Sukses

Pancaroba adalah Peralihan Musim Hujan dan Kemarau, Kemenkes RI Ungkap Antisipasinya

Musim pancaroba adalah masa peralihan antara musim hujan dan musim kemarau, atau sebaliknya, di wilayah tropis.

Liputan6.com, Jakarta - Musim pancaroba adalah masa peralihan antara musim hujan dan musim kemarau, atau sebaliknya, yang terjadi di wilayah-wilayah tropis seperti Indonesia. Fenomena ini ditandai dengan cuaca yang tidak menentu, angin kencang, dan perubahan yang cepat dalam curah hujan serta suhu udara. Periode ini seringkali diikuti oleh perubahan pola cuaca yang ekstrem, seperti hujan lebat yang diselingi dengan panas terik matahari, bahkan ada potensi hujan es.

Penyebab terjadinya musim pancaroba adalah perubahan iklim dan pertemuan antara massa udara dingin dengan massa udara panas. Di Indonesia, musim pancaroba merupakan bagian dari iklim tropis yang terdiri dari tiga siklus utama, yakni musim kemarau, pancaroba, dan musim hujan. Pergantian antara dua musim ini menciptakan periode peralihan yang biasanya terjadi pada bulan Oktober ketika musim kemarau menuju musim penghujan, dan pada bulan Maret hingga April ketika musim penghujan menuju musim kemarau.

Musim pancaroba memiliki dampak signifikan pada berbagai aspek kehidupan. Selain fluktuasi cuaca yang menyebabkan ketidakstabilan lingkungan, periode pancaroba juga mempengaruhi kesehatan manusia. Suhu dan kelembapan yang bervariasi selama masa pancaroba dapat meningkatkan risiko penyakit pernapasan, penyakit kulit, dan masalah kesehatan lainnya.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang musim pancaroba, penyebab, dampak penyakit, dan cara mengantisipasinya, Kamis (3/8/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Masa peralihan antara musim hujan dan musim kemarau

Pancaroba adalah musim yang dikenal sebagai masa peralihan antara musim hujan dan musim kemarau, atau sebaliknya. Ini merupakan fenomena alam yang memengaruhi berbagai aspek kehidupan di berbagai wilayah tropis seperti Indonesia. Fenomena musim pancaroba adalah terjadi karena pertemuan atau pergantian masa udara dingin dengan masa udara panas, yang disebabkan oleh perubahan iklim dan mengakibatkan perubahan suhu dan kelembaban udara.

Meskipun merupakan bagian alami dari siklus iklim tropis, musim pancaroba memiliki dampak signifikan terhadap kondisi lingkungan dan kesehatan manusia.

Pancaroba adalah masa yang ditandai oleh fluktuasi cuaca tidak stabil, seperti angin kencang, hujan lebat, dan panas terik matahari yang bergantian. Momen ini dapat diiringi oleh hujan es, yang menunjukkan variasi ekstrem dalam kondisi cuaca. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kalimantan Selatan menjelaskan  pancaroba adalah musim yang ditandai dengan adanya curah hujan tinggi yang diselingi dengan sinar matahari yang terik. Fenomena ini memainkan peran penting dalam transisi antara musim hujan yang basah dan musim kemarau yang kering.

Dalam iklim tropis, seperti yang dialami Indonesia, musim pancaroba adalah bagian integral dari tiga siklus utama, yaitu musim kemarau, pancaroba, dan musim hujan. Pancaroba adalah masa ketika cuaca dan lingkungan berubah secara drastis, menciptakan tantangan bagi manusia dalam menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. Fenomena ini memiliki potensi untuk memicu perubahan penyakit karena fluktuasi suhu dan kelembapan yang dapat memengaruhi kesehatan manusia.

Penting untuk diperhatikan bahwa musim pancaroba sering kali memberikan dampak nyata bagi masyarakat. Direktorat Jenderal Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menjelaskan fluktuasi cuaca selama masa pancaroba adalah dapat mempengaruhi kondisi kesehatan manusia, meningkatkan risiko penyakit pernapasan, penyakit kulit, pencernaan, DBD, dan masalah kesehatan lainnya. Oleh karena itu, penting bagi individu dan pemerintah untuk mengambil langkah-langkah pencegahan dan penanganan yang tepat selama periode pancaroba.

Pada aspek ekonomi, musim pancaroba juga dapat memiliki dampak. Pertanian, misalnya, dapat terpengaruh oleh perubahan pola cuaca dan curah hujan yang tidak stabil selama masa peralihan ini. Petani harus mengadaptasi praktik pertanian mereka agar sesuai dengan perubahan kondisi cuaca.

Dalam rangka meminimalkan dampak negatif musim pancaroba, penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan pemahaman tentang perubahan iklim dan dampaknya. Langkah-langkah adaptasi, seperti perencanaan kesehatan yang matang dan praktik pertanian yang berkelanjutan, dapat membantu mengurangi risiko yang terkait dengan perubahan cuaca yang terjadi selama musim pancaroba.

3 dari 3 halaman

Cara mencegah penyakit pancaroba menurut Kemenkes RI

Melansir dari laman website resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia atau Kemenkes RI, ada sejumlah langkah preventif yang dapat diambil untuk mengurangi risiko terjadinya penyakit selama periode peralihan cuaca yang tidak menentu ini. Di antaranya:

1. Menggunakan masker saat keluar rumah

Salah satu langkah yang dapat diambil adalah dengan menggunakan masker saat keluar rumah di musim pancaroba. Masker membantu melindungi saluran pernapasan dari partikel-partikel berbahaya dan polusi udara yang sering kali meningkat selama periode ini. Selain itu, penting juga untuk bersiap menghadapi fluktuasi cuaca dengan membawa jaket, sweater, payung, atau jas hujan sebelum keluar rumah. Hal ini bertujuan untuk antisipasi terhadap perubahan suhu dan kondisi cuaca yang tidak menentu selama masa pancaroba.

2. Mengonsumsi makanan bergizi

Selain menjaga kesehatan fisik, asupan makanan juga berperan penting dalam meningkatkan sistem imun tubuh. Mengkonsumsi makanan bergizi yang kaya akan vitamin dan mineral, seperti buah-buahan, sayuran, ikan, daging, dan telur, dapat memberikan nutrisi penting bagi tubuh. Makan makanan sehat secara rutin dapat meningkatkan daya tahan tubuh sehingga kita lebih terhindar dari serangan penyakit selama masa pancaroba.

3. Menjaga kualitas tidur

Kualitas tidur yang cukup juga memiliki peran vital dalam menjaga kesehatan tubuh. Hindari begadang dan usahakan untuk mendapatkan istirahat yang memadai agar tubuh tidak menjadi lelah dan sistem kekebalan tetap optimal. Kurang tidur dapat menyebabkan penurunan sistem imun tubuh, sehingga kita lebih rentan terhadap penyakit. Oleh karena itu, penting untuk menciptakan pola tidur yang baik dan teratur.

4. Menjaga tubuh tetap terhindrasi

Selain itu, menjaga hidrasi tubuh juga merupakan hal yang penting selama musim pancaroba. Minumlah air putih setidaknya 2 liter atau lebih dalam sehari agar tubuh tetap terhidrasi dengan baik. Air berperan dalam mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh, membuang zat-zat tak berguna, dan berkontribusi dalam pembentukan plasma darah yang penting untuk fungsi normal tubuh.

5. Memenuhi asupan vitamin dengan suplemen

Selanjutnya, bagi yang mempertimbangkan konsumsi suplemen vitamin, penting untuk diketahui bahwa asupan makanan bergizi yang cukup sudah mencukupi kebutuhan tubuh. Namun, bagi orang-orang dengan sistem imun yang lemah atau mengalami masalah kesehatan tertentu, berkonsultasi dengan dokter mengenai konsumsi suplemen vitamin bisa menjadi pilihan yang tepat untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

6. Mengupayakan kebersihan diri dan lingkungan

Menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar juga merupakan langkah krusial dalam mencegah penyebaran penyakit selama musim pancaroba. Rajin mencuci tangan setelah beraktivitas dan sebelum makan membantu mengurangi risiko terpapar bakteri dan virus. Selain itu, menjaga area rumah dan lingkungan kerja tetap bersih dari sampah dan genangan air membantu mencegah perkembangbiakan nyamuk yang dapat menyebarkan penyakit.

7. Menjaga keteraturan olahraga

Terakhir, berolahraga secara teratur juga berkontribusi dalam menjaga kesehatan tubuh. Aktivitas fisik seperti jogging, bersepeda, atau jalan kaki dapat meningkatkan sirkulasi darah, menjaga keseimbangan hormonal, dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Dengan melakukan aktivitas fisik secara rutin, kesehatan tubuh dapat terjaga dan risiko terkena penyakit dapat dikurangi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.