Liputan6.com, Jakarta Materialisme adalah pandangan hidup yang mencari dasar segala sesuatu yang termasuk kehidupan manusia di alam kebenaran semata-mata dengan mengesampingkan segala sesuatu yang mengatasi alam indra.Terdapat cukup banyak defenisi yang berusaha untuk menjabarkan apa dan bagaimana materialisme itu sendiri. Materialisme sebagai sebuah keyakinan bahwa tidak ada sesuatu melainkan materi yang sedang bergerak, pikiran, ruh, kesadaran ataupun jiwa tidak lebih dari materialisme yang sedang bergerak.
Baca Juga
Advertisement
Materialisme adalah sebuah faham yang menekankan keunggulan faktor-faktor material atas yang spiritual dalam metafisika, teori nilai, fisiologi, epistimologi, ataupun penjelasan historis. Materialisme juga menekankan keunggulan faktor kebendaan (material) atas faktor immaterial (ruhanial). Dimana hasil dari faham kebenaran bergantung pada materi sehingga asumsi yang menyatakan ketidak adaannya sang Maha Mengatur, baik itu ketergantungan materi ataupun non materi. Sedangkan ruhaniah tidaklah lagi sesuatu yang penting atau sebagai hal yanh tidak ada. Maka kewajaran itu timbul didalam paradigma umum materisalisme hanya hadir sebagai sebuah faham yang anti Agama dan anti Tuhan.
Materialisme adalah pandangan diri yang positif tergantung dari penerimaan diri yang memiliki kepemilikan benda – benda, uang serta power dan image. Dimana akan terus menerus dihidupkan melalui feedback dari orang lain. Selain itu pengaruh pemikiran materialisme sangatlah besar di zaman modern, bisa dilihat dari pemikiran-pemikiran para tokoh seperti, Feurebach, Augute Comte, Charles Darwin, Karl Marx.
Berikut ini adslah tokoh-tokoh materialisme dan pemikirannya yang liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (31/7/2023)
1. Thales
Menurut Thales, asas pertama yang menjadi asal mula segala sesuatu adalah air. Aristoteles menduga bahwa Thales berpikir begitu karena bahwa Air terdapat dalam bahan makanan dan juga pada batu padas yang menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, dengan kata lain semua makhluk memuat zat lembab.
Kepercayaan batin Thales masih animisme, animisme adalah kepercayaan yang mengatakan bahwa alam dan jagat raya berjiwa tidak hanya benda hidup yang mempunyai jiwa, tetapi juga benda mati. Dalam perkembangan sejarah filsafat, Thales tergolong dalam filsafat alam karena orientasi pemikiranya masih pada kosmosentris, karena pendapatnya bahwa dasar penciptaan adalah air maka Ia juga tergolong filsuf materialis-naturalis.
2. Demokritos
Demokritos disebut sebagai seorang ahli ilmu alam yang berpengetahuan luas. Pada pemikiran demokritos mengajarkan bahwa kenyataan bukan hanya satu, tetapi terdiri dari banyak unsur. Menurut demokritos alam ini tak lain hanya kumpulan dari atom. Atom berasal dari kata atomos yang artinya tak terbagi. Ajaran-ajaran atomistik Demokritos yang mendukung untuk perkembangan materialisme. Demokritos adalah seoarang materialis, bagi dia jiwa tersusun dari atom-atom dan pemikiran adalah suatu proses jasmani.
3. Thomas hobbes
Hobbes adalah filsuf inggris yang beraliran empirisme. Kepekaannya terhadap ilmu pengetahuan, yang akhirnya memberanikan diri untuk merancang konsep filsafat baru berdasarkan matematika, mengenai asal usul alam, Hobbes termasuk tokoh yang menganut pandangan materialistik. Ia disebut sebagai pencetus materialisme dalam sejarah filsafat modern.
Ekspresi pemikirannya mengenai alam, manusia, politik dan masyarakat. Pemikiran materialismenya yaitu Hidup, menurutnya, tidak lain sebuah gerak anggota badan, dan makanya sistem atau mesin otomatis mempunyai sebuah kehidupan tiruan, sumbangan yang besar sebagai ahli pikir dalam suatu sistem materialisme yang termasuk juga peri kehidupan organis dan ruhaniah.
4. Feuerbach ludwig andreas von
Feuerbach belajar teologi di Heiderlberg dan filsafat di Berlin, pada Hegel. Karena kepekaannya terhadap masalah-masalah aktual pada masa itu, Feuerbach mencoba memutarbalikkan idealisme Hegel yang menurutnya adalah “teologi tersamar”. Pemikiran nya adalah manusia harus mampu merubah dirinya sendiri dari keadaan agamis yang cenderung teosentris menjadi materialis. Manusia yang telah mencapai materialis adalah manusia yang telah mencapai hakikatnya sebagai manusia yang bereksistensi, ini berarti manusia telah menciptakan dan mencapai kebebasannya sendiri.
5. Karl marx
Dalam perkembangan inteletualnya, Marx dikenal sebagai seorang yang orientasi pemikiranya cenderung kepada materialisme, ia adalah pencetus teori besar tentang materialisme historis dan materialisme dialektika yang kemudian menjadi motor penggerak aliran Marxisme. Ajaran Marx menawarkan janji penyelamatan sosial, bagi mereka yang melarat dan mereka yang tercampakkan atau teralienisasikan dari kehidupan. para penganutnya senantiasa diberi napas optimis untuk mencapai kedamaian dan keamanan serta pemecahan berbagai masalah.
Advertisement
Aliran materialisme
1. Aliran materialisme historis
Menurut universitas islam negeri Ar-ranirydarussalam banda aceh, materialisme historis adalah suatu pemahaman dalam penafsiran keekonomian atas sejarah dan suatu pandangan keekonomian-kesejarahan atas manusia yang menerangkan setiap kegiatan manusia dari sudut pandang ekonomi. Ide po kok materialisme historis adalah bahwa kondisi ekonomi, yang ditentukan oleh sarana produksi, adalah asas real masyarakat dengan segala seginya.
Materialisme historis menghubungkan pengetahuan manusia secara umum dengan kondisi ekonomi karena pengetahuan adalah bagian dari srtuktur masyarakat yang semuanya bergantung pada faktor ekonomi. Pengetahuan manusia tidak lahir dari aktivitas fungsional otak, tetapi sebab utamanya adalah keadaan ekonomi. Pemikiran manusia adalah cerminan mental dari kondisi ekonomi dan hubungan-hubungan yang dilahirkan oleh kondisi.
2. Aliran Materialisme Dialektis
Materialisme dialektis adalah sebuah metode berpikir yang bertitik tolak dari materi sebagai satu-satunya kenyataan yang ditafsirkan menurut hukum dialektika. Teori materialisme dialektis ini dicetuskan oleh Karl Marx seorang filsuf sosial yang terinspirasi oleh metode dialektika logika klasik.
Di dalam dunia modern, dialektika bukan lagi suatu metode pembahasan dan cara pandang tertentu untuk bertukar pikiran dan pendapat. Tetapi metode dialektis telah menjadi suatu metode untuk menerangkan berbagai realitas, artinya pertentangan tidak hanya berada di ranah ide-ide tetapi dialektika juga menjadi motor penggerak peradaban. Pemikiran dialektika dikembangkan kembali oleh Hegel yang memberi prinsip pokok atas dasar yaitu, tesis, antitesis dan sintesis.
3. Aliran materialisme sains
Fisafat yang berpangkal dari apa yang dapat diketahui, yang faktual dan yang posistif. Segala uraian dan persoalan yang diluar segala yang ada sebagai fakta atau kenyataan akan dikesampingkan. Oleh karena itu metafisika ditolak. Demikianlah filsafat positivisme yang membatasi ilmu pengetahuan hanya pada bidang gejala-gejala saja. Filsafat ini dicetuskan oleh auguste Comte. Dimana perkembangan pemikiran manusia berlangsung dalam 3 tahap:
- Tahap Teologis, zaman teologis manusia percaya bahwa dibelakang gejala-gejala alamterdapat kekuasaan adikodrati yang mengatir fungsi dan gerak gejala-gejala tersebut.
- Tahap Metafisis, zaman ini kuasa-kuasa adikodrati diganti dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang abstrak, dengan pengertian dan pengadaan lahirian yang dipandang sebagai asal segala penampakan atau gejala khusus.
- Zaman Positif, zaman ketika manusia tau tidak ada gunanya untuk berusaha mencapai pengenalan tentang yang mutlak. Manusia tidak lagi melacak asal atau tujuan terakhir dari seluruh alam semesta. Manusia kini membatasi diri dalam penyelidikannya pada fakta-fakta yang disajikankepadanya.
Faktor penyebab materialime
1. Faktor psikologi
Faktor psikologis berupa harga diri yang rendah dan kecemasan akan kematian dan rasa tidak aman. Seperti rasa insecurity yang akan timbul. Dimana insecurity sendiri adalah kecenderungan individu untuk mengatasi rasa cemas dan ragu tentang perasaan berharga, mengatasi tantangan secara efektif, dan perasaan aman terhadap dunia yang sulit diprediksi, dengan cara memiliki materi-materi dalam rangka mengatasi perasaan tidak aman pemaparan terhadap model dan nilai materialistik, dalam bentuk pesan-pesan implisit dan eksplisit yang menampilkan pentingnya uang dan kepemilikan mereka.
2. Faktor pergualan
Faktor pergualan berupa penolakan teman dan pengaruh teman yang materialistis, serta perbandingan sosial dengan teman atau figur di media. Salah satunya contohnya adalah gaya hidup, kita akan menyesuaikan dengan pergaulan kita, tak sedikit orang terbawa ke arah yang negative dari pergaulan tersebut. Dimana gaya hidup yang materialistik kepada anggota keluarga dan teman seusianya juga yang ditampilkan oleh media. Hal tersebut yang nantinya akan menimbulkan materialisme pada individu dan pengiklanan dan penyebaran kapitalisme. Keluarga yang tidak suportif dalam membangun self-esteem yang positif, orang tua yang tidak nurturant, dan hanya menekankan kesuksesan finansial dan stres dan konflik dalam keluarga menjadi salah satu alasan anak tersebut bisa salah dalam pergaulan mereka.
3. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan berupa lingkungan yang menggoda dan media yang mendorong konsumerisme. iklan-iklan yang terpengaruh oleh kapitalisme memperlihatkan model-model yang dapat menimbulkan perasaan inferioritas. Oleh karena itu, individu yang terpengaruh akan berusaha mengurangi rasa inferioritas itu dengan cara memiliki uang atau materi lainnya yang ditampilkan oleh iklan tersebut.
Advertisement