Liputan6.com, Jakarta Makam Maulana Malik Ibrahim mungkin belum diketahui tempatnya oleh sebagian orang. Maulana Malik Ibrahim sendiri adalah satu di antara beberapa Wali Songo yang menyebarkan agama Islam di Indonesia, yaitu pada abad XV dan XVI.
Wali Songo memiliki arti sembilan wali dan dijuluki oleh masyarakat Jawa dengan nama Sunan atau Susuhunan. Kata Sunan atau Susuhunan berasal dari kata suhun-kasuhun-sinuhun berarti yang dijunjung tinggi atau dijunjung di atas kepala, juga bermakna paduka yang mulia.
Makam Maulana Malik Ibrahim ada di Gresik. Beliau dikenal juga sebagai wali songo dengan sebutan Sunan Gresik. Nama tersebut diberikan karena ia bermukim di Gresik dan menyiarkan ajaran Islam dari daerah ini. Sunan Gresik juga dimakamkan di desa Gapura di Kota Gresik.
Advertisement
Berikut Liputan6.com rangkum dari laman Kemdikbud dan berbagai sumber lainnya, Senin (24/7/2023) tentang makam Maulana Malik Ibrahim.
Makam Maulana Malik Ibrahim
Makam Maulana Malik Ibrahim terletak di jantung kota Gresik, tepatnya di Jalan Malik Ibrahim, di Desa Gapuro Sukolilo. Makam Maulana Malik Ibrahim ini hanya berjarak 200 m dari alun-alun kota Gresik, sehingga sangat mudah dijangkau dengan transportasi umum. Komplek makam Maulana Malik Ibrahim dikelilingi oleh pemakaman keluarga dan umum. Selain itu, di sebelah barat kompleks makam terdapat makam Bupati Gresik yang pertama yaitu Raden Pusponegoro beserta keluarga.
Bangunan makam Makam Maulana Malik Ibrahim memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan dengan makam yang lainnya sehingga mempunyai daya tarik mempesona bagi wisatawan. Hal ini dapat dilihat dari bahan batu nisan dan gaya tulisan arab yang terdapat pada makam. Batu nisan bergaya nisan Gujarat, serta model tulisan arabnya banyak dijumpai di negeri Gujarat. Peninggalan-peninggalan Maulana Malik Ibrahim antara lain Masjid Pasucinan di Desa Leran dan Langgar di Pondok Pesantren di Desa Jawa (Sekarang Kelurahan Kemuteran Kota Gresik).
Beliau wafat tanggal 12 Rabiul Awal 822 h (1419 m), yang selanjutnya setiap tanggal tersebut diperingati dengan acara Haul yang diikuti jemaah lokal dan regional maupun nusantara. Makam Maulana Malik Ibrahim sebagai tokoh Penyebar Agama Islam yang pertama di Jawa ini setiap hari didatangi peziarah bukan saja dari dalam negeri tetapi juga dari luar negeri, setiap tahun tidak kurang 850.000 orang peziarah yang datang ke makam Maulana Malik Ibrahim.
Advertisement
Sejarah Maulana Malik Ibrahim
Syech Maulana Malik Ibrahim dikenal pula dengan sebutan Maulana Maghribi, Syeck Maghribi. Dalam deretan nama-nama Sunan/Wali di Jawa Beliau adalah wali tertu. Datang di Jawa untuk menyebarkan Agama Islam pada zaman Majapahit (TH. 1379 M).
Sunan Maulana Malik Ibrahim lebih dikenal dengan nama Sunan Gresik, dan merupakan keturunan Ali Zainal Abidin, cicit Nabi Muhammad SAW. Sunan Maulana Malik Ibrahim bermukim di Gresik untuk menyiarkan ajaran Islam hingga akhir hayatnya pada tanggal 12 Rabiul awwal 822 H, bertepatan dengan 8 April 1419 M, dan dimakamkan di desa Gapura kota Gresik.
Ada perbedaan pendapat terkait asal usul Sunan Maulana Malik Ibrahim ini, ada pendapat yang menyatakan ia berasal dari Turki dan ada pendapat lain menyatakan berasal dari Kashan sebuah tempat di Persia (Iran) sebagaimana tercatat pada prasasti makamnya.
Sunan Maulana Malik Ibrahim adalah seorang ahli tata negara yang menjadi penasehat raja, guru para pangeran, dan juga dermawan terhadap fakir miskin. Makamnya banyak diziarahi masyarakat hingga sekarang. Sunan Maulana Malik Ibrahim dianggap sebagai penyiar Islam pertama di tanah Jawa, sehingga dianggap sebagai Ayah dari Wali Songo.
Nama-Nama Wali Songo Lainnya
1. Sunan Ampel atau Raden Rahmat
Selain Sunan Maulana Malik Ibrahim, ada pula Sunan Ampel atau Raden Rahmat. Sunan Ampel wafat pada tahun 1406M. Beliau dimakamkan di Kompleks Masjid Ampel, Surabaya. Sampai sekarang makam beliau banyak dikunjungi peziarah dari berbagai daerah diseluruh pelosok Indonesia.
2. Sunan Bonang atau Makhdum Ibrahim
Sunan Bonang merupakan putra Sunan Ampel dari istri yang bernama Dewi Candrawati. Sunan Bonang dikenal sebagai ahli Ilmu Kalam dan Ilmu Tauhid. Maulana Makhdum Ibrahim banyak belajar di Pasai, kemudian sekembalinya dari Pasai, Maulana Makhdum Ibrahim mendirikan pesantren di daerah Tuban. Sunan Bonang meninggal pada tahun 1525 dan dimakamkan di Tuban, daerah pesisir utara Jawa yang menjadi basis perjuangan dakwahnya.
3. Sunan Kalijaga atau Raden Syahid
Sunan Kalijaga mempunyai nama kecil Raden Sahid, beliau juga dijuluki Syekh Malaya. Sunan Kalijaga merupakan salah satu Wali Songo yang asli orang Jawa. Sunan Kalijaga meninggal pada pertengahan abad XV dan makamnya ada di desa Kadilangu, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
4. Sunan Giri atau Raden ‘Ainul Yaqin
Sunan Giri atau Raden ’Ainul Yaqin merupakan putra dari Syekh Maulana Ishaq (murid Sunan Ampel). Sunan Giri yang dikenal juga dengan nama Raden Paku, menimba ilmu di Pesantren Ampel Denta (Surabaya) milik Sunan Ampel. Sunan Giri meninggal sekitar awal abad ke-16, makam beliau ada di Bukit Giri, Gresik.
5. Sunan Drajad atau Raden Qasim
Sunan Drajad atau Raden Qasim berdakwah di daerah Drajad kecamatan Paciran Lamongan. Ia merupakan putra Sunan Ampel dari istri kedua yang bernama Dewi Candrawati, dan bersaudara dengan Raden Maulana Makdum Ibrahim (Sunan Bonang).
6. Sunan Muria atau Raden Umar Said
Sunan Muria adalah putra Sunan Kalijaga dengan Dewi Saroh. Nama aslinya adalah Raden Umar Said, dan dikenal sebagai Sunan Muria karena pusat dakwah dan bermukim beliau di Bukit Muria. Dalam sejarah tidak diketahui secara persis tahun meninggalnya dan menurut perkiraan, Sunan Muria meninggal pada abad ke-16 dan dimakamkan di Bukit Muria, Kudus.
7. Sunan Kudus atau Raden Ja’far Shadiq
Sunan Kudus dikenal juga dengan nama Ja’far Sadiq atau Raden Undung. Sunan Kudus juga dikenal dengan julukan wali al-ilmi, karena sangat menguasai ilmu-ilmu agama, terutama tafsir, fikih, usul fikih, tauhid, hadits, serta logika. Sunan Kudus meninggal di Kudus pada tahun 1550, makamnya berada di dalam kompleks Masjid Menara Kudus.
8. Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah
Sunan Gunung Jati memiliki nama asli Syarif Hidayatullah. Beliau banyak memberikan kontribusi dalam menyebarkan agama Islam di daerah Jawa Barat. Syarif Hidayatullah dikenal sebagai pendiri Kesultanan Cirebon dan Banten. Sunan Gunung Jati berasal dari Pasai. Sunan Gunung Jati wafat di Cirebon pada tahun 1570 dan usianya diperkiran sekitar 80 tahun. Makamnya terdapat di kompleks pemakaman Wukir Sapta Pangga di Gunung Jati, Desa Astana Cirebon, Jawa Barat.
Advertisement