Penelitian Ungkap Ada yang Lebih Memotivasi daripada Uang, Benarkah?

Dalam kehidupan masyarakat Amerika pada umumnya, jika ada yang membantu pindah rumah, biasanya orang yang dibantu akan memberikan pizza dan bir sebagai bentuk terima kasih. Pada  pesta ulang tahun anak-anak atau setelah pertandingan olahraga, biasanya juga ada pizza. Selain itu, ketika mengundang teman-teman untuk menonton Super Bowl atau Academy Awards, pizza sering menjadi hidangan yang disajikan.

Pizza adalah pilihan yang terjangkau untuk memberi makan banyak orang. Selain itu, pizzeria biasanya menyediakan layanan pengiriman, sehingga tidak perlu repot pergi ke tempat restoran untuk mendapatkannya. Tersedia pula berbagai jenis pizza, dari yang banyak topping hingga yang hanya menggunakan keju. Rasanya selalu memuaskan dan lezat.

Kelebihan pizza adalah bisa dinikmati sendiri maupun dapat dibagikan kepada sekelompok besar orang. Namun, apakah pizza menjadi alat mitivasi yang baik dalam pekerjaan?

Menurut profesor dari Universitas Duke bernama Dan Ariely, yang juga merupakan penulis buku "Payoff: The Hidden Logic That Shapes Our Motivations", jawabannya adalah ya!

Pada tahun 2016, dia melakukan eksperimen di sebuah pabrik di Israel. Hasilnya menunjukkan bahwa memberikan pizza gratis sebagai hadiah dapat meningkatkan produktivitas karyawan sebesar 6,7%!

Dalam eksperimennya, tiga perempat pekerja pabrik diberikan tiga jenis pesan pada awal minggu kerja. Pesan-pesan tersebut menawarkan hadiah yang berbeda jika pekerja berhasil menyelesaikan pekerjaan mereka, yaitu memproduksi sejumlah chip komputer per hari. Pekerja yang tidak menerima pesan atau tawaran bonus menjadi kelompok kontrol untuk membandingkan hasilnya. 

Hadiah-hadiah tersebut mencakup bonus uang tunai, pujian dari atasan yang jarang diberikan, atau voucher untuk pizza gratis. Setelah hari pertama, pizza terbukti menjadi motivator teratas dan pujian dari atasan (pesan teks yang berbunyi, "Kerja bagus!") berada di urutan kedua dengan efek yang hampir sama.

Sangat mengejutkan mengetahui bahwa bonus uang tunai menjadi motivator yang paling buruk. Bonus uang tunai tersebut memang tidak terlalu besar, hanya sekitar $30, dan hanya meningkatkan produktivitas sebesar 4,9% dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Pada hari kedua, mereka yang mendapatkan bonus uang tunai justru kinerjanya lebih buruk dari kelompok kontrol. Meskipun kondisinya membaik dalam beberapa hari berikutnya, namun selama seminggu, produktivitas yang dihasilkan dari pizza dan pujian juga melambat.

Pada akhir minggu, tingkat produktivitas mereka mendekati kelompok kontrol yang tidak mendapatkan insentif sama sekali. Jika hadiahnya bukan hanya voucher untuk pizza, tetapi pizza langsung diantar ke rumah pekerja, menurut Ariely hasilnya akan lebih baik lagi.

Ariely menyatakan, "Dengan cara ini ... kita tidak hanya memberikan mereka hadiah berupa pizza, tetapi juga membuat mereka menjadi pahlawan di mata keluarga mereka."

Jadi, penting sekali untuk memberikan penghargaan dan apresiasi kepada para pekerja. Terutama di masa sekarang yang serba virtual, hal tersebut menjadi lebih sulit dilakukan. 

Bagaimana perusahaan Anda atau bagaimana Anda memberikan motivasi kepada karyawan? Pokoknya, jangan pernah meremehkan kekuatan pizza gratis lagi!