Liputan6.com, Jakarta Dalam agama Islam, konsep muhrim adalah salah satu aspek penting yang berhubungan erat dengan pernikahan dan ibadah haji/umrah. Meskipun seringkali disamakan dengan istilah mahram, muhrim adalah istilah yang memiliki makna dan peran yang berbeda.Â
Untuk mendalami pemahaman tentang muhrim, perlu melihatnya dari sudut pandang aslinya dalam bahasa Arab serta bagaimana konsep ini diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Muslim.Â
Dengan memahami konsep muhrim dengan baik dan juga memahami perbedaannya dengan mahram, umat Muslim akan lebih terarah dan dapat dengan benar menjalani kehidupan sehari-hari serta beribadah kepada Allah SWT.
Advertisement
Lantas apa itu muhrim dan apa itu mahram? Lebih lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber pada Selasa (1/8/2023). Pengertian Muhrim dan Mahram, beserta dengan perbedaannya.
Apa Itu Muhrim?
Dilansir dari Kemendikbud, muhrim adalah orang yang sedang mengerjakan ihram untuk melaksanakan ibadah haji atau umrah. Istilah muhrim mengacu pada seseorang yang berada dalam keadaan ihram, yaitu salah satu dari dua pakaian khusus yang dikenakan oleh jamaah haji atau umrah sebagai tanda bahwa mereka sedang dalam keadaan menunaikan ibadah tersebut.
Dalam konteks penggunaan di Indonesia, terdapat tumpang tindih antara pengertian muhrim dan mahram. Muhrim seringkali dipilih untuk mengacu pada anggota keluarga yang haram dinikahi, padahal sebenarnya istilah muhrim mengacu pada orang yang sedang berihram dalam konteks ibadah haji atau umrah. Jadi, penting untuk memahami perbedaan antara kata muhrim dan mahram agar tidak terjadi salah pengertian dalam penggunaan keduanya.
Advertisement
Apa Itu Mahram?
Mahram adalah istilah dalam Islam yang merujuk kepada orang-orang yang memiliki hubungan keluarga dekat dengan seorang individu dan dianggap haram (dilarang) untuk dinikahi karena hubungan tersebut. Hubungan mahram ini telah ditentukan oleh syariat Islam sebagai bentuk perlindungan dan pembatasan dalam pernikahan.
Contoh hubungan-hubungan mahram antara seorang wanita dengan individu lainnya adalah:
- Ayah: Wanita tidak boleh menikahi ayahnya.
-
Saudara laki-laki (termasuk adik dan kakak): Wanita tidak boleh menikahi saudara laki-lakinya.
-
Kakek (ayahanda dari garis ayah): Wanita tidak boleh menikahi kakek dari pihak ayahnya.
-
Paman dari garis ayah (saudara laki-laki dari ayah): Wanita tidak boleh menikahi paman dari pihak ayahnya.
-
Anak laki-laki (termasuk anak kandung dan anak angkat): Wanita tidak boleh menikahi anak laki-lakinya.
-
Sementara itu, contoh hubungan-hubungan mahram antara seorang pria dengan individu lainnya adalah:
-
Ibu: Pria tidak boleh menikahi ibunya.
-
Saudara perempuan (termasuk adik dan kakak): Pria tidak boleh menikahi saudara perempuannya.
-
Nenek (ibunda dari garis ayah): Pria tidak boleh menikahi nenek dari pihak ibunya.
-
Bibi dari garis ayah (saudara perempuan dari ayah): Pria tidak boleh menikahi bibi dari pihak ibunya.
-
Anak perempuan (termasuk anak kandung dan anak angkat): Pria tidak boleh menikahi anak perempuannya.
Penting untuk memahami konsep mahram dalam Islam karena aturan ini menentukan batasan-batasan dalam hubungan antara anggota keluarga dekat yang bersangkutan, dan bertujuan untuk melindungi keutuhan keluarga serta menjaga kesucian dan moralitas dalam masyarakat Islam. Peraturan mengenai mahram ini juga menjadi pertimbangan penting dalam proses pernikahan dan perjalanan ibadah seperti haji atau umrah.
Perbedaan Muhrim Dan Mahram
Untuk makin memperjelasnya, terdapat perbedaan antara muhrim dan mahram yang penting untuk dipahami karena keduanya memiliki makna dan peran yang berbeda dalam konteks hubungan keluarga dan ibadah haji/umrah. Berikut adalah penjelasan tentang perbedaan keduanya:
Muhrim:
- Dalam bahasa Arab, muhrim adalah orang yang sedang berihram, yaitu memakai pakaian ihram untuk melaksanakan ibadah haji atau umrah. Ihram adalah pakaian khusus yang dikenakan oleh jamaah haji atau umrah sebagai tanda bahwa mereka sedang dalam keadaan menunaikan ibadah tersebut.
-
Secara khusus, muhrim mengacu pada orang yang berada dalam keadaan ihram, baik itu pria maupun wanita, yang sedang melaksanakan ibadah haji atau umrah. Selama berada dalam keadaan ihram, mereka memiliki kewajiban dan larangan tertentu selama menjalankan ibadah tersebut.
-
Dalam konteks tumpang tindih di Indonesia, kata muhrim sering digunakan untuk mengacu pada anggota keluarga dekat yang haram dinikahi (sebenarnya makna ini sesuai dengan istilah mahram). Ini menyebabkan penggunaan istilah muhrim menjadi ambigu di beberapa situasi.
Â
Mahram:
- Mahram adalah orang yang haram (dilarang) untuk dinikahi karena memiliki hubungan keluarga dekat yang telah ditentukan oleh syariat Islam. Hubungan tersebut bisa berdasarkan nasab (keturunan), susuan, atau hubungan perkawinan tertentu.
-
Dalam konteks keluarga, contoh mahram bagi seorang wanita adalah ayah, saudara laki-laki (termasuk adik dan kakak), kakek, paman dari garis ayah, dan anak laki-laki. Bagi seorang pria, mahram misalnya adalah ibu, saudara perempuan (termasuk adik dan kakak), nenek, bibi dari garis ayah, dan anak perempuan.
-
Fungsi utama mahram adalah untuk memberikan perlindungan dan keamanan bagi wanita yang melakukan ibadah haji atau umrah, sehingga seorang wanita yang akan melakukan perjalanan haji atau umrah harus ditemani oleh mahramnya.
Â
Ringkasnya, muhrim adalah orang yang sedang berihram untuk melakukan haji atau umrah, sedangkan mahram adalah anggota keluarga dekat yang haram dinikahi karena hubungan keluarga yang telah ditentukan oleh syariat Islam. Penting untuk memahami perbedaan ini agar tidak terjadi kebingungan dalam penggunaan kedua istilah ini dalam konteks percakapan atau ibadah.
Advertisement