Sukses

Laring Adalah Saluran Pernapasan Bagian Atas, Ketahui Fungsi dan Strukturnya

Laring adalah bagian yang terbawah dari saluran pernapasan yang bagian atas.

Liputan6.com, Jakarta Laring adalah bagian yang terbawah dari saluran pernapasan yang bagian atas. Bentuk laring seperti limas segitiga terpancung, dengan bagian atas lebih besar dari bagian bawah. Laring adalah struktur kompleks yang telah berevolusi yang menyatukan trakea dan bronkus dengan faring sebagai jalur aerodigestif umum. Laring dibentuk oleh kartilago, ligamentum, otot dan membrana mukosa.

Laring adalah suatu saluran yang dikelilingi oleh tulang rawan. Salah satu tulang rawan pada laring disebut epiglotis. Epiglotis terletak di ujung bagian pangkal laring. Laring diselaputi oleh membrane mukosa yang terdiri dari epitel berlapis pipih yang cukup tebal sehingga kuat untuk menahan getaran-getaran suara pada laring. Terletak di sebelah ventral faring. Berada di sebelah kaudal dari os hyoideum dan lingua, berhubungan langsung dengan trakea. Posisi laring dipengaruhi oleh gerakan kepala, deglutisi, dan fonasi.

Laring merupakan organ yang menghubungkan bagian bawah faring dengan trakea. Ini berfungsi sebagai katup untuk menjaga saluran udara, terutama saat menelan, sebagai saluran napas, dan untuk menghasilkan suara. Secara umum, laring dibagi menjadi tiga: supraglotis, glotis dan subglotis. Supraglotis terdiri dari epiglotis, plika ariepiglotis, kartilago aritenoid, plika vestibular (pita suara palsu) dan ventrikel laringeal.

Glotis terdiri dari pita suara atau plika vokalis. Daerah subglotik memanjang dari permukaan bawah pita suara hingga kartilago krikoid. Ukuran, lokasi, konfigurasi, dan konsistensi struktur laringeal, unik  pada neonatus.Selain itu fungsi utama dari laring adalah membuka dan menutup glotis (ruang antara dua lipatan pita suara) sesuai dengan proses yang ingin dilakukan.

Berikut ini fungsi laring yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (27/7/2023).

2 dari 4 halaman

1. Fungsi laring untuk proteksi

  1. Fungsi laring adalah untuk mencegah makanan dan benda asing masuk ke dalam trakea, dengan jalan menutup aditus laring dan rima glotis secara bersamaan. Terjadinya penutupan aditus laring terjadi karena pengangkatan laring ke atas akibat kontraksi otot-otot ekstrinsik laring. Dalam hal ini kartilago aritenoid bergerak ke depan akibat kontraksi otot tiroaritenoid dan otot aritenoid. Selanjutnya otot ariepiglotika berfungsi sebagai sfingter. Penutupan rimaglotis terjadi karena adduksi plika vokalis. Kartilago aritenoid kiri dan kanan mendekat karena aduksi otot-otot ekstrinsik.
  2. Bertindak seperti sfingter, laring mencegah berbagai macam benda yang masuk kecuali udara ke dalam paru paru untuk menutup laringeal inlet,menutup glotis, menghentikan respirasi saat menelan, refleks batuk(mengeluarkan sekret dan benda asing).

2. Fungsi pernapasan

  1. Pembukaan glotis, yang merupakan bagian sempit dari laring, mencegah udara terhembus sejak awal dari paru-paru selama ekspirasi, sebuah tekanan balik dibuat untuk membantu mencegah alveoli dari kolaps seutuhnya.
  2. Fungsi respirasi dari laring ialah dengan mengatur besar kecilnya rimaglotis. Bila m.krikoaritenoid posterior berkontraksi akan menyebabkan prosesus vokalis kartilago aritenoid bergerak ke lateral, sehingga rimaglotis terbuka (abduksi).
  3. Dengan terjadinya perubahan tekanan udara di dalam traktus trakeo-bronkital akan dapat mempengaruhi sirkulasi dalam tubuh. Dengan demikian laring berfungsi juga sebagai alat pengatur sirkulasi darah.
  4. Respirasi diatur oleh dilatasi otot aktif pembukaan laring, membantu dalam mengatur pertukaran gas dalam paru-paru dan pemeliharaan keseimbangan.

3. Fungsi pita suara

  1. Fungsi pita suara asli (artikulasi, atau membentuk suara kedalam pidato, merupakan fungsi dari langit-langit, lidah, bibir, dan mandibula).
  2. Fungsi laring yang lain ialah untuk produksi pita suara, dengan membuat suara serta menentukan tinggi rendahnya nada. Tinggi rendahnya nada diatur oleh peregangan plika vokalis. Bila plika vokalis dalam aduksi, maka m.krikotiroid akan merotasikan kartilago tiroid ke bawah dan ke depan, menjauhi kartilago aritenoid.

4. Fungsi menelan

Menurut jurnal universitas pembangunan nasional jakarta, dimana pada saat makan epiglotis dari laring akan membuka esofagus untuk mengarahkan makanan dan air menuju saluran pencernaan, tidak ke saluran pencernaan. Saat makan berbicara, akan ada makanan atau air yang masuk ke saluran pernapasan dan hal tersebutlah yang menyebabkan terjadinya refleks batuk maupun bersin.

 

 

3 dari 4 halaman

Struktur laring

1. Kartaligo

Menurut buku kasian fisika tentang anatomi suara, terdapat 3 kartilago, yaitu thyroid cartilage, cricoid cartilage, arytenoid cartilage. Thyroid cartilage terbentuk di depan laring yang merupakan rumah bagi pita suara. Sebagian besar berupa jakun atau Adam’s apple. Cricoid cartilage berada di bawah thyroid cartilage. Berbentuk seperti cincin dan merupakan bagian terpanjang dari laring. Sedangkan arytenoid cartilage berbentuk seperti piramida kecil terhubung dengan cricoid cartilage di belakang pita suara bersama-sama membentuk hubungan cricoarytenoid.

2. Otot dan saraf

Otot ketika pita suara berada di posisi tengah selama produksi suara (glotis tertutup), Otot yang memisahkan pita suara (glotis terbuka), dan Otot yang menyesuaikan panjang dan ketegangan pita suara. Otot-otot laring diberi nama sesuai dengan posisi masing-masing sesuai yang dijelaskan. Otak mengoordinasi produksi suara melalui koneksi dan sinyal antar saraf spesifik. Sinyal yang menuju laring akan menggerakkan otot-otot. Sinyal ini berasal dari beberapa sumber, yaitu:

Recurrent Laryngeal Nerve (RLN)

  1. Otot thyroarytenoid, Otot R & L yang menempel pada thyroid cartilage dan arytenoid cartilage di setiap sisinya dan bertindak memperpendek dan melemaskan vocal ligament.
  2. Otot cricoarytenoid lateral (otot R & L) yang melekat pada cricoid cartilage dan arytenoid di setiap sisinya dan menutup atau menambahkan lipatan vokal.
  3. Otot inter-arytenoid (melintang dan miring) Terlampir antara arytenoid cartilage kanan dan kiri Otot-otot ini bekerja secara koordinatif untuk memposisikan kedua lipatan pita suara tepat di garis tengah selama produksi suara yang berperan dalam memproduksi suara dan melindungi jalan napas saat menelan.

Superior Laryngeal Nerve (SLN)

Otot cricoarytenoid posterior yang melekat pada cricoid cartilage dan arytenoid, memindahkan arytenoid cartilage sehingga dapat menggerakkan kedua pita suara agar terpisah, “terbuka” serta berperan dalam proses bernapas

Gabungan RLN dan SLN

  1. Otot vokal (berasal dari serat dalam dari otot thyroarytenoid) yang mengubah ketegangan lipat vokal/ relaksasi saat berbicara atau bernyanyi dan berperan dalam produksi suara.
  2. Otot cricothyroid yang melekat pada cricoid cartilage dan tiroid. memiringkan thyroid cartilage, sehingga meningkatkan ketegangan pita suara, berperan dalam bernyanyi dengan nada tinggi, dan juga berperan dalam menaikkan pitch ketika nyanyian.
4 dari 4 halaman

3. Pita suara (vocal fold)

Jaringan lembut berupa lipatan-lipatan yang menjadi komponen getaran utama pada laring. Terdiri atas sebuah cover (epithelium, basement membrane, dan superficial lamina propria), vocal ligament (intermediate and deep lamina propria), dan inti (thyroarytenoid muscle). Lapisan-lapisan ini saling bekerja sama menghasilkan getaran pita suara.Pita suara bergerak mirip seperti wiper kaca mobil yang terpasang di bagian tengah kaca depan dan terbuka ke arah luar. Ujung depan kedua pita suara dilekatkan ke bagian depan-tengah (anterior commissure).

Sedangkan bagian belakang kedua lipatan vokal dilekatkan pada arytenoid cartilage. Ketika arytenoid cartilage dibuka oleh otot krikoidinoid posterior, pita suara (vocal fold) dan glotis juga akan terbuka. Sebaliknya, saat arytenoid cartilage ditutup oleh otot cricoarytenoid lateral dan inter arytenoid cartilage, pita suara dibawa ke garis tengah sehingga mengakibatkan terjadinya penutupan glotis.