk di wilayah-wilayah yang belum dikenal..
Advertisement