Sukses

Sejarah Puasa Asyura dan Tasu'a di Bulan Muharam Beserta Dalilnya

Sejarah puasa Asyura dan Tasu'a tidak terlepas dari sejarah Nabi Muhammad SAW.

Liputan6.com, Jakarta Sejarah puasa Asyura dan Tasu'a perlu dikenali oleh umat Islam. Pasalnya, kedua puasa di bulan Muharam ini memiliki keutamaan yang sangat besar bagi muslim. Apalagi, bulan Muharam sebagai awal tahun baru Islam tentu sudah sepatutnya diisi dengan ibadah kepada Allah SWT.

Bulan Muharam adalah salah satu bulan mulia dan disunahkan melakukan amalan-amalan termasuk puasa sunah. Rasulullah SAW bersabda:

"Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadan adalah puasa pada bulan Allah – Muharam. Sementara salat yang paling utama setelah salat wajib adalah salat malam." (HR. Muslim no. 1163).

Sejarah puasa Asyura dan Tasu'a tidak terlepas dari sejarah Nabi Muhammad SAW. Puasa Asyura adalah puasa yang dilakukan pada tanggal 10 Muharram, sementara puasa Tasua dilakukan pada tanggal 9 Muharram.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (24/7/2023) tentang sejarah puasa Asyura dan Tasu'a.

2 dari 4 halaman

Sejarah Puasa Asyura dan Tasu'a

Awal mula atau sejarah umat Islam disunahkan melaksanakan puasa Asyura dan Tasu’a tidak dapat dilepaskan dari sejarah Nabi Muhammad SAW. KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha menceritakan sejarah puasa Asyura berawal saat Nabi Muhammad SAW sedang berjalan-jalan dan melihat orang-orang Yahudi melakukan puasa pada tanggal 10 Muharram.

"Kemudian Nabi bertanya kepada mereka (orang-orang Yahudi), kamu berpuasa, kenapa? mereka menjawab: Ini hari penting, hari ini Nabi Musa AS diselamatkan, hari ini Nabi Musa AS mengalahkan Firaun," sambungnya.

Rasulullah SAW kemudian mengatakan kepada kaum Yahudi bahwa ia lebih berhak terhadap Nabi Musa daripada Bani Israil. Nabi Muhammad SAW kepada kaum Yahudi mengatakan dirinya yang melanjutkan tugas kenabian dari nabi-nabi terdahulu. Inilah yang pada akhirnya menjadi sejarah puasa Asyura, di mana Nabi memerintahkan kaum muslimin untuk berpuasa pada 10 Muharam.

3 dari 4 halaman

Hadis Tentang Puasa Asyura dan Tasu'a

Puasa Asyura merupakan puasa sunah dengan keutamaan yang sangat besar. Puasa ini dapat dilaksanakan setiap muslim pada 10 Muharam setiap tahunnya. Sejarah puasa Asyura berdasarkan pada sebuah hadis, yang artinya:

"Dari Ibnu Abbas ra, beliau berkata: ‘Rasulullah saw hadir di kota Madinah, kemudian beliau menjumpai orang Yahudi berpuasa Asyura. Mereka ditanya tentang puasanya tersebut, lalu menjawab: ‘Hari ini adalah hari dimana Allah swt memberikan kemenangan kepada Nabi Musa as dan Bani Israil atas Fir’aun. Maka kami berpuasa untuk menghormati Nabi Musa’. Kemudian Nabi saw bersabda: ‘Kami (umat Islam) lebih utama memuasai Nabi Musa dibanding dengan kalian’. Lalu Nabi SAW memerintahkan umat Islam untuk berpuasa di hari Asyura." (HR Muslim).

Menurut Gus Baha, dalam kitab Fathul Muin sehubungan kaum Yahudi berpuasa tanggal 10 Muharam, untuk membedakannya maka puasanya mulai tanggal 9 Muharam. Dalam kitab tersebut dijelaskan bahwa seandainya tidak dimulai dari tanggal 9, maka ditambah puasanya pada tanggal 11 Muharam.

Namun menurut pandangan Imam Syafi’i, sebagaimana dikutip Gus Baha bahwa boleh berpuasa hanya tanggal 10 Muharam saja. Meskipun Nabi Muhammad SAW belum sempat melaksanakan karena Nabi telah terlebih dahulu wafat, hukumnya sunah karena puasa Tasua tersebut merupakan keinginan Nabi Muhammad SAW.

Sejarah puasa Tasu’a ini berdasarkan pada hadis berikut:

“Dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW berpuasa Asyura (10 Muharram). Para sahabat memberi tahu, ‘Ya Rasul, itu adalah hari yang diagungkan Yahudi dan Nasrani.’ Rasulullah SAW menjawab, ‘Kalau ada kesempatan pada tahun depan, insya Allah kita akan berpuasa Tasua (9 Muharram).’ Ibnu Abbas berkata, ‘Belum datang tahun depan, tetapi Rasulullah sudah terlebih dulu wafat,’ (HR Muslim).

4 dari 4 halaman

Keutamaan Puasa Asyura dan Tasu’a

Puasa di bulan Muharam adalah puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan. Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadan adalah puasa pada bulan Allah – Muharam. Sementara salat yang paling utama setelah salat wajib adalah salat malam.” (HR. Muslim no. 1163).

Sementara itu, salah satu keutamaan puasa Asyura adalah dihapuskannya dosa-dosa setahun yang lalu. Penjelasan tentang penghapusan dosa-dosa setahun lalu tersebut diungkapkan dalam hadis berikut:

Abu Qotadah Al Anshoriy berkata, "Nabi shallallahu’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, "Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang. Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa Asyura. Beliau menjawab, "Puasa Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu." (HR. Muslim no. 1162).