Sukses

Bagaimana Syariat yang Dibawa oleh Nabi Muhammad SAW? Kenali Sejarah Islam

Bagaimana syariat yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW berawal dari diutusnya malaikat Jibril oleh Allah SWT.

Liputan6.com, Jakarta Bagaimana syariat yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW perlu dipahami oleh umat Islam. Asal mula agama Islam berawal ketika Nabi Muhammad berusia 40 tahun. Ketika itu ia didatangi oleh Malaikat Jibril.

Setelah itu Nabi Muhammad SAW mengajarkan ajaran Islam secara diam-diam kepada orang-orang terdekatnya yang dikenal sebagai as-Sabiqun al-Awwalun (Orang-orang pertama yang memeluk agama Islam). Selanjutnya secara terbuka kepada seluruh penduduk Mekah, setelah turun wahyu Al-Qur’an surat Al-Hijr ayat 94.

Bagaimana syariat yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW berawal dari diutusnya malaikat Jibril oleh Allah SWT. Malaikat Jibril kemudian menemui nabi Muhammad SAW di Gua Hira dan menyampaikan wahyu pertama.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Sabtu (29/7/2023) tentang bagaimana syariat yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW.

2 dari 4 halaman

Bagaimana Syariat yang Dibawa oleh Nabi Muhammad SAW?

Bagaimana syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, yaitu agama Islam, muncul pertama kali di wilayah Arab pada tahun 610 M. Hal ini ditandai dengan diterimanya wahyu Al-Qur’an yang pertama di Makkah oleh nabi Muhammad SAW. Setelah itu, ajaran Islam menyebar ke berbagai penjuru dunia, termasuk ke wilayah Indonesia.

Untuk mengenal bagaimana syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, kamu perlu memahami latar belakang masyarakat Makkah, tempat kelahiran agama Islam, baik dari segi sosial ekonomi maupun politik. Di mana kala itu kondisi Makkah disebut dengan masyarakat “Jahiliah” pra-Islam.

Kebobrokan moral dan sosial pada masa itulah yang melatarbelakangi Tuhan menurunkan risalah atau ajaran agama Islam. Bagaimana syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW datang untuk menuntun kehidupan manusia yang bobrok tersebut.

Dalam kondisi semacam inilah Muhammad SAW dilahirkan di Negeri Arabia untuk membawa risalah. Namun, yang perlu dicatat adalah, bahwa Arab hanyalah gambaran yang mereprestasikan bobroknya masyarakat, kebiadaban, kelaliman, dan apapun bentuknya yang tidak mencerminkan suatu tatanan masyarakat yang beradab. Oleh karena itu, semestinya menterjemahkan Islam harus universal yang berlaku di mana pun, bukan hanya untuk bangsa Arab saja.

3 dari 4 halaman

Turunnya Wahyu Pertama

Bagaimana syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, yaitu agama Islam, diturunkan di Makkah. Nabi Muhammad SAW suka merenung karena memikirkan kondisi masyarakatnya, sehingga membawanya untuk secara rutin mengasingkan diri di sebuah gua di bukit Hira, yang terletak beberapa mil sebelah utara Makkah. Di tempat inilah, dalam waktu-waktu kesunyian yang lama, beliau merenungi hidupnya dan penyakit masyarakatnya, untuk mencari makna yang lebih mendalam.

Di Gua Hira ini pula, pada usia empat puluh tahun, di bulan Ramadhan, Nabi Muhammad SAW menjadi Muhammad seorang Rasul Allah. Pada sebuah malam di bulan Ramadhan beliau menerima wahyu pertama dari Tuhan (Allah). Wahyu pertama ini dibawa oleh Malaikat Jibril atas perintah Allah SWT, memerintahkan kepada Muhammad, "Bacalah!". Muhammad menjawab bahwa dia tidak bisa membaca. Kemudian, Malaikat Jibril pun menegaskan dua kali lagi, dan setiap kali itu Muhammad ketakutan dan bingung apa yang harus dijawab dan tidak tahu apa yang harus dikatakan.

Akhirnya kata-kata ini datang kepadanya:

"Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang telah mencipta: menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Mulia, yang telah mengajarkan dengan pena, mengajari manusia apa yang belum ia ketahui".

Dengan wahyu inilah, bagaimana syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW berawal. Muhammad terus memeroleh wahyu Ilahi selama lebih dari dua puluh dua tahun (610-632 M). Pesan-pesan ini kemudian dikumpulkan dan ditulis dalam Al-Qur'an, kitab suci umat Islam.

4 dari 4 halaman

Awal Mula Penyebaran Islam oleh Nabi Muhammad SAW

Setelah mendapat wahyu, bagaimana syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW mulai dilakukan dengan memproklamirkan kekuasaan Tuhan dan membebaskan manusia dari perbudakan. Dia kemudian mengangkat martabat manusia dan mempraktekkan suri tauladan melalui ajaran persamaan, persaudaraan, dan keadilan. Beliau juga menanamkan ke-Esa-an Tuhan, dan dengan demikian mengajarkan kesatuan dan persamaan antara manusia.

Selama hampir sepuluh tahun, Muhammad berjuang di Makkah, menyebarkan pesan Tuhan dan mengumpulkan sekelompok kecil pengikut. Pertama-tama, beliau melakukannya secara diam-diam di lingkungan sendiri dan dikalangan rekan-rekannya. Setelah beberapa lama dilaksanakan dakwah secara individual, turunlah perintah agar Muhammad menyebarkan Islam secara terbuka.

Mula-mula beliau mengundang dan menyeru kerabat karibnya dari Bani Abdul Muthalib. Langkah dakwah selanjutnya adalah menyeru masyarakat umum. Muhammad mulai menyeru segenap lapisan masyarakat untuk menganut Islam dengan terang-terangan, baik golongan bangSawan maupun hamba sahaya.

Dengan usahanya yang gigih, hasil yang diharapkan mulai terlihat. Terbukti, jumlah pengikut Muhammad yang pada mulanya hanya belasan orang, semakin hari semakin bertambah. Mereka terutama terdiri dari kaum wanita, budak, pekerja, dan orang-orang miskin. Meskipun kebanyakan mereka adalah orang-orang yang lemah, namun mereka sangat bersemangat menjalankan Islam.

Setelah dakwah terang-terangan itu, pemimpin Quraisy mulai berusaha menghalangi dakwah Muhammad. Semakin bertambahnya jumlah pengikut Muhammad, semakin keras tantangan yang dilancarkan kaum Quraisy. Di tambah lagi, dengan kematian istrinya, Khadijah, dan kematian pamannya, Abu Thalib, yang sekaligus sebagai pelindungnya pada tahun 619 M, membuat hidupnya semakin sulit. Oposisi orang-orang Makkah meningkat, mulai dari ejekan dan serangan-serangan verbal sampai penganiayaan.

Oleh karena keadaan di Makkah semakin memburuk, , bagaimana syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW kemudian diputuskan untuk berhijrah ke Yastrib atau disebut juga Madinah. Hijrah ini menjadi titik balik bagi keberuntungan Muhammad dan bagi tahapan baru dalam sejarah gerakan Islam. Arti penting Hijrah dicerminkan dalam pengambilannya sebagai awal tahun baru Islam.