Liputan6.com, Jakarta Heuristik adalah ilmu yang terkait dengan kemampuan menemukan cara atau solusi baru untuk memecahkan masalah. Secara etimologi, heuristik berasal dari bahasa Yunani "heuriskein" yang berarti menemukan. Dalam konteks penelitian, heuristik merujuk pada sebuah metode untuk mengubah rutinitas dan mengatasi masalah dengan cara yang efektif dan baru.
Dalam konteks ilmu sejarah, heuristik adalah metode penelitian yang melibatkan pengumpulan informasi dari sumber-sumber sejarah melalui berbagai cara, seperti observasi, dokumentasi, dan wawancara. Penelitian dengan metode heuristik mencakup berbagai jenis data yang relevan dengan topik penelitian.
Heuristik adalah metode penelitian yang berfokus pada eksplorasi dan penjelajahan masalah. Dari serangkaian penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa heuristik adalah serangkaian tahapan dalam pengumpulan sumber-sumber dari berbagai jenis data penelitian sejarah.
Advertisement
Untuk memahami lebih dalam mengenai heuristik, simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (19/7/2023).
Apa yang dimaksud dengan heuristik?
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, heuristik adalah aturan sederhana dan efisien yang umum digunakan manusia untuk membentuk penilaian terhadap suatu hal dan bisa juga digunakan untuk membuat keputusan. Dalam konteks ilmu sejarah, heuristik adalah serangkaian tahapan dalam pengumpulan sumber-sumber dari berbagai jenis data penelitian sejarah.
Untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang heuristik, berikut adalah beberapa pandangan dari para ahli yang menjelaskan pengertiannya:
1. J. Rainer
Menurut J. Rainer, heuristik dapat dianggap sebagai sebuah teknik atau seni, bukan bagian dari sebuah ilmu. Rainer menambahkan bahwa heuristik bisa diinterpretasikan sebagai sebuah keterampilan yang digunakan untuk menemukan informasi, meninjau bibliografi, dan juga dapat digunakan untuk memperbaiki catatan-catatan yang ada.
2. Carrad
Pendapat yang serupa diungkapkan oleh Carrad, yang menyatakan bahwa heuristik adalah langkah awal yang digunakan untuk memperoleh sumber, data, dan materi yang relevan dengan sejarah untuk digunakan dalam kegiatan yang sedang atau akan dilakukan.
3. Dudung Abdurahman
Menurut Dudung Abdurahman (1990), metode heuristik adalah teknik penelitian yang digunakan dalam historiografi melalui keterampilan dalam menemukan, mendetailkan, dan mengenali topik tertentu dengan menggunakan catatan-catatan kecil.
4. Sjamsudin
Sjamsudin mengungkapkan bahwa heuristik adalah langkah awal yang digunakan dalam penelitian sejarah untuk mendapatkan data penelitian.
Advertisement
Strategi Heuristik dalam Sejarah
Heuristik adalah metode yang sebenarnya tidak hanya digunakan dalam kegiatan penelitian saja, melainkan juga diterapkan dalam proses pembelajaran. Saat digunakan dalam konteks pembelajaran, guru atau dosen dapat memilih salah satu dari dua strategi heuristik berikut:
1. Discovery (Penemuan)
Strategi pertama adalah discovery atau penemuan, yaitu suatu pendekatan pengajaran yang menekankan pembelajaran individual sebelum mencapai generalisasi (Suryosubroto). Dalam metode ini, seorang pengajar fokus pada setiap peserta didik untuk memahami masalah-masalah mereka dalam belajar dan memastikan bahwa materi pembelajaran diserap dengan baik.
Dalam konteks penelitian sejarah, metode discovery melibatkan proses penemuan sumber-sumber sejarah dengan melakukan pencarian yang relevan. Misalnya, pencarian peninggalan sejarah di perpustakaan untuk mendapatkan sumber berupa naskah.
2. Inquiry (Penyelidikan)
Dalam konteks pembelajaran, metode inquiry adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan aktivitas siswa dalam berpikir secara kritis dan analitis (Wina Sanjaya).
Dalam konteks penelitian sejarah, metode inquiry melibatkan proses penyelidikan untuk mendapatkan sumber-sumber yang valid. Ini dapat dilakukan melalui pengumpulan berbagai sumber data, melakukan wawancara, dan metode lainnya.
Jenis-Jenis Heuristik Berdasarkan Sifatnya dalam Sejarah
Dalam penggunaannya, heuristik dapat dibagi menjadi dua jenis berdasarkan sifatnya. Berikut penjelasan rinci mengenai keduanya:
1. Sumber Primer
Jenis heuristik pertama adalah sumber primer, yang terdiri dari serangkaian sumber sejarah yang diperoleh secara langsung dari pelaku atau individu yang mengalami peristiwa sejarah tersebut.
Misalnya, dalam menyusun biografi seseorang, dapat dilakukan wawancara langsung dengan tokoh tersebut. Data yang diperoleh dari wawancara dengan pelaku langsung termasuk dalam kategori sumber primer.
Sumber primer tidak hanya terbatas pada hasil wawancara dengan pelaku langsung, tetapi juga dapat meliputi sumber-sumber valid seperti foto (yang menunjukkan bukti kunjungan ke suatu tempat), naskah, catatan harian (agenda, buku harian, dan sejenisnya), video, dan lain sebagainya.
2. Sumber Sekunder
Jenis kedua adalah sumber sekunder, yang terdiri dari serangkaian sumber sejarah yang diperoleh bukan dari pelaku langsung atau individu yang mengalami peristiwa sejarah, tetapi dari orang lain yang memiliki keterlibatan dekat, ikut langsung dalam peristiwa tersebut, atau memiliki hubungan keluarga dengan pelaku.
Semua sumber data yang diberikan oleh individu selain mereka yang secara langsung mengalami peristiwa sejarah masuk dalam kategori sumber sekunder. Misalnya, dalam menulis biografi seseorang yang sudah meninggal, tidak mungkin dilakukan wawancara langsung. Sebagai gantinya, dapat dilakukan wawancara dengan anggota keluarga, sahabat dekat, dan sumber sejarah lainnya yang terkait dengan tokoh tersebut.
Sumber sekunder juga dapat berupa laporan hasil penelitian, ensiklopedia, catatan lapangan peneliti, buku-buku, dan lain sebagainya. Dengan demikian, sumber sekunder memiliki beragam bentuk dan dapat dimanfaatkan jika terbukti valid.
Advertisement
Heuristik Berdasarkan Bentuk Sumber Sejarah
Jenis heuristik juga dapat dibagi berdasarkan bentuk sumber sejarah yang digunakan, dan terdiri dari tiga jenis, yaitu:
1. Sumber Tertulis
Jenis ini melibatkan sumber sejarah yang memiliki bentuk tertulis, seperti buku catatan harian tokoh, naskah perjanjian, notulen, dan sejenisnya.
2. Sumber Lisan
Jenis ini melibatkan sumber sejarah yang diperoleh secara lisan, baik melalui wawancara dengan tokoh, anggota keluarga tokoh, atau mendengarkan cerita dari masyarakat yang tinggal di lokasi bersejarah yang sedang diteliti.
3. Benda Peninggalan
Jenis ini melibatkan sumber data sejarah yang diperoleh dari benda-benda peninggalan sejarah dengan bentuk dan jenis tertentu. Contohnya, artefak seperti keramik kuno, tulang belulang, dan objek lainnya.
Dengan menggunakan heuristik berdasarkan bentuk sumber sejarah ini, para peneliti dapat mengumpulkan dan memanfaatkan sumber-sumber yang berbeda untuk memperoleh pemahaman yang lebih lengkap tentang sejarah.