Liputan6.com, Jakarta - Humanisme adalah suatu pandangan atau paham filsafat yang menempatkan manusia sebagai fokus utama dalam berbagai aspek kehidupan. Konsep ini menghargai nilai-nilai kemanusiaan dan mengutamakan sifat-sifat manusiawi serta potensi unik yang dimiliki setiap individu. Pemahaman humanisme menekankan pentingnya menghargai martabat manusia, mengutamakan empati, toleransi, dan rasa keadilan dalam interaksi sosial.
Baca Juga
Advertisement
Dalam lingkup pendidikan, humanisme adalah berperan penting dalam pendekatan pembelajaran yang memfokuskan perhatian pada pengembangan pribadi dan intelektual siswa. Pendekatan humanistik dalam pendidikan berupaya menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan alamiah siswa, memberikan kebebasan untuk bereksplorasi, dan mendorong penerimaan diri. Hal ini diharapkan dapat memicu motivasi belajar dan membantu siswa meraih potensi terbaiknya secara holistik.
Selain itu, humanisme adalah landasan bagi pengembangan nilai-nilai sosial yang lebih inklusif dan menjunjung tinggi persamaan hak asasi manusia. Paham ini menekankan pemahaman dan toleransi terhadap perbedaan individu, serta mengajak untuk mencari solusi berdasarkan dialog dan kerjasama dalam menangani permasalahan sosial. Humanisme menjadi landasan moral bagi masyarakat yang berorientasi pada kemajuan dan kesejahteraan bersama. Simak penjelasan lengkapnya.
Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang humanisme dan prinsip-prinsip mempelajarinya, Kamis (20/7/2023).
Teori Kedudukan Manusia
Humanisme adalah suatu pandangan atau paham filsafat yang berpusat pada nilai dan kedudukan manusia, dengan mengutamakan sifat-sifat manusiawi atau sesuai dengan kodrat manusia. Universitas Katolik Soegijapranata menjelaskan kata "Humanisme" berasal dari bahasa Latin "humanus" yang memiliki akar kata "homo," yang berarti manusia.
Universitas Gajah Mada juga menjelaskan humanisme adalah sebuah paham filsafat yang memiliki objek utama, yaitu sifat hakiki manusia beserta batas-batas dan kecenderungan alamiahnya. Dalam pandangan ini, manusia menjadi pusat perhatian dan penilaian dalam berbagai hal, termasuk dalam pemahaman tentang hakikat manusia dan keterbatasan serta kecenderungan alamiahnya.
Sejalan dengan itu, humanisme memiliki anggapan bahwa manusia merupakan objek yang paling penting. Dalam pandangan ini, hierarki tingkatan manusia menjadi hal yang penting, dan setiap individu memiliki keinginan dan potensi sesuai dengan kapasitasnya masing-masing.
Teori humanisme yang dijelaskan oleh BINUS University, bahwa setiap teori belajar dapat dimanfaatkan selama tujuannya adalah untuk memanusiakan manusia. Dalam hal ini, tujuan utama belajar teori humanisme adalah mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri, dan realisasi diri secara optimal melalui proses pembelajaran.
Bapak Humanisme
Sejarah humanisme berhubungan dengan tokoh-tokoh penting seperti Francesco Petrarca, seorang cendekiawan dan penyair Italia. Ia adalah salah satu humanis terawal yang sering disebut "Bapak Humanisme." Pengaruhnya dalam menciptakan model bahasa Italia modern sangat penting melalui karyanya, yang diadopsi oleh Pietro Bembo pada abad ke-16.
Lebih lanjut, Humanisme juga disebut suatu gerakan dengan tujuan menempatkan manusia pada posisi kemanusiaan yang sebenarnya. Sementara humanistik adalah suatu teori dalam aliran psikologi yang menganggap manusia sebagai makhluk unik yang mencari makna hidup. Dalam hal ini, pandangan humanistik lebih menekankan pada eksplorasi dan pengembangan potensi manusia serta pencarian akan makna hidup mereka.
BINUS University menjelaskan pandangan humanisme adalah berkembang sejak masa Yunani klasik, di mana perspektifnya berangkat dari pertimbangan-pertimbangan kodrati tentang manusia. Kemudian, pada Abad Pertengahan, pandangan humanisme berakar dari keyakinan dasar tentang manusia sebagai makhluk kodrati dan adikodrati.
Â
Advertisement
Prinsip Belajar Humanisme
Universitas Pahlawan menguraikan prinsip-prinsip belajar teori humanisme atau humanistik yang menjadi dasar dalam pendekatan pembelajaran yang berpusat pada individu dan penguatan potensi manusia. Prinsip-prinsip ini menekankan pengertian bahwa setiap individu memiliki kecenderungan dan keinginan untuk belajar secara alami, dan pembelajaran yang bermakna dan relevan bagi dirinya akan lebih efektif.
1. Manusia mempunyai naluri belajar alami
Prinsip pertama Teori Belajar Humanistik menggarisbawahi bahwa manusia secara alami cenderung untuk belajar dan berkembang. Sifat belajar ini merupakan bagian integral dari kodrat manusia sebagai makhluk sosial dan adaptif. Dalam hal ini, manusia memiliki dorongan intrinsik yang mendorong mereka untuk terus mencari pengetahuan dan memahami lingkungan sekitar. Pendekatan humanistik menekankan bahwa keinginan untuk belajar dan mengembangkan diri berasal dari dalam diri manusia, bukan dipaksakan dari luar.
Proses belajar alami ini dapat diperkuat melalui lingkungan yang mendukung, di mana individu merasa aman dan dihargai, serta memiliki kebebasan untuk mengeksplorasi potensi dan minat pribadi. Dalam pembelajaran humanistik, peran guru atau fasilitator adalah untuk menciptakan lingkungan yang memfasilitasi perkembangan alamiah siswa melalui interaksi yang positif dan membina kepercayaan diri.
2. Belajar signifikan terjadi apabila materi pelajaran dirasakan memiliki relevansi dengan maksud tertentu
Prinsip kedua Teori Belajar Humanistik menekankan pentingnya signifikansi dan relevansi materi pelajaran dalam proses pembelajaran. Ketika siswa melihat hubungan antara materi yang dipelajari dengan pengalaman hidup mereka, mereka akan lebih termotivasi untuk belajar dan memahami dengan lebih baik. Dalam hal ini, pembelajaran menjadi lebih bermakna karena siswa merasakan adanya tujuan yang jelas dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru.
Oleh karena itu, pendekatan humanistik mendorong guru untuk menciptakan pengalaman pembelajaran yang kontekstual dan relevan dengan kehidupan siswa. Guru dapat menggunakan studi kasus, diskusi kelompok, atau proyek berbasis masalah untuk membantu siswa melihat bagaimana materi pelajaran dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari atau dalam memecahkan masalah nyata.
3. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya
Prinsip ketiga Teori Belajar Humanistik menitikberatkan pada perubahan persepsi diri sebagai hasil dari proses belajar. Dalam pendekatan humanistik, belajar tidak hanya tentang memperoleh informasi baru, tetapi juga mengenai pemahaman dan penerimaan diri sendiri sebagai individu yang unik. Proses ini melibatkan refleksi diri, kesadaran atas potensi dan kelemahan, serta pengakuan akan perubahan yang terjadi.
Pentingnya perubahan dalam persepsi diri ini mendorong guru untuk mengadopsi pendekatan yang memberdayakan siswa dalam mengambil tanggung jawab atas belajar mereka sendiri. Guru menjadi fasilitator yang membantu siswa untuk merenung tentang kemajuan mereka, mengeksplorasi minat dan tujuan pribadi mereka, serta membangun rasa percaya diri dalam menghadapi tantangan.