Sukses

Hemodialisa Adalah Pengganti Cara Kerja Ginjal, Ini Prosedur dan Efek Sampingnya

Hemodialisa bekerja menghubungkan pembuluh darah pasien ke mesin pencuci darah untuk melakukan penyaringan darah.

Liputan6.com, Jakarta - Hemodialisa adalah prosedur medis yang penting untuk menggantikan fungsi ginjal dalam menyaring darah dari limbah, racun, dan sisa metabolisme tubuh. Prosedur ini biasanya diperlukan oleh pasien yang mengalami gangguan pada fungsi ginjal, seperti penderita gagal ginjal atau penyakit jantung kronis.

Hemodialisa bekerja dengan menghubungkan pembuluh darah pasien ke mesin pencuci darah, yang melakukan penyaringan darah melalui banyak filter tipis. Selama proses ini, darah pasien mengalir melalui filter, dan larutan dialisis mengalir di bagian luar filter, memungkinkan limbah dan racun dihilangkan dari darah.

Hemodialisa adalah prosedur yang memakan waktu dan memungkinkan munculnya beberapa efek samping, seperti kulit gatal dan kram otot. Akan tetapi, sebenarnya hemodialisa terbukti aman dan penting untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dengan gangguan ginjal.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang hemodialisa, prosedur, dan efek sampingnya, Selasa (18/7/2023).

2 dari 4 halaman

Pengganti Cara Kerja Ginjal

Hemodialisa, juga dikenal sebagai hemodialisis adalah terapi vital yang berfungsi untuk menggantikan peran ginjal dalam tubuh manusia. Siloam Hospitals menjelaskan fungsi utama hemodialisa adalah menyaring darah dari limbah, racun, dan sisa metabolisme yang dapat membahayakan kesehatan jika tidak dihilangkan.

Pasien yang membutuhkan terapi ini umumnya mengalami gangguan pada fungsi ginjal, seperti penderita gagal ginjal, penyakit jantung kronis, atau kondisi medis lain yang menyebabkan penurunan fungsi ginjal. Hemodialisa menjadi pilihan terapi yang penting ketika pasien gagal ginjal tidak memenuhi syarat untuk transplantasi ginjal, sehingga perlu dilakukan secara rutin untuk menjaga keseimbangan tubuh.

Proses hemodialisa sebagaimana dijelaskan RSUD Dr. R. Soetijono Blora, melibatkan penggunaan alat yang disebut hemodialyzer, yang berfungsi sebagai filter darah untuk menghilangkan limbah dan zat berbahaya lainnya. Pada dasarnya, hemodialisa dapat diartikan sebagai "cuci darah" karena prosedur ini membersihkan darah dari zat-zat beracun yang menumpuk akibat penurunan fungsi ginjal.

Hermina Hospitals menyebut durasi sesi hemodialisa bervariasi, namun secara umum, prosedur ini memakan waktu sekitar 4 jam per sesi dan diulang setidaknya 3 kali dalam seminggu. Proses hemodialisa biasanya dilakukan di klinik cuci darah atau rumah sakit dengan pengawasan tenaga medis yang terlatih.

Dilakukan Ketika Fungsi Ginjal Menurun 15 Persen

National Kidney Foundation merekomendasikan hemodialisis ketika fungsi ginjal telah menurun hingga mencapai 15 persen atau ketika seseorang mengalami gejala parah akibat penyakit ginjal, seperti sesak napas, kelelahan, kram otot, mual, atau muntah. Pada tahap ini, hemodialisa menjadi sangat penting untuk membantu organ ginjal melakukan tugasnya dan menjaga keseimbangan tubuh agar tetap sehat.

Meskipun hemodialisa adalah terapi yang sangat bermanfaat, prosedur ini juga dapat menimbulkan beberapa efek samping. Beberapa pasien mungkin mengalami kulit gatal dan kram otot setelah menjalani hemodialisis. Namun, manfaat yang diperoleh dari prosedur ini lebih besar dibandingkan risiko efek sampingnya, karena hemodialisa mampu meningkatkan kualitas hidup penderita gagal ginjal kronik.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menjelaskan bahwa lamanya sesi hemodialisa adalah berkisar antara 4 hingga 5 jam dan biasanya dilakukan sebanyak 2 kali dalam seminggu. Setiap sesi dilakukan dengan cermat oleh tenaga medis yang berpengalaman untuk memastikan efektivitas dan keamanan prosedur ini.

 

3 dari 4 halaman

Prosedur Hemodialisa Tersebut

Siloam Hospitals menjelaskan secara rinci tentang cara kerja yang kompleks dari prosedur hemodialisa, yang menjadi terapi penting bagi pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau kondisi medis lainnya yang mempengaruhi keseimbangan darah dan metabolisme tubuh.

1. Menghubungkan Aliran Darah ke Mesin

Proses ini dimulai dengan prosedur penghubungan aliran darah pasien ke mesin pencuci darah melalui pemasangan jarum ke dalam pembuluh darah. Hal ini memungkinkan darah dari tubuh pasien untuk dihubungkan dengan mesin dialisis guna memulai proses penyaringan.

2. Darah Disaring atau Difilter

Penting untuk dicatat bahwa dalam prosedur ini, darah yang masuk di satu ujung penyaring akan mengalami proses penyaringan melalui banyak filter yang sangat tipis, yang dirancang khusus untuk menangkap dan menghilangkan limbah, racun, dan zat-zat berbahaya lainnya yang ada dalam darah kotor. Setelah darah melewati filter ini, larutan dialisis yang berisi campuran air dan garam, yang berfungsi sebagai zat pengganti untuk mengoptimalkan keseimbangan elektrolit dalam tubuh, akan mengalir melalui bagian luar filter dengan arah berlawanan.

3. Pembuangan Limbah dan Zat-Zat Berbahaya

Dalam tahap berikutnya, limbah dan zat-zat berbahaya yang telah disaring dari darah akan dipindahkan ke dalam sistem pembuangan mesin dialisis, sehingga menghilangkan zat-zat tersebut dari tubuh pasien. Di sisi lain, darah yang telah melewati proses penyaringan dan telah dibersihkan dari limbah akan tetap berada dalam filter dan akan dialirkan kembali ke dalam tubuh pasien melalui pembuluh darah.

4. Harus Dilakukan Secara Rutin

Prosedur hemodialisa, sebagai bagian dari terapi penggantian ginjal, membutuhkan waktu yang tidak sedikit, yakni sekitar 4 jam per sesinya. Selain itu, penting untuk diingat prosedur ini harus dilakukan secara rutin, setidaknya dua sampai tiga sesi setiap minggu untuk memastikan bahwa darah terus dibersihkan dan keseimbangan elektrolit serta metabolisme tubuh tetap terjaga.

Layanan hemodialisa ini dapat diakses oleh pasien di rumah sakit atau klinik cuci darah, yang dilengkapi dengan fasilitas dan tenaga medis yang terlatih untuk memastikan keberhasilan dan kenyamanan prosedur tersebut.

 

4 dari 4 halaman

Efek Samping dari Hemodialisa

Meskipun hemodialisa adalah prosedur yang umumnya aman, namun tetap terdapat beberapa efek samping yang perlu diwaspadai dan diantisipasi. Salah satu efek samping yang umum terjadi adalah rasa gatal pada kulit dan kram otot.

Meskipun tidak menyebabkan dampak serius, efek tersebut dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi pasien. Selain itu, terdapat beberapa risiko dan efek samping lain yang perlu diperhatikan mengutip dari Siloam Hospitals.

1. Penurunan Tekanan Darah

Salah satunya adalah penurunan tekanan darah yang dapat terjadi selama atau setelah sesi hemodialisa. Pasien mungkin mengalami gejala hipotensi, seperti pusing, lemas, atau bahkan pingsan. Anemia juga dapat terjadi karena proses hemodialisa menghilangkan sejumlah kecil sel darah merah. Hal ini dapat menyebabkan kelelahan dan penurunan energi pada pasien.

2. Detak Jantung Tidak Normal

Detak jantung yang tidak normal juga merupakan efek samping yang perlu diwaspadai. Hemodialisa dapat mempengaruhi ritme jantung pasien dan menyebabkan aritmia atau gangguan irama jantung. Selain itu, risiko terjadinya gejala stroke juga harus diantisipasi, terutama pada pasien yang memiliki riwayat masalah sirkulasi atau penyakit pembuluh darah.

Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa prosedur hemodialisa umumnya aman dan jarang menimbulkan komplikasi serius. Setiap sesi hemodialisa juga dipantau dengan cermat oleh tenaga medis yang berpengalaman dan terlatih, sehingga risiko efek samping dapat diminimalkan.

Selain menjalani prosedur hemodialisa, pasien juga dapat meningkatkan keberhasilan terapi ini dengan mengadopsi gaya hidup sehat. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain menjaga kebersihan akses vaskular dengan membersihkannya menggunakan air hangat dan sabun secara teratur. Di antaranya:

  1. Pasien juga disarankan untuk mengurangi aktivitas fisik yang berat agar tubuh dapat pulih dengan baik setelah sesi hemodialisa.
  2. Rutin melakukan pemeriksaan dengan dokter juga sangat penting untuk memantau perkembangan kondisi pasien dan menangani setiap masalah yang mungkin timbul.
  3. Pasien juga perlu mengikuti anjuran diet sehat yang direkomendasikan untuk gagal ginjal, yang dapat membantu menjaga keseimbangan nutrisi dan mengurangi beban pada ginjal.
  4. Terakhir, penting bagi pasien untuk mengikuti instruksi yang diberikan oleh dokter terkait penggunaan obat-obatan yang diresepkan. Hal ini dapat membantu dalam mengontrol gejala dan menjaga kesehatan secara keseluruhan.

Mengambil tindakan pencegahan dan mengadopsi gaya hidup sehat, pasien dapat meningkatkan efektivitas prosedur hemodialisa dan menjaga keseimbangan tubuh dengan lebih baik. Penting bagi pasien untuk berkomunikasi dengan tim medis mereka untuk mendapatkan panduan dan dukungan yang diperlukan sepanjang perjalanan terapi hemodialisa.

Â