Sukses

Syarat Aqiqah, Hukum, Waktu, dan Tata Caranya bagi Umat Islam

Syarat aqiqah perlu dipahami oleh setiap muslim, terutama bagi orang tua.

Liputan6.com, Jakarta Syarat aqiqah perlu dipahami oleh setiap muslim, terutama bagi orang tua. Aqiqah sendiri merupakan proses menyembelih hewan ternak sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT atas lahirnya seorang anak. Kelahiran sang buah hati tentunya merupakan momen yang sangat ditunggu-tunggu oleh setiap orang tua.

Aqiqah dilakukan sebagai bentuk rasa syukur orang tua atas kelahiran anaknya. Makna aqiqah ada dua, yaitu aqiqah adalah memotong rambut bayi yang baru lahir dan aqiqah adalah memotong atau melakukan penyembelihan hewan. 

Aqiqah dilakukan dengan cara menyembelih binatang ternak lalu dibagikan kepada kerabat dan tetangga. Menurut istilah, aqiqah adalah proses pemotongan hewan ternak pada hari ketujuh setelah bayi dilahirkan.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (2/8/2023) tentang syarat aqiqah.

2 dari 4 halaman

Syarat Aqiqah

Syarat aqiqah tentunya mengacu pada ketentuan kambing atau domba yang disembelih. Adapun syarat aqiqah terkait kambing atau domba yang digunakan adalah:

  1. Kambing atau domba harus dalam keadaan sehat dan tidak sakit.
  2. Kambing atau domba aqiqah tidak kurus.
  3. Syarat aqiqah adalah kambing atau domba tidak cacat.
  4. Kambing atau domba aqiqah sudah berumur satu tahun lebih atau sudah pernah berganti gigi.

Jadi, syarat aqiqah terkait kambing atau domba yang digunakan yaitu yang sehat, tidak kurus, tidak cacat, dan sudah berumur satu tahun. Adapun jumlah hewan sebagai syarat aqiqah, mayoritas ulama berpendapat bahwa untuk anak laki-laki sebanyak 2 ekor kambing/domba dan untuk anak perempuan sebanyak 1 ekor kambing/domba.

Syarat aqiqah terkait jumlahnya ini disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan Abu Dawud, yang artinya:

Dari Ummu Kurz ia berkata, "Aku mendengar Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda 'Untuk seorang anak laki-laki adalah dua ekor kambing dan untuk anak perempuan adalah seekor kambing. Tidak mengapa bagi kalian apakah ia kambing jantan atau betina'." (HR. Abu Dawud no. 2834-2835).

3 dari 4 halaman

Hukum Aqiqah

Setelah memahami syarat aqiqah, kamu tentunya perlu mengenali hukumnya. Hukum aqiqah anak merujuk pada hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ibnu Majah, yang artinya:

“Setiap anak tergadaikan dengan aqiqahnya yang disembelih pada hari ke tujuh, dicukur (rambutnya), dan diberi nama.” (HR. Tirmidzi no. 2735, Abu Dawud no. 2527, Ibnu Majah no. 3165. Hadits ini dishahihkan oleh Al-Albani dalam kitab al-Irwa' no. 1165).

Tergadaikan di kalimat tersebut, di antara pendapat para ulama adalah anak yang tidak diaqiqahkan lalu meninggal dunia, maka anak itu tidak akan memberi syafaat bagi kedua orang tuanya.

Hukum aqiqah anak adalah sunnah muakkad menurut jumhur ulama. Sedangkan tata cara aqiqah sudah dijelaskan oleh para ulama dengan berdasarkan pada hadis Rasulullah SAW di atas.

Waktu Terbaik Aqiqah

Waktu terbaik untuk melaksanakan aqiqah adalah di hari ketujuh setelah kelahiran bayi. Hal itu sudah diterangkan dengan jelas pada hadis yang diriwayatkan Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ibnu Majah sebelumnya. Lantas, bagaimana menentukan hari ke tujuh untuk melaksanakan aqiqah?

Disebutkan dalam Al-Mawsu’ah Al-Fiqhiyah bahwa jika bayi lahir siang hari, maka sudah termasuk hari pertama dari tujuh hari. Sedangkan jika bayi dilahirkan pada waktu malam, tidak termasuk dalam hitungan. Hari pertama adalah hari berikutnya.

Namun, menurut Mazhab Syafi’i, aqiqah tetap dapat dilaksanakan setelah melewati hari ke tujuh kelahiran bayi. Ada sebagian yang menggunakan tata cara waktu aqiqah pada 14 atau 21 hari setelah kelahiran bayi. Bahkan, Mazhab Syafi’i tetap menganjurkan aqiqah walaupun anak tersebut telah meninggal dunia sebelum hari ke tujuh.

4 dari 4 halaman

Tata Cara Aqiqah Sesuai Sunah Rasul

Setelah mengenali syarat aqiqah, penting juga memahami tata cara aqiqah sesuai sunah rasul. Tata cara aqiqah sesuai sunah rasul untuk anak laki-laki dan perempuan sebenarnya sama saja. Perbedaannya hanya terletak pada jumlah kambing yang dikurbankan untuk aqiqah.

1. Menyembelih Kambing

Tata cara aqiqah yang pertama adalah menyembelih kambing. Jumlah kambing yang disembelih untuk aqiqah berbeda antara anak perempuan dan laki-laki. Untuk aqiqah anak perempuan orang tua menyiapkan satu ekor kambing. Sementara untuk anak laki-laki, orang tua menyembelih dua ekor kambing.

Syarat aqiqah terkait kambing yang disembelih sama dengan hewan kurban, yaitu kambing yang berkualitas, baik dari segi jenis hingga usia. Kambing tersebut juga harus bebas dari cacat dan penyakit. Sebelum menyembelih kambing untuk aqiqah, disunahkan untuk membaca doa sebagai berikut:

Bismillahi wa billahi, allahumma 'aqiqatun 'an fulan bin fulan, lahmuha bilahmihi si azhmihi, allahummaj'alha wiqaan liali muhammadin 'alaihi wa alihis salam.

Artinya: "Dengan nama Allah serta dengan Allah, Aqiqah ini dari fulan bin fulan, dagingnya dengan dagingnya, tulangnya dengan tulangnya. Ya Allah, jadikan aqiqah ini sebagai tanda kesetiaan kepada keluarga Muhammad SAW."

Walaupun aqiqah identik dengan menyembelih kambing, sekarang ini sudah banyak yang membeli masakan kambing yang sudah siap digunakan untuk acara aqiqah anak.

2. Memasak Daging Aqiqah

Jumhur ulama lebih mengajurkan untuk memasak daging aqiqah terlebih dahulu sebelum membagikannya kepada orang-orang. Hal itu diungkapkan dalam kitab Atahzib yang ditulis Imam Al-Baghawi, yang artinya:

"Dianjurkan untuk tidak membagikan daging hewan aqiqah dalam keadaan mentah, akan tetapi dimasak terlebih dahulu kemudian diantarkan kepada orang fakir dengan nampan." (Imam Al-Baghawi dalam kitab Atahzib)

Kemudian, pendapat yang ditulis dalam kitab Al-Musfashshal fi Ahkamil Aqiqah yang artinya:

"Kebanyakan ahlul ilmi menganjurkan agar daging hewan aqiqah tidak dibagikan dalam keadaan mentah, namun dimasak terlebih dahulu kemudian disedekahkan pada orang fakir."

3. Memakan Sebagian Daging Aqiqah

Menurut hadis yang diriwayatkan al-Bayhaqi, daging aqiqah sebaiknya dimasak terlebih dahulu dan dimakan oleh keluarga, baru dibagikan. Hal ini seperti tertulis dalam sebuah hadis, yang artinya:

Aisyah r.a berkata, "Sunnahnya dua ekor kambing untuk anak laki-laki dan satu ekor kambing untuk anak perempuan. Ia dimasak tanpa mematahkan tulangnya. Lalu dimakan (oleh keluarganya), dan disedekahkan pada hari ketujuh." (HR al-Bayhaqi)

Dari hadis yang diriwayatkan al-Bayhaqi, sudah jelas disebutkan bahwa daging aqiqah sebagian dimakan, sedangkan sebagiannya lagi dibagikan kepada orang-orang.

4. Mencukur Rambut dan Memberikan Nama Saat Aqiqah

Tata cara aqiqah sesuai sunah rasul berikutnya adalah mencukur rambut bayi yang baru lahir dan memberikan nama kepadanya. Dalam tata cara aqiqah ini, orang tua memberikan nama yang baik kepada anak yang baru lahir. Memberikan nama yang baik mencerminkan bagaimana akhlak dan imannya nanti kepada Allah SWT. Hukum mencukur rambut bayi saat melakukan aqiqah menurut pendapat yang kuat di kalangan ulama adalah sunah.

5. Mendoakan Bayi Saat Aqiqah

Berikut adalah bacaan doa yang sebaiknya diucapkan untuk bayi yang baru lahir:

"U'iidzuka bi kalimaatillaahit tammaati min kulli syaithooni wa haammah. Wa min kulli 'ainin laammah."

Artinya: "Saya perlindungkan engkau, wahai bayi, dengan kalimat Allah yang Perkasa, dari tiap-tiap godaan syaitan, serta tiap-tiap pandangan yang penuh kebencian."