Liputan6.com, Jakarta Seorang perempuan dengan pertumbuhan bulu badan yang tidak biasa membagikan kisahnya. Rose Geil, 31 tahun, mengalami sindrom ovarium polikistik yang menyebabkan pertumbuhan rambut berlebih di tubuhnya.
Selama bertahun-tahun Rose berusaha untuk menjaga penampilannya seperti perempuan pada umumnya. Ia menghilangkan bulu yang tumbuh di badannya dengan perawatan laser profesional, waxing, mencabut dengan pinset, dan menggunting bulu yang tumbuh di wajahnya. Rose bahkan membeli pinset mahal untuk menjaga tubuhnya bebas dari bulu.
Namun, setelah 25 tahun Rose memutuskan untuk berhenti menghilangkan bulu-bulu di tubuhnya. Berikut kisah Rose Geil, wanita dengan bulu badan lebat yang Liputan6.com rangkum dari laman yourtango.com, Kamis (20/7/2023).
Advertisement
Proses Penerimaan Diri
Tidak peduli seberapa teliti Rose dalam menghilangkan tiap helai rambut yang ada di tubuhnya, pasti ada saja helai bulu yang tampak setiap pulang dari pesta atau pertunjukan. Proses menghilangkan rambut ini memakan banyak waktu, uang, dan energi yang terasa sangat melelahkan bagi Rose.
Rose Geil, telah mengalami sindrom ovarium polikistik sejak usia 13 tahun. Dia memiliki banyak rambut di wajahnya sehingga dia terpaksa mencukurnya setiap hari karena obat-obatan tidak membantu mengatasi gejalanya. Jika ditotal, Rose telah menghabiskan sekitar 25 tahun menggunakan pisau cukur pada wajahnya. Setiap hari, dia merasa kesakitan saat mencukur wajahnya, yang kadang harus dilakukan lebih dari sekali.
Akhirnya Rose memutuskan untuk berhenti mencukur. Sekarang, dia menjadi seorang wanita dengan jenggot dan dia merasa bahagia dengan keputusannya.
Rose tampil di acara di TV nasional Inggris, This Morning, dan menceritakan pengalamannya tumbuh dewasa dengan kondisi ini, serta bagaimana kondisi tersebut membuatnya takut untuk mengekspresikan kepribadiannya yang sejati.
"Dulu, saya tidak bisa menjadi diri saya yang sebenarnya. Daripada diolok-olok, saya lebih memilih bersembunyi. Ketika masih kecil, saya bahkan tidak sepenuhnya berpartisipasi di sekolah karena perasaan ini. Saya bahkan selalu mengenakan pakaian dengan leher tinggi dan lengan panjang untuk menyembunyikan masalah saya," katanya kepada pembawa acara.
Namun, alih-alih mendapat kritik dari orang-orang jahat di internet, Rose justru mendapatkan dukungan dan dia merasa terbantu oleh media sosial yang membantunya untuk berhenti mencukur dan membiarkan kepribadiannya "bersinar."
Setelah dia mulai membagikan foto-foto dirinya di Facebook dan media sosial lainnya, dia dengan cepat menemukan kelompok yang mendukungnya.
"Sebelum punya jenggot, saya sudah mengikuti beberapa akun milik wanita dengan jenggot atau orang lain yang tidak terikat oleh tampilan atau peran gender yang biasa," kata Rose.
"Inspirasi itu ada, dan itu adalah hal yang indah."
Menjadi berbeda dan tidak mengikuti standar kecantikan masyarakat adalah hal yang sangat berani. Perbedaan kita seharusnya dirayakan, dan sangat menyenangkan mengetahui bahwa banyak orang yang mendukung Rose dan memberinya semangat.
Dia berhak melakukan apa pun yang membuatnya merasa nyaman dan percaya diri. Rose Geil adalah seorang wanita yang bahagia dengan jenggotnya.
Advertisement