Liputan6.com, Jakarta Memiliki perut yang buncit kerap dikaitkan dengan risiko diabetes tipe 2. Tak heran jika semakin bertambahnya kelebihan berat badan, semakin resisten otot dan sel-sel jaringan terhadap hormon insulin. Lebih dari 90 persen orang yang menderita diabetes tipe 2 memiliki kelebihan berat badan hingga mencapai tingkat obesitas.
Namun, penelitian baru menunjukkan bahwa ukuran pinggang saja bukanlah satu-satunya faktor. Beberapa gen sama yang menyimpan lemak di perut justru dapat memberikan perlindungan terhadap penyakit diabetes tipe-2. Hal ini diungkapkan para peneliti dengan menyebut mereka dengan sebutan “obesitas sehat metabolik”.
Melansir dari New Atlas, selama periode 2017 hingga 2020, kejadian obesitas di Amerika Serikat mencapai hampir 42% dari populasi. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Selama periode yang sama, tingkat diabetes parah meningkat dari 4,7% menjadi 9,2%.
Advertisement
Karena tingginya prevalensi obesitas, para peneliti telah bekerja keras untuk mencari cara memerangi kondisi ini, yang ditandai dengan indeks massa tubuh 30 atau lebih. Salah satu pendekatan yang dilakukan adalah mencoba untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab yang terkandung dalam gen kita.
Meski temuan kebalikan ini terkesan asing, bagi orang dengan gen khusus memiliki perut buncit ternyata tak seketika jadi penyebab penyakit diabetes tipe-2. Berikut Liputan6.com merangkum temuan baru soal perut lemak dan diabetes ini melansir dari berbagai sumber, Senin (31/7/2023).
Gen Pemilik Perut Buncit dengan Risiko Diabetes Rendah
University of Virginia (UVA) memperkuat studi dengan objek orang-orang yang memiliki julukan obesitas sehat metabolik. Meskipun memiliki perut buncit, orang dengan gen istimewa ini justru memiliki risiko diabetes lebih rendah.
"Ada semakin banyak bukti untuk obesitas yang sehat secara metabolik, Dalam kondisi ini, orang yang biasanya berisiko terkena penyakit kardiovaskular dan diabetes karena obesitas sebenarnya terlindungi dari efek buruk obesitas mereka," " kata peneliti Mete Civelek, di Pusat Genomik Kesehatan Masyarakat UVA.
Civelek dan timnya telah menemukan bahwa di antara ratusan gen dalam tubuh kita yang berperan dalam obesitas perut, terdapat lima gen yang juga memiliki perlindungan terhadap perkembangan diabetes tipe 2.
Individu yang memiliki gen-gen ini mengalami situasi yang berlawanan dengan pandangan medis konvensional: mereka dapat memiliki lemak perut yang cukup signifikan, tetapi memiliki risiko diabetes yang jauh lebih rendah.
Berdasarkan temuan tersebut, Civelek menegaskan bahwa dokter harus mempertimbangkan tidak hanya ukuran pinggang dan pinggul sebagai prediktor sindrom metabolik, yang meningkatkan risiko diabetes, serangan jantung, dan stroke, tetapi juga faktor genetik individu.
Advertisement
Hanya Dimiliki Sebagian Kecil Orang
Namun, temuan ini tidak berarti bahwa lemak perut tidak berbahaya, karena tetap merupakan faktor risiko serius penyakit kardiovaskular. Berdasarkan penemuan ini, hanya sebagian kecil orang yang memiliki kode genetik yang dapat memanfaatkan manfaat kesehatan dari lemak di sekitar bagian tengah tubuh mereka.
Meskipun demikian, penelitian ini dapat membuka jalan bagi penemuan solusi genetik yang membantu dokter mengatasi masalah ini di masa depan. Bersama dengan upaya lain seperti penggunaan hidrogel dan nanopartikel untuk melawan lemak, penggunaan silika dari pasir yang dimurnikan, peptida sintetis yang berinteraksi dengan sistem endocannabinoid tubuh, dan banyak lagi.
Sementara itu, Civelek dan timnya berkomitmen untuk terus menyelidiki fenomena obesitas yang sehat secara metabolik.
"Kami sekarang perlu memperluas studi kami pada lebih banyak wanita dan orang-orang dari keturunan genetik yang berbeda untuk mengidentifikasi lebih banyak gen yang mendasari fenomena obesitas yang sehat secara metabolik," katanya.