Sukses

IHSG Adalah Indeks Harga Saham Gabungan, Ketahui Fungsi, Jenis dan Perhitungannya

IHSG adalah indeks saham yang mencerminkan kinerja pasar saham Indonesia secara keseluruhan

Liputan6.com, Jakarta IHSG adalah singkatan dari "Indeks Harga Saham Gabungan," yang merupakan indeks saham utama di Indonesia. Indeks ini mengukur pergerakan harga saham dari sejumlah perusahaan, yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange (IDX). IHSG digunakan sebagai tolok ukur kinerja dan sentimen pasar saham secara keseluruhan di Indonesia.

Secara lebih teknis, IHSG adalah indeks saham tertimbang (weighted index), yang diperbaharui secara reguler dan dihitung berdasarkan pergerakan harga saham, dari saham-saham yang masuk dalam kriteria tertentu. Perusahaan yang termasuk dalam perhitungan IHSG biasanya dipilih berdasarkan likuiditas, kapitalisasi pasar, dan aktivitas perdagangan sahamnya. 

IHSG adalah indeks yang mencerminkan perubahan nilai gabungan, dan telah menjadi indikator penting yang digunakan oleh para investor, analis keuangan, dan pelaku pasar untuk mengukur performa pasar saham Indonesia dan meramalkan arah trennya.

Penting untuk diingat bahwa IHSG hanyalah satu dari beberapa indeks saham yang ada di Indonesia. Ada juga indeks-indeks lain yang mengukur kinerja saham dari sektor-sektor tertentu atau perusahaan-perusahaan dengan kriteria khusus. Berikut ini fungsi IHSG yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (20/7/2023). 

2 dari 4 halaman

Fungsi

1. Tolok Ukur Kinerja Pasar Saham

IHSG berfungsi sebagai tolok ukur untuk melihat apakah pasar saham Indonesia sedang mengalami kenaikan, atau penurunan dalam jangka waktu tertentu. Nilai IHSG yang naik menunjukkan kinerja positif pasar saham, sementara penurunan nilai IHSG dapat menandakan kondisi pasar yang kurang baik. Kinerja pasar saham yang tercermin dalam IHSG juga memberikan gambaran, tentang bagaimana investor merespons berbagai peristiwa dan sentimen ekonomi saat itu.

2. Acuan untuk Investasi

Para investor menggunakan IHSG sebagai acuan, untuk mengambil keputusan investasi. Ketika nilai IHSG meningkat, investor cenderung lebih percaya diri untuk berinvestasi di pasar saham karena mereka berharap mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga saham. Sebaliknya, penurunan IHSG mungkin dapat memicu tindakan jual oleh para investor untuk menghindari potensi kerugian lebih lanjut.

3. Indikator Sentimen Pasar

Pergerakan IHSG juga mencerminkan sentimen, dan keyakinan para investor terhadap kondisi ekonomi dan politik di Indonesia. Jika IHSG naik, itu dapat menunjukkan optimisme investor terhadap prospek ekonomi negara. Di sisi lain, penurunan IHSG dapat menandakan adanya kekhawatiran atau ketidakpastian di pasar. Sentimen pasar ini dapat berdampak pada tingkat investasi, dan aktivitas perdagangan di pasar saham.

4. Pengukur Stabilitas Ekonomi

Kinerja IHSG juga dapat dijadikan indikator stabilitas ekonomi suatu negara. Jika IHSG menunjukkan tren positif dalam jangka waktu yang panjang, ini dapat diartikan sebagai indikasi bahwa perekonomian Indonesia cenderung stabil dan berpotensi tumbuh. Perkembangan ekonomi yang stabil dan kuat akan memperkuat keyakinan investor, dan meningkatkan daya tarik pasar saham Indonesia.

5. Perencanaan Keuangan

Bagi individu atau perusahaan yang ingin memanfaatkan pasar saham sebagai bagian dari perencanaan keuangan mereka, memahami IHSG menjadi sangat penting. Memantau pergerakan IHSG dan kinerja pasar saham membantu dalam merencanakan investasi jangka panjang, dan mencapai tujuan keuangan lainnya. Pengelolaan portofolio yang tepat berdasarkan perubahan IHSG dapat membantu mencapai diversifikasi yang efektif dan mengurangi risiko investasi.

6. Indikator Ekonomi Makro

Pergerakan IHSG juga dapat menjadi indikator ekonomi makro. dalam hal bagaimana pasar saham merespons kebijakan pemerintah, peristiwa internasional, atau perubahan dalam kondisi ekonomi dan politik secara keseluruhan. Fluktuasi IHSG dapat memberikan petunjuk tentang dampak dari kebijakan moneter dan fiskal, kondisi perdagangan global, atau perkembangan geopolitik terhadap perekonomian Indonesia.

3 dari 4 halaman

Jenis

1. Indeks Harga Saham Sektoral

Indeks Harga Saham Sektoral (IHSS) adalah jenis indeks saham yang mencerminkan pergerakan harga saham dari perusahaan-perusahaan, yang beroperasi di sektor-sektor ekonomi tertentu. IHSS dibuat untuk memberikan gambaran tentang performa, dan tren dari sektor-sektor khusus dalam pasar saham. Setiap IHSS terdiri dari saham-saham dari perusahaan yang bergerak di sektor yang sama, sehingga investor dapat memantau dan menganalisis kinerja sektor tersebut secara terpisah dari pasar saham secara keseluruhan.

IHSS biasanya dibuat dengan memilih saham-saham dari sektor yang relevan dan berdampak signifikan terhadap ekonomi atau pasar saham. Contoh sektor-sektor yang sering diwakili oleh IHSS meliputi sektor infrastruktur, pertanian, properti, keuangan, konstruksi, konsumsi, manufaktur, dan pertambangan.

2. Indeks Syariah

Indeks Saham Syariah, adalah jenis indeks saham yang mencakup saham-saham, dari perusahaan yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Indeks ini diatur berdasarkan panduan dan prinsip syariah yang meliputi larangan terhadap kegiatan bisnis tertentu, seperti riba (bunga), perjudian, alkohol, dan industri yang dianggap tidak etis menurut ajaran Islam.

3. IHSG BUMN

IHSG BUMN adalah singkatan dari "Indeks Harga Saham Gabungan Badan Usaha Milik Negara." Indeks ini mencerminkan pergerakan harga saham, dari perusahaan-perusahaan yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia. BUMN adalah perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah atau negara dan beroperasi dalam berbagai sektor industri, termasuk energi, pertambangan, perbankan, telekomunikasi, transportasi, dan banyak lagi.

IHSG BUMN berfungsi sebagai indikator khusus, untuk mengukur performa saham-saham BUMN di pasar saham Indonesia. Saham-saham BUMN yang masuk dalam perhitungan IHSG BUMN dipilih berdasarkan kriteria tertentu, seperti likuiditas dan kapitalisasi pasar. Indeks ini memberikan gambaran tentang pergerakan harga saham dari saham-saham BUMN yang diperdagangkan di bursa efek.

 

4 dari 4 halaman

Perhitungannya

Membaca tren pergerakan IHSG adalah penting untuk menentukan keputusan-keputusan dalam berinvestasi saham. Dengan pergerakan itu, Anda bisa mengetahui kapan waktu yang tepat untuk membeli dan kapan waktu yang tepat untuk menjual saham.  Secara metodologi, perhitungan IHSG adalah sama dengan cara menghitung indeks bursa saham lainnya di seluruh dunia, yaitu menggunakan rata-rata berimbang berdasarkan jumlah saham di bursa atau Market Value Weighted Average Index.

Rumus Indeks Harga Saham Gabungan yaitu:

Indeks = (Nilai Pasar / Nilai Dasar) x 100Keterangan:

- Nilai Dasar yaitu kumulatif jumlah saham pada hari dasar dikali dengan harga pada hari dasar.

- Nilai Pasar yaitu kumulatif jumlah saham yang tercatat dikali dengan harga pasar.

Berikut ini cara mencari nilai pasar: 

Rumus Nilai Pasar : Nilai Pasar = p₁q₁ + p₂q₂ + … + piqi + pnqn

Keterangan: 

- p = harga yang terjadi untuk emiten ke-i.

- q = jumlah saham yang digunakan untuk penghitungan indeks untuk emiten ke-i.

- n = jumlah emiten yang tercatat di bursa efek.  

Perhitungan IHSG didasarkan pada pergerakan harga saham dari sejumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berikut adalah langkah-langkah umum yang digunakan dalam perhitungan IHSG:

  1. Pemilihan saham-saham yang masuk dalam perhitungan IHSG biasanya berdasarkan likuiditas (volume perdagangan tinggi) dan kapitalisasi pasar (nilai total saham yang beredar).
  2. Setelah saham-saham yang akan dimasukkan dalam IHSG dipilih, langkah selanjutnya adalah menentukan bobot (weight) masing-masing saham.
  3. Bobot saham dihitung berdasarkan kapitalisasi pasar saham tersebut. Semakin besar kapitalisasi pasarnya, semakin tinggi bobotnya dalam perhitungan IHSG.
  4. Harga relatif adalah harga saham pada saat tertentu dibandingkan dengan harga saham pada periode sebelumnya.
  5. Perhitungan harga relatif digunakan untuk mengukur perubahan harga saham dari masing-masing saham yang masuk dalam IHSG.
  6. Setelah mendapatkan harga relatif dari setiap saham, langkah selanjutnya adalah menghitung indeks harga relatif (Relative Price Index).
  7. Indeks harga relatif adalah angka yang menunjukkan perubahan harga saham dalam indeks dari periode sebelumnya.