Liputan6.com, Jakarta Exposure adalah jumlah cahaya yang diterima oleh sensor kamera, saat proses pengambilan gambar. Secara lebih spesifik, exposure mengacu pada kombinasi dari tiga elemen kunci dalam fotografi, yaitu aperture (bukaan lensa), shutter speed (kecepatan rana), dan ISO (sensitivitas sensor).Â
Exposure adalah konteks fotografi untuk menciptakan gambar yang berkualitas. Jika exposure terlalu rendah (underexposed), gambar akan terlalu gelap dan detailnya mungkin hilang dalam bayangan. Sebaliknya, jika exposure terlalu tinggi (overexposed), gambar akan terlalu terang dan detailnya bisa hilang dalam highlight yang terlalu terang.
Fotografer perlu mencari keseimbangan yang tepat dalam exposure, dengan memilih kombinasi yang tepat dari aperture, shutter speed, dan ISO sesuai dengan kondisi pencahayaan dan efek yang diinginkan. Melansir dari laman photographylife, exposure adalah jumlah cahaya yang mencapai sensor kamera.
Advertisement
Untuk setiap pemandangan, rentang lebar kecepatan rana, aperture, dan pengaturan ISO akan menghasilkan foto dengan kecerahan yang sesuai. Berikut ini penjelasan mengenai exposure yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (4/8/2023).Â
Â
Elemen
The exposure triangle atau segitiga exposure, merupakan istilah yang merujuk pada 3 elemen dasar pada exposure, yaitu aperture, shutter speed dan ISO. Perubahan yang terjadi pada salah satu elemen exposure, akan berdampak pada perubahan elemen lainnya, sehingga tidak bisa hanya mengatur satu elemen saja, namun perlu melibatkan elemen lain dalam membentuk exposure.
Aperture (Bukaan Lensa)
Aperture adalah salah satu elemen penting dalam exposure yang mengontrol seberapa besar bukaan lensa saat mengambil gambar. Bukaan lensa diukur dengan nilai f-stop atau f-number, seperti f/2.8, f/4, f/8, dan seterusnya. Angka f-stop yang lebih kecil menunjukkan bukaan yang lebih besar, dan angka yang lebih besar menunjukkan bukaan yang lebih kecil.
Mengutip dari laman djkn.kemenkeu, aperture memiliki dua peran utama dalam fotografi:
- Mengatur kuantitas cahaya yang masuk ke dalam kamera. Aperture yang lebih besar memungkinkan lebih banyak cahaya masuk, dan menghasilkan foto yang lebih terang. Sedangkan aperture yang lebih kecil, membatasi cahaya masuk dan menghasilkan foto yang lebih gelap.
- Mempengaruhi kedalaman bidang (depth of field) dalam foto. Aperture besar (f/2.8 atau f/4) akan menciptakan efek latar belakang yang buram (bokeh), sementara aperture kecil (f/16 atau f/22) akan menciptakan kedalaman bidang yang lebih besar dengan lebih banyak objek dalam fokus.
Shutter Speed (Kecepatan Rana)
Shutter speed adalah waktu yang diambil oleh sensor kamera, untuk terbuka dan menangkap cahaya saat kita menekan tombol rana kamera. Shutter speed diukur dalam detik atau pecahan detik, seperti 1/100, 1/250, 1/1000, dan sebagainya.
Shutter speed memiliki dua peran utama dalam fotografi:
- Mengontrol seberapa lama sensor terbuka untuk menerima cahaya. Shutter speed yang lebih cepat (misalnya 1/500 atau lebih cepat), cocok untuk memotret objek bergerak cepat dan menghindari gambar yang buram akibat gerakan.
- Sementara itu, shutter speed yang lebih lambat (misalnya 1/30 atau lebih lambat) dapat menciptakan efek gerakan atau aliran dalam foto.
- Memengaruhi penangkapan gambar dalam kondisi pencahayaan yang berbeda. Shutter speed yang lebih cepat, cocok untuk kondisi pencahayaan terang. Sedangkan shutter speed yang lebih lambat, berguna dalam kondisi pencahayaan rendah atau saat ingin menciptakan efek panjang (long exposure).
ISO
ISO adalah pengukuran sensitivitas sensor kamera terhadap cahaya. Pengaturan ISO pada kamera dapat berupa angka, seperti 100, 200, 400, 800, dan seterusnya. Semakin tinggi angka ISO, semakin sensitif sensor terhadap cahaya.
ISO memiliki peran penting dalam fotografi:
- Memungkinkan pengambilan gambar dalam kondisi pencahayaan rendah. Dengan meningkatkan ISO (misalnya ke 800 atau 1600), kamera akan lebih sensitif terhadap cahaya, sehingga memungkinkan pengambilan gambar dalam situasi dengan pencahayaan minim, seperti fotografi malam, atau dalam ruangan dengan cahaya redup.
- Namun, perlu diingat bahwa pengaturan ISO yang tinggi juga dapat menyebabkan noise (butiran) pada gambar, yang dapat mengurangi kualitas dan detail gambar. Oleh karena itu, sebaiknya gunakan ISO secukupnya dan hindari pengaturan yang terlalu tinggi kecuali benar-benar diperlukan.
Advertisement
Rekomendasi
Â
Fotografi Pemandangan Biasa (Bukan di Malam Hari)
- Beralih ke mode prioritas aperture, di mana kamera secara otomatis mengatur kecepatan rana, dan Anda memilih aperture secara manual.
- Bidik pada f/8 secara umum, tetapi gunakan f/11 atau f/16 sebagai gantinya jika Anda membutuhkan kedalaman bidang yang lebih banyak, (seperti dengan latar depan terdekat, atau jika Anda menggunakan lensa telefoto).
- Selanjutnya gunakan apertur setara kamera Anda, kemudian membagi angka-angka ini dengan faktor krop
- Atur ISO ke nilai dasarnya, di mana biarkan kecepatan rana Anda jatuh di mana pun diperlukan, untuk eksposur yang tepat.
- Jangan mengekspos salah satu dari mereka. Jika perlu, gunakan kompensasi eksposur negatif untuk menggelapkan foto. Hal ini karena lebih mudah untuk mencerahkan bayangan, dalam pasca-pemrosesan daripada menggelapkan sorotan yang terlalu terang.
Fotografi Potret (Tanpa Flash)
- Bidik dengan tangan, gunakan tripod, atau gunakan monopod. Dalam hal ini, pilihan terbaik tidak diatur dalam batu.
- Gunakan metode apa pun yang paling nyaman bagi Anda, atau pilih pengaturan yang paling sesuai untuk pemotretan khusus.
- Pilih aperture yang memberi depth of field yang menyenangkan, biasanya seperti f/2.8 atau f/1.4, tetapi itu tergantung pada tampilan yang Anda inginkan.
- Perhatikan kecepatan rana, namun jika Anda mulai melihat buram gerakan, itu artinya kecepatan rana Anda terlalu lama. Pertahankan ISO untuk tertap rendah, tetapi jangan takut untuk menaikkannya jika aperture dan kecepatan rana tidak membiarkan cukup cahaya masuk.
- Di lingkungan yang lebih gelap, khususnya Anda mungkin perlu menaikkan ISO, agar dapat menggunakan kecepatan rana yang cukup cepat.
- Sekali lagi, jangan terlalu mengekspos sorotan apa pun. Gunakan kompensasi eksposur negatif jika perlu.
Fotografi Olahraga dan Margasatwa
- Gunakan mode prioritas apertur. (Beberapa panduan akan menyarankan agar Anda menggunakan mode shutter-priority, yang bagus jika Anda mencoba mempelajari hal-hal tentang buram gerakan, tetapi sering kali membuat aperture Anda ke nilai yang aneh, dan umumnya harus dihindari setelah Anda menjadi lebih mahir.).
- Gunakan aperture besar, seperti f/2.8 atau f/4.
- Perhatikan kecepatan rana Anda dengan sangat hati-hati, namun jika Anda memerlukan sesuatu yang cepat (seperti 1/500 atau 1/1000 detik), untuk membekukan olahraga yang bergerak cepat.
- Kemungkinan besar, Anda ingin menaikkan ISO ke nilai yang memungkinkan Anda menggunakan kecepatan rana yang begitu cepat. Â
Cara Mengoptimalkan Exposure dalam Fotografi
Mengoptimalkan exposure dalam fotografi, memerlukan pemahaman yang baik tentang pengaturan aperture, shutter speed, dan ISO. Berikut adalah beberapa cara untuk mencapai exposure yang optimal dalam fotografi:
Gunakan Mode Manual atau Semi-Manual
Mode manual (M) memberikan Anda kendali penuh, atas semua elemen exposure, yaitu aperture, shutter speed, dan ISO. Namun, jika Anda masih pemula, Anda bisa memulai dengan mode semi-manual seperti aperture priority (A/Av) atau shutter priority (S/Tv). Mode ini memungkinkan Anda mengatur salah satu elemen (aperture atau shutter speed), sementara kamera akan menyesuaikan elemen lainnya secara otomatis, untuk mencapai exposure yang seimbang.
Perhatikan Histogram
Gunakan histogram pada layar kamera atau setelah mengambil gambar, untuk memeriksa distribusi tonalitas dalam gambar Anda. Histogram akan menunjukkan apakah gambar Anda overexposed (terlalu terang), atau underexposed (terlalu gelap). Coba untuk menjaga histogram berada di tengah-tengah, menandakan keseimbangan yang baik antara bayangan, midtone, dan highlight.
Gunakan Teknik Bracketing
Bracketing adalah teknik mengambil beberapa foto dengan exposure yang berbeda. Dengan teknik ini, Anda bisa mengambil foto dengan exposure normal, kemudian satu foto lebih terang (overexposed), dan satu lagi lebih gelap (underexposed). Hal ini sangat berguna dalam situasi pencahayaan yang sulit, atau ketika Anda ingin mencoba berbagai exposure untuk mendapatkan hasil terbaik.
Eksperimen dengan Efek Kreatif
Exposure yang tepat adalah penting, tetapi jangan takut untuk mencoba efek kreatif. Misalnya, eksperimen dengan long exposure untuk menciptakan efek aliran, atau efek gerakan pada objek yang bergerak. Ini memberi kesan unik pada gambar Anda.
Gunakan Fitur Exposure Compensation
Beberapa kamera memiliki fitur "exposure compensation" yang memungkinkan Anda, untuk mengatur tingkat exposure lebih cerah atau lebih gelap, dari nilai yang diukur oleh kamera. Fitur ini berguna ketika kamera sulit menentukan exposure yang tepat, terutama dalam kondisi pencahayaan yang kompleks.
Advertisement