Sukses

2 Arti Kufur Menurut Islam, Ini Penjelasan dalam Al-Qur'an

Arti kufur menurut Islam berasal dari bahasa Arab "kafara" yang berarti ingkar atau menolak.

Liputan6.com, Jakarta - Apa arti kufur? Arti kufur menurut Islam berasal dari bahasa Arab "kafara" yang berarti ingkar atau menolak. Secara umum, kufur adalah penolakan atau ketidaksenangan seseorang terhadap ajaran agama Islam atau kepada Allah sebagai Tuhan dan Muhammad sebagai Nabi-Nya.

Meski begitu, sebenarnya ada dua arti kufur menurut Islam yang perlu diketahui. Pertama, arti kufur adalah menolak tauhid, yaitu keyakinan akan keesaan Allah yang Maha Esa, dan mengingkari kerasulan Nabi Muhammad sebagai utusan Allah. Menolak ajaran dan syariat Islam serta keyakinan akan keesaan Tuhan adalah salah satu bentuk kufur yang sangat serius dan dianggap sebagai dosa besar.

Kedua, arti kufur juga mencakup pengingkaran atau ketidakberterimaan terhadap nikmat-nikmat Allah yang telah diberikan kepada seseorang. Tidak menghargai nikmat-nikmat tersebut dan menggunakan anugerah Allah untuk berbuat dosa atau maksiat adalah contoh dari tindakan kufur nikmat. Agar lebih memahami, simak penjelasan lengkapnya.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang arti kufur menurut Islam, Senin (31/7/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

1. Menolak Mengakui Allah SWT

Arti kufur menurut Islam merupakan istilah yang memiliki makna yang mendalam dan luas. Asal kata "kufur" berasal dari bahasa Arab "kafara" yang memiliki arti menutupi sesuatu, menyembunyikan kebaikan yang telah diterima, atau bahkan tidak berterima kasih atas nikmat yang diberikan. Arti kata kufur juga berasal dari akar kata "kafara," yang berarti ingkar atau menolak.

Moh Shofan dalam bukunya "Pluralisme Menyelamatkan Agama Agama" menjelaskan bahwa arti kufur dijelaskan menjadi dua hal yang berbeda. Pertama, arti kufur adalah mengingkari syariat Islam dan menolak mengakui Allah sebagai Tuhan yang Esa dan Muhammad sebagai Nabi-Nya.

Hal ini mencakup menolak tauhid, yaitu keyakinan akan keesaan Tuhan. Arti kufur menurut Islam, dilakukan oleh mereka yang mengetahui kebenaran Islam tapi menolaknya, salah satunya karena iri hati terhadap pembawa kebenaran. Referensi tentang penolakan ini terdapat dalam Surah Al-Maidah ayat 73 berikut ini.

"Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga,” padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih."

Dalam bukunya "M. Quraish Shihab Menjawab 1001 Soal Keislaman Yang Patut Anda Ketahui," Quraish Syihab menjelaskan bahwa terdapat tiga hal yang dapat menyebabkan seorang mukmin dianggap sebagai kufur:

  1. Pertama, ketidakakuanannya terhadap adanya Allah yang Maha Esa dan kerasulan Nabi Muhammad SAW. Artinya, jika seseorang menolak keyakinan akan keesaan Tuhan dan kerasulan Muhammad sebagai Nabi-Nya, maka dia dianggap telah menolak tauhid, yaitu keyakinan akan keesaan Allah.
  2. Kedua, jika ucapan atau perbuatannya sangat menyimpang dari syariat Islam, seperti dengan sengaja membuang Alquran atau sujud kepada berhala. Tindakan semacam ini jelas bertentangan dengan ajaran Islam dan dapat menjadikan seseorang masuk dalam kategori kufur.
  3. Ketiga, seorang mukmin juga dapat dianggap kufur jika mengingkari kewajibannya sebagai orang Muslim, termasuk meninggalkan sholat, puasa, zakat, dan lain-lain. Selain itu, juga menghalalkan minuman haram, berjudi, atau melakukan perbuatan zina. Tindakan-tindakan tersebut mengabaikan ajaran Islam dan dapat menyebabkan seseorang dianggap kufur.

 

3 dari 3 halaman

2. Mengingkari Nikmat Allah SWT

Selain itu yang kedua, arti kufur menurut Islam adalah mengingkari segala nikmat yang diberikan Allah. Imam Al-Baghawi dalam tafsirnya "Ma’alimut Tanzil" menyebutkan tentang kufur nikmat, yang tidak termasuk ke dalam empat bentuk kekufuran secara akidah, yaitu kufur ingkar, kufur juhud, kufur inad, dan kufur nifaq.

Walaupun kufur nikmat tidak masuk dalam kategori kekufuran secara akidah, hal ini tidak dapat dianggap sepele. Kufur nikmat dianggap sebagai tindakan tercela yang berdampak serius, bahkan bisa mendatangkan azab yang hebat, sebagaimana dijelaskan dalam Surat Ibrahim ayat 7 berikut ini.

“(Ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan maklumat, ‘Sungguh jika kalian bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu. Tetapi jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.’”

Kufur nikmat dapat terjadi pada siapa saja, bahkan orang yang beriman sekalipun. Hal ini bisa terjadi ketika seseorang meremehkan dan tidak menyadari betapa besar nikmat-nikmat Allah yang telah diberikan kepadanya. Oleh karena itu, sebagai seorang Muslim, penting untuk senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah dan tidak mengabaikan atau mengingkari anugerah-anugerah-Nya.

Selain itu, arti kufur menurut Islam juga dijelaskan dalam Surat Luqman ayat 12 berikut ini. “Sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu ‘Bersyukurlah kepada Allah. Siapa saja yang bersyukur, maka sungguh ia bersyukur untuk dirinya sendiri. Tetapi siapa saja yang tidak bersyukur (kufur nikmat), maka sungguh Allah Maha Kaya, Maha Terpuji.”

Ini contoh kufur nikmat:

  1. Seseorang yang memiliki kekayaan dan kelimpahan harta tetapi tidak mau berzakat, mengingkari kewajiban untuk berbagi kekayaan dengan orang yang membutuhkan.
  2. Individu yang memiliki kecantikan atau daya tarik fisik yang menarik perhatian orang lain, namun menggunakan karunia ini untuk menipu dan menyakiti orang lain.
  3. Seorang pelajar yang memiliki kecerdasan tinggi dan berpotensi untuk meraih prestasi akademik yang baik, namun malas belajar dan tidak menghargai kesempatan pendidikan yang diberikan.
  4. Seseorang yang diberikan kesehatan fisik yang baik, namun tidak menjaga tubuhnya dengan baik dan mengabaikan kesehatan diri dengan gaya hidup yang tidak sehat.
  5. Individu yang memiliki keluarga yang baik dan penuh cinta, tetapi berlaku kasar dan tidak menghormati anggota keluarganya.
  6. Seseorang yang memiliki kesempatan untuk bekerja dan mencari nafkah, tetapi malas dan memilih untuk mengandalkan bantuan dari orang lain tanpa usaha maksimal.
  7. Seorang pebisnis yang telah diberikan peluang untuk sukses dan mendapatkan keuntungan besar, tetapi tidak berlaku adil dan mengambil keuntungan dari orang lain secara curang.
  8. Individu yang memiliki bakat artistik atau keahlian khusus, tetapi tidak mengembangkan dan memanfaatkan potensinya untuk berkarya dan memberi manfaat bagi orang lain.
  9. Seseorang yang memiliki keluarga yang bahagia dan harmonis, tetapi tidak menghargai dan tidak berusaha memelihara hubungan tersebut.
  10. Pelaku kejahatan yang diberikan kebebasan untuk bertobat dan berubah menjadi lebih baik, tetapi tetap memilih jalur kejahatan dan berbuat maksiat.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.