Liputan6.com, Jakarta Konten adalah sebuah informasi yang tersedia melalui media atau produk elektronik. Sehingga dapat digunakan untuk menampilkan berurut sedemikian rupa lewat penyampaian konten dilakukan melalui berbagai media sosial seperti internet, televisi, CD audio, bahkan sekarang sudah dapat melalui telepon genggam (handphone).Â
Baca Juga
Konten juga diartikan sebagai struktur informasi yang terdapat pada halaman situs atau informasi yang tersedia melalui media. Dengan kata lain konten sebagai bentuk sajian informasi yang di dalamnya dapat berupa hiduran, berita atau informasi lain yang disajikan secara original melalui media konten dapat berupa artikel, video, audio maupun multimedia yang diunggah di internet sehingga dapat diakses secara mudah.
Advertisement
Pada lain konteks, konten adalah pokok, tipe, atau unit dari informasi digital. Konten dapat berupa teks, citra, grafis, video, suara, dokumen, laporan-laporan, dan lain-lain. Dengan kata lain, konten adalah semua hal yang dapat dikelola dalam format elektronik. Konten di media sosial tidak hanya bersifat positif namun ada juga yang bersifat negatif, sangat disayangkan apabila banyak beberapa konten yang memuat nilai negatif dari pada nilai positif. Khususnya bagi seorang remaja, bagaimana mereka diharapkan bisa merancang ide mengenai konten media sosial yang positif khususnya yang bersifat edukatif.
Pada media sosial sering disebut juga dengan peningkatan jangkauan konten. Dimana konten itu memiliki berbagai macam jenis konten seperti, pemasaran konten (content marketing), Penempatan konten (content placement), Kreasi konten (content creation), Kurasi konten (content curation), Penulis konten (content writer), dan Pengelolaan konten (content management).
Â
Jenis-jenis Konten
1. Social net working
Social net working atau jejaring sosial merupakan sebuah sarana yang paling populer dalam media-media sosial lainnya, media sosial yang dapat digunakan pengguna untuk melakukan hubungan sosial di media siber. Interaksi yang bukan hanya pada teks, tetapi juga termasuk foto dan vidio yang mungkin menarik perhatian pengguna lainnya.
2. Blog
Blog merupakan media sosial yang memungkinkan penggunya untuk menggugah aktivitas keseharian, saling mengomentari, dan berbagai istilah web, baik tautan, web lain informasi dan sebagainya. Blog memungkinkan seseorang untuk mengekspresikan dirinya dalam bentuk artikel ide, pemikiran dan informasi, dengan banyaknya blgger-blogger muda di Indonesia yang menjadi terkenal karena tulisan mereka yang menjadi penggagas utama atau panutan bagi orang lainnya.
3. Social sharing
Social Sharing merupakan jenis media sosial yang memfasilitasi penggunaya untuk berbagai media, mulai dari dokumen, vidio, audio, gambar, dan sebagainya. Dari beberapa platfrom media sosial memfokuskan pada fitur-fitur berbagai konten yang paling populer adalah YouTube. Dengan fungsi yang ditonjolkan penggunanya bisa dengan cepat dikenal di dunia maya selama mereka memiliki konten yang unik dan disukai.
4. Forum
Forum menjadi tempat berdiskusi tentang segala hal mulai dari topik sehari-hari seperti tempat makan, buku, gadget, game, otomotif, sepakbola, sampai hal-hal aneh yang mungkin tidak terpikir untuk didiskusikan. Forum menjadi tempat pertama bagi setiap individu untuk mencari informasi dari orang lain yang mungkin lebih
Advertisement
Strategi viralitas konten
1. Viralitas konten
Media sosial memiliki karakteristik yang membedakannya dengan media pada umumnya. Beberapa karakteristik seperti user generated content dan konektivitas antar pengguna. Hal ini menunjukkan bahwa dalam media sosial setiap pengguna dapat berinteraksi dengan pengguna lainnya melalui konten yang mereka bagikan di media sosial. Tidak hanya itu, pengguna media sosial pun dapat membagikan ulang konten yang dibuat oleh pengguna lain ke media sosial mereka. Fitur shares ini banyak digunakan di berbagai media sosial, baik itu Facebook, Youtube, Instagram, maupun Twitter.
konten yang viral jika konten tersebut telah dibagikan berulang kali oleh pengguna media sosial, serta menyebar di jejaring pengguna media sosial. Suatu konten yang viral memiliki nilai skor viralitas yang tinggi dibandingkan dengan konten lainnya. Skor viralitas ini dapat dilihat dari jumlah pengunjung yang melihat konten tersebut, memiliki lebih banyak jumlah pengguna media sosial yang menyukai konten tersebut dibandingkan konten lainnya, memiliki sedikit jumlah pengguna yang tidak menyukai konten tersebut, serta memiliki nilai shares atau jumlah pengguna yang membagikan ulang konten tersebut lebih banyak dibandingkan konten lainnya.
2. Budaya sharing sebagai viralitas konten
Menurut kementrian komunikasi dan informatika indonesia, budaya sharing konten yang ada di media sosial tidak hanya terkait konten yang diproduksi sendiri oleh pengguna media sosial, tapi juga aktivitas re-post atau re-share konten yang diproduksi oleh pengguna media sosial lainnya. Budaya ini dapat berkembang karena setiap media sosial memiliki fitur yang memungkinkan penggunanya dengan mudah membagikan konten yang diunggah oleh pengguna media sosial lainnya.
Aktivitas sharing konten dapat memberikan kepuasan tersendiri kepada pengguna media sosial yang melakukannya. Kepuasan dari sharing konten ini dapat berkaitan dengan istilah sharing is caring, yang mana aktivitas sharing konten ini ditujukan untuk membuat seseorang merasa berguna atau menolong seseorang melalui tindakan sharing konten. Tidak hanya itu, sharing konten juga bisa memberikan kepuasan yang menghibur pengguna media sosial.
3. Peran influencer dalam viralitas konten
Viralitas suatu konten di media sosial dapat juga dipengaruhi oleh peran seorang influencer atau buzzer di media sosial. Peran seorang buzzer atau influencer dalam viralitas suatu konten pada penyebaran konten kepada khalayak luas, atau pada media sosial sering disebut juga dengan peningkatan jangkauan konten. Dimana seorang influencer ataupun buzzer memiliki jumlah pengikut yang banyak di media sosial, dibandingkan dengan pengguna media sosial lainnya. Tidak hanya itu, para pengikut atau followers dari seorang influencer memiliki rasa percaya yang tinggi dan ketertarikan yang sama dengan influencer yang mereka ikuti. Hal ini membuat para influencers ini dapat menjadi seorang opinion leader atau pemimpin opini bagi para pengikutnya.