Sukses

Peta Konsep Adalah Metode Visual Menyusun Ide, Isinya Sebab-Akibat

Peta konsep adalah sebuah metode visual untuk menyusun dan mengorganisasi ide-ide atau konsep-konsep secara terstruktur.

Liputan6.com, Jakarta - Peta konsep adalah metode berpikir secara visual untuk menyusun dan mengorganisasi ide-ide atau konsep-konsep secara terstruktur dalam bentuk grafis. Tujuannya untuk memudahkan pemahaman dan mengidentifikasi hubungan antara berbagai konsep. Dalam peta konsep, konsep utama ditempatkan di pusat, dan konsep-konsep terkait ditarik garis atau hubungan ke konsep inti tersebut.

Dalam dunia pendidikan, peta konsep digunakan untuk menyajikan materi pelajaran secara visual dan terstruktur. Ini membantu siswa memahami dan mengorganisir informasi dengan lebih baik. Proses pembuatan peta konsep juga melibatkan siswa secara aktif, sehingga dapat meningkatkan keterlibatan mereka dalam proses belajar.

Peta konsep adalah alat yang fleksibel dan dapat digunakan dalam berbagai bidang ilmu. Mulai dari ilmu pengetahuan, matematika, bahasa, hingga sosial dan humaniora, peta konsep dapat membantu menggambarkan keterkaitan konsep-konsep dalam berbagai topik. Terpenting, peta konsep berperan penting dalam memperjelas informasi, memfasilitasi pemahaman, dan mendorong pemikiran kreatif.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang peta konsep, Senin (31/7/2023).

2 dari 4 halaman

Metode Visual Menyusun Ide

Peta konsep adalah sebuah metode yang digunakan untuk menyusun ide-ide atau pemikiran menjadi lebih sistematis dan mudah dipahami. Istilah ini sering digunakan dalam dunia pendidikan untuk membantu proses pembelajaran. Peta konsep menggambarkan suatu konsep dan bagaimana konsep tersebut terkait dengan konsep-konsep lain dalam suatu kategori tertentu.

Menurut Muhammad Arifin dan tim dalam buku "Mengajar Itu Asyik: Dilengkapi Hasil Workshop Pembelajaran," peta konsep adalah ilustrasi berbentuk bagan yang menggambarkan hubungan antara satu konsep dengan konsep lainnya. Menggunakan peta konsep, informasi kompleks dapat diatur dengan lebih terstruktur, sehingga memudahkan pemahaman dan membantu menghubungkan informasi yang terkait.

Isinya Sebab-Akibat

Peta konsep adalah memiliki keterkaitan erat dengan adanya sebab dan akibat. Sebagaimana diungkapkan oleh Nurul Kamilati dalam bukunya "Mengenal Kimia 1," peta konsep dipandang sebagai metode pembelajaran yang praktis, efisien, dan menyenangkan. Dalam hal ini, peta konsep membantu menggambarkan alur pemikiran dari sebab ke akibat, membantu siswa memahami bagaimana konsep-konsep tersebut saling berhubungan.

Trianto, dalam bukunya "Mendesain Pembelajaran Inovatif Progresif," mengartikan peta konsep sebagai ilustrasi grafis konkret yang mengidentifikasi bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan dengan konsep-konsep lain dalam kategori yang sama. Artinya, peta konsep membantu menggambarkan jaringan hubungan antara konsep-konsep yang serupa dan sejenis, sehingga memudahkan pemahaman konsep secara menyeluruh.

Efektif untuk Pembelajaran

Sebagai metode pembelajaran, peta konsep adalah banyak digunakan untuk meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar. Menurut penelitian Aisah Faradilla berjudul "Penerapan Metode Peta Konsep untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas X IPS 2 pada Mata Pelajaran Sejarah," peta konsep adalah sebuah metode dinamis yang mendorong peserta didik untuk membaca dan mengasah kreativitas mereka dalam proses pembelajaran.

Peta konsep disebut pula sebagai metode uni. Metode ini menggunakan format global dan umum yang memungkinkan informasi ditampilkan dengan cara yang mirip dengan cara otak berfungsi, yaitu bergerak ke berbagai arah secara serempak.

Melansir dari berbagai sumber, peta konsep juga dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori berdasarkan bentuk dan fungsinya. Beberapa contohnya adalah peta konsep pohon (network tree), peta konsep rantai kejadian (events chain), peta konsep siklus (cycle concept map), dan peta konsep laba-laba (spider concept map).

Setiap jenis peta konsep memiliki cara penyajian dan fungsi yang berbeda, sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran yang diinginkan.

3 dari 4 halaman

1. Peta konsep pohon (network tree)

Pertama, terdapat peta konsep pohon atau yang dikenal juga sebagai network tree. Peta konsep ini biasanya digunakan untuk menggambarkan hierarki konsep atau topik. Sebagai contoh, di bagian atas peta konsep akan terdapat konsep utama, lalu cabang-cabang berisi konsep-konsep yang terkait, dan seterusnya.

Dalam peta konsep pohon, hubungan antar konsep ditampilkan secara hierarkis, dan struktur ini sangat membantu dalam mengidentifikasi bagaimana konsep-konsep terkait dengan konsep inti secara berurutan.

2. Peta konsep rantai kejadian (events chain)

Kedua, terdapat peta konsep rantai kejadian atau events chain. Peta konsep ini digunakan untuk menggambarkan urutan peristiwa atau kejadian yang berhubungan satu sama lain. Biasanya, peta konsep ini digunakan untuk menjelaskan kronologi dalam sebuah proses atau rangkaian kejadian yang terjadi.

Dalam peta konsep rantai kejadian, konsep-konsep disusun secara linear dan membentuk alur cerita, sehingga memudahkan siswa atau peserta didik untuk memahami urutan peristiwa dan keterkaitan antara satu peristiwa dengan peristiwa lainnya.

3. Peta konsep siklus atau cycle concept map

Ketiga, peta konsep siklus atau cycle concept map adalah kategori peta konsep yang digunakan untuk menggambarkan siklus atau perulangan proses. Misalnya, dalam bidang sains, peta konsep siklus dapat digunakan untuk menggambarkan proses siklus air atau siklus kehidupan tanaman.

Peta konsep siklus menyoroti bagaimana suatu proses berulang secara terus-menerus, dan hubungan antara tahapan-tahapan proses tersebut. Dalam peta konsep siklus, informasi disajikan dalam lingkaran atau bentuk siklus, sehingga memvisualisasikan hubungan antar konsep secara berkesinambungan.

4. Peta konsep laba-laba atau spider concept map

Keempat, terdapat peta konsep laba-laba atau spider concept map. Peta konsep ini memiliki konsep inti di tengah dan konsep-konsep terkait tersebar di sekitarnya seperti kaki laba-laba. Peta konsep laba-laba sering digunakan untuk menggambarkan banyak hubungan yang keluar dari satu konsep inti.

Jenis peta konsep ini membantu menunjukkan bagaimana konsep inti dapat dihubungkan dengan banyak konsep lainnya secara tidak berurutan, sehingga memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi lebih banyak ide dan keterkaitan konsep.

4 dari 4 halaman

Manfaat dari Peta Konsep

Mengutip buku "Mengenal Kimia 1 (2010)," peta konsep memiliki beberapa manfaat yang sangat berarti dalam proses pembelajaran. Berikut adalah penjelasan mengenai manfaat-manfaat tersebut:

1. Mempermudah pemahaman terhadap suatu materi:

Peta konsep membantu menyajikan informasi secara terstruktur dan visual, sehingga memudahkan seseorang untuk memahami hubungan antara konsep-konsep yang berbeda. Dengan melihat gambaran keseluruhan konsep dan bagaimana mereka saling terkait, siswa atau peserta didik dapat lebih mudah menyerap informasi dan memahami topik secara komprehensif.

2. Mempermudah seseorang untuk konsentrasi dan mengingat suatu materi:

Dalam peta konsep, informasi disajikan dengan cara yang menarik dan sistematis, yang dapat membantu meningkatkan konsentrasi dalam proses belajar. Selain itu, visualisasi informasi dalam bentuk peta konsep memungkinkan seseorang untuk mengingat informasi lebih baik, karena hubungan dan keterkaitan antar konsep tergambar dengan jelas.

3. Membantu proses belajar agar lebih cepat dan efisien:

Peta konsep memberikan gambaran yang ringkas namun komprehensif tentang suatu topik. Dengan melihat peta konsep, siswa atau peserta didik dapat dengan cepat mengidentifikasi bagian-bagian penting dari suatu materi dan memahami konteksnya. Hal ini dapat menghemat waktu dalam memproses informasi dan membantu proses belajar menjadi lebih efisien.

4. Melatih otak untuk melihat secara keseluruhan dan terperinci:

Dalam peta konsep, konsep-konsep utama dan konsep-konsep terkait ditampilkan secara bersamaan. Hal ini melatih otak untuk melihat gambaran keseluruhan suatu topik serta memahami detail-detail yang ada. Dengan melatih kemampuan melihat secara keseluruhan dan terperinci, siswa atau peserta didik dapat mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam terhadap materi pembelajaran.

5. Membantu menghasilkan ide-ide baru (brainstorming):

Peta konsep memungkinkan siswa atau peserta didik untuk mengeksplorasi keterkaitan antar konsep secara bebas. Dengan cara ini, peta konsep dapat menjadi alat yang efektif dalam proses brainstorming, di mana ide-ide baru dapat muncul ketika melihat hubungan antar konsep yang mungkin sebelumnya belum terpikirkan.

6. Menghemat waktu dalam belajar:

Dalam peta konsep, informasi disajikan secara ringkas dan terstruktur. Hal ini memungkinkan siswa atau peserta didik untuk dengan cepat mengakses informasi yang dibutuhkan tanpa harus membaca atau mencari dalam teks yang panjang. Sehingga, penggunaan peta konsep dapat menghemat waktu dalam proses belajar dan membantu siswa fokus pada inti materi pembelajaran.

Â