Lagu Balonku Ada Lima: Lirik, Makna dan Sejarah Panjangnya

Liputan6.com, Jakarta Lagu anak-anak adalah salah satu bentuk seni yang telah mengakar kuat dalam budaya Indonesia. Salah satu lagu anak-anak yang tak pernah lekang oleh waktu adalah Lagu Balonku Ada Lima. Lagu yang sederhana namun penuh makna ini telah menjadi favorit di kalangan anak-anak sejak lama.

Lagu Balonku Ada Lima tidak hanya sekedar hiburan, tetapi juga menyimpan pesan-pesan edukatif yang berharga bagi perkembangan anak-anak. Terdapat pesan-pesan yang tersirat di dalamnya, dimana lagu Balonku Ada Lima ini dapat membentuk kreativitas dan kebahagiaan anak-anak.

Lagu Balonku Ada Lima ini bukan hanya lagu anak-anak biasa, tetapi juga merupakan bagian tak terpisahkan dari budaya Indonesia yang terus hidup dan dikenang oleh banyak orang dari generasi ke generasi.

Lebih lengkapnya tentang lagu Balonku Ada Lima, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber pada Kamis (27/7/2023). Lirik lagu Balonku Ada Lima, beserta dengan makna dan sejarahnya.

Lagu ‘Abang Tukang Bakso’ menjadi tanda sambutan anak-anak terhadap Indonesia Presiden Jokowi dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese yang mengunjungi Sumatran Village di Taronga Zoo, Sydney, Selasa (4/7/2023) lalu.

2 dari 5 halaman

Lirik Lagu Balonku Ada Lima

Balonku Ada Lima adalah salah satu lagu anak-anak yang populer di Indonesia. Lagu ini sering dinyanyikan oleh anak-anak atau di dalam acara-acara yang melibatkan anak-anak. Berikut adalah lirik lengkap dari lagu Balonku Ada Lima:

Balonku ada lima

Rupa-rupa warnanya

Hijau kuning kelabu

Merah muda dan biru

Meletus balon hijau

Dorrr...!!!

Hati-hati hati-hati

Hati-hati jangan sampai tertusuk duri

Hati-hati hati-hati

Hati-hati balonku dikira buah anggur

Setelah meletuskan balon hijau, biasanya diikuti oleh balon kuning, kelabu, merah muda, dan biru dengan lirik yang sama. Lalu, lagu akan diulang kembali dari awal dengan mengurangi satu balon setiap kali lagu tersebut diulang.

Lagu ini mengajarkan anak-anak untuk berhitung sederhana dan juga menanamkan pesan untuk berhati-hati agar tidak terluka ketika bermain dengan balon.

3 dari 5 halaman

Pencipta dan Sejarah Lagu Balonku Ada Lima

Ilustrasi balon, angin, inspirasi. (Photo by Irina Iriser from Pexels)

Lagu Balonku Ada Lima adalah sebuah lagu tradisional Indonesia yang telah menjadi sangat populer di kalangan anak-anak. Menurut penelusuran, Lagu Balonku Ada Lima diciptakan oleh Pak Kasur. Namun, liriknya kemudian digubah oleh A. T. Mahmud. Kedua tokoh ini merupakan sosok yang sangat berjasa dalam penciptaan lagu anak-anak di Indonesia.

AT Mahmud, yang dikenal sebagai seorang komposer dan pengarang lagu anak-anak, lahir dengan nama Abdullah Totong Mahmud, di kampung 5 Ulu Kedukan anyar, Palembang, Sumatera Selatan pada 3 Februari 1930. Kariernya di bidang penciptaan lagu anak-anak tidak lepas dari kecintaannya kepada anak-anak. Semuanya dimulai dari aktivitasnya sebagai guru. Dari sinilah, Mahmud mulai mengasah bakatnya dalam menciptakan lagu anak-anak dengan mengarang beberapa lagu yang khusus dinyanyikan murid-muridnya.

Sementara Soerjono atau biasa dipanggil Pak Kasur adalah seorang tokoh pendidikan Indonesia. Ia juga memandu acara Taman Indria di TVRI stasiun pusat Jakarta. Pak Kasur menciptakan beberapa lagu seperti Naik Delman, Bangun, Sepedaku, Kebunku, dan lain-lain. ak Kasur tercatat menciptakan sekitar 200 lagu diciptakannya.

4 dari 5 halaman

Makna Lagu Balonku Ada Lima

inner child — Ilustrasi anak-anak bermain. (Foto: Unsplash/Robert Collins)

Lagu Balonku Ada Lima pada dasarnya adalah lagu anak-anak yang bersifat edukatif dan menghibur. Meskipun lagu ini memiliki lirik yang sederhana dan bersifat ringan, terdapat beberapa makna dan pesan yang bisa diambil dari lagu ini:

Pembelajaran angka: Lagu ini mengajarkan anak-anak untuk mengenal angka dan berhitung secara sederhana. Anak-anak diajak untuk menghitung jumlah balon dari satu hingga lima.
Identifikasi warna: Selain berhitung, anak-anak juga diajak untuk mengenali warna-warna dasar, yaitu hijau, kuning, kelabu, merah muda, dan biru.
Pengenalan bahaya: Pesan agar hati-hati dan berhati-hati saat bermain dengan balon mengajarkan anak-anak untuk menghindari bahaya dan cedera saat bermain. Ini merupakan pelajaran yang penting untuk keselamatan mereka.
Interaksi sosial: Lagu ini sering dinyanyikan secara bersama-sama oleh anak-anak, mengajarkan mereka tentang kebersamaan dan interaksi sosial dalam lingkungan kelompok.
Kreativitas dan imajinasi: Anak-anak juga dapat bermain sambil menggunakan imajinasi mereka, membayangkan balon-balon yang berwarna-warni dan bermain-main dengan mereka.

Secara keseluruhan, Balonku Ada Lima adalah lagu yang menyenangkan dan mendidik bagi anak-anak. Melalui lagu ini, anak-anak dapat belajar sambil bermain, meningkatkan keterampilan berhitung, mengenal warna, dan memahami pesan tentang keselamatan.

5 dari 5 halaman

Lagu Anak Lainnya

Selain lagu Balonku Ada Lima, terdapat lagu-lagu anak lain yang bisa didengarkan. Berikut adalah beberapa contoh lagu anak-anak yang populer di Indonesia:

Pelangi-Pelangi: Lagu yang mengajarkan anak-anak tentang warna-warna pelangi.
Cicak-Cicak di Dinding: Lagu tentang cicak yang naik ke dinding dan mengajak anak-anak untuk bergerak.
Naik Delman: Lagu yang bercerita tentang naik delman atau kereta kuda.
Burung Kakak Tua: Lagu tentang burung kakak tua yang sudah tua dan tidak dapat terbang lagi.
Kring Kring Ada Sepeda: Lagu tentang sepeda dan kegembiraan saat mengendarainya.
Bintang Kecil: Lagu tentang bintang kecil yang bersinar di langit.
Topi Saya Bundar: Lagu tentang topi bundar yang lucu.
Potong Bebek Angsa: Lagu yang mengajarkan cara memotong bebek dan angsa dari kertas lipat.
Bangun Tidur: Lagu yang mengajarkan anak-anak untuk bersiap-siap setelah bangun tidur.
Anak Kambing Saya: Lagu tentang anak kambing yang lucu.

Tentu saja, ada banyak lagi lagu anak-anak lainnya yang populer dan dapat dinikmati oleh anak-anak dari berbagai usia. Lagu-lagu ini biasanya digunakan dalam konteks pendidikan dan hiburan untuk membantu anak-anak belajar sambil bersenang-senang.