Liputan6.com, Jakarta Kutil atau papilloma adalah benjolan yang di kulit yang muncul karena infeksi Human papilloma virus (HPV). Selain dapat menimbulkan rasa sakit, munculnya papiloma di area kulit juga dapat mengganggu penampilan. Papiloma juga muncul di di bagian tubuh yang tidak terlihat seperti laring, otak, alat kelamin, konjungtiva mata, sampai saluran payudara wanita.
Umumnya papiloma adalah gejala yang tidak menimbulkan masalah yang serius. Namun apabila kemunculannya berada di dekat organ vital, benjolan ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan gangguan kesehatan serius.
Untuk itu, berkonsultasi dengan dokter sangat disarankan untuk mendapatkan penanganan yang memadai. Berikut ulasan tentang papiloma adalah benjolan akibat infeksi virus HPV yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (4/8/2023).
Advertisement
Tumor Jinak yang Perlu Diwaspadai
Papiloma adalah tumor jinak yang biasanya berbentuk benjolan dan dapat ditemukan di berbagai bagian tubuh, seperti di area leher, mulut, kaki, tangan, payudara, dan bagian tubuh lainnya. Papiloma juga umum disebut sebagai disebut kutil, terutama ketika muncul di kulit.
Benjolan akibat papiloma tidak tumbuh secara agresif dan tidak menyebar ke seluruh tubuh. Pertumbuhan hanya terjadi pada jaringan tertentu, baik yang terjadi di seluruh tubuh maupun di permukaan jaringan lembab yang melapisi bagian dalam tubuh, seperti di usus atau saluran napas. Permukaan tempat papiloma terjadi disebut epitel.
Meskipun termasuk tumor jinak non kanker yang umumnya tidak menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang. Namun, papiloma memiliki risiko kanker yang tinggi. Oleh sebab itu beberapa pasien yang menerima pengobatan untuk papiloma payudara, akan dipantau kedepannya jika kanker juga terjadi. Papiloma yang muncul di laring atau saluran nafas juga dapat menjadi masalah jika tumbuh kembali dengan cepat dan menyebabkan obstruksi jalan napas.Â
Meskipun papiloma umumnya tidak menyebar dan bersifat jinak, penting untuk mengikuti nasihat dan petunjuk dokter untuk memastikan diagnosis yang tepat dan mengatasi gejala atau komplikasi yang mungkin terjadi.
Penyebab Papiloma
Penyebab utama munculnya papiloma adalah virus Human Papillomavirus (HPV). HPV adalah penyebab utama infeksi dan pertumbuhan kutil atau papiloma pada kulit atau selaput lendir pada manusia. Virus ini ditularkan melalui kontak kulit ke kulit, terutama melalui hubungan seksual dengan seseorang yang telah terinfeksi HPV. Karena itu, papiloma sering ditemukan di daerah-daerah yang terpapar secara seksual, seperti kelamin, anus, atau mulut.
Selain HPV, penyebab lain papiloma adalah kerusakan kulit. Jika kulit mengalami kerusakan atau cedera, misalnya karena goresan, luka, atau digaruk, itu bisa menjadi pintu masuk bagi HPV atau infeksi lainnya. Jika papiloma atau kutil digaruk atau dipetik, hal itu juga dapat menyebabkan infeksi lebih lanjut dan pertumbuhan kutil yang lebih besar.
Meskipun ada hubungan antara HPV dan kanker, terutama kanker serviks, namun perlu dicatat bahwa tidak semua kasus HPV menyebabkan kanker. HPV membutuhkan waktu yang cukup lama, antara 10 hingga 30 tahun, untuk berkembang menjadi kondisi ganas seperti kanker. Selama periode ini, kondisi pra-kanker (misalnya displasia serviks) dapat berkembang, yang jika tidak diobati, dapat berkembang menjadi kanker.
Advertisement
Gejala Papiloma
Papiloma adalah tumor jinak yang bisa terbentuk sebagai benjolan pada berbagai area tubuh, seperti leher, mulut, kaki, tangan, payudara, dan bagian tubuh lainnya. Papiloma ini memiliki warna coklat atau hitam dan umumnya tidak menimbulkan masalah kesehatan jangka panjang. Tumor ini tidak menyebar secara agresif dan pertumbuhannya terbatas pada jenis jaringan tertentu di seluruh tubuh, baik pada kulit maupun pada jaringan lembab di dalam tubuh, seperti usus atau saluran napas.
Meski umumnya tidak berbahaya, papiloma bisa menyebabkan iritasi atau masalah lain tergantung lokasi pertumbuhannya. Sebagai contoh, pada saluran payudara perempuan, papiloma bisa menyebabkan keluarnya cairan encer atau berdarah dari puting.Â
Jika tumbuh di dalam hidung atau sinus, papiloma dapat menyebabkan masalah pernapasan, hidung tersumbat, dan gangguan sinus. Jika berada di laring, gejala bisa termasuk suara serak dan dalam kasus yang lebih parah, dapat menyebabkan sesak napas.
Meskipun papiloma tidak bersifat ganas, keberadaannya dapat mendorong struktur di dekatnya, seperti saat muncul di dekat mata, yang menyebabkan gangguan pada penglihatan atau ketidaknyamanan. Oleh karena itu, pengangkatan benjolan ini sering dilakukan untuk mengatasi gangguan dan gejala yang mungkin timbul.Â
Jika seseorang mengalami gejala yang mencurigakan atau memiliki pertumbuhan yang mencurigakan di kulit atau dalam tubuh, disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter guna mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Cara Mengatasi Papiloma
Papiloma dapat diatasi dengan beberapa metode pengobatan yang dipilih berdasarkan pada ukuran, lokasi, dan karakteristik pertumbuhan papiloma, berikut diantaranya.
1. Pembekuan Papiloma atau Cryodestruction
Metode ini menggunakan suhu yang sangat rendah untuk menghancurkan pertumbuhan papiloma. Pembekuan dilakukan dengan cepat dan mencapai suhu yang diperlukan agar jaringan papiloma terhancur sepenuhnya. Ini mencegah papiloma untuk muncul kembali dan berkembang lebih besar. Cryosurgery juga dapat berfungsi seperti vaksin untuk melawan jaringan yang terinfeksi.
2. Elektrokoagulasi Papiloma
Prosedur ini melibatkan penggunaan arus listrik untuk mengangkat pertumbuhan papiloma atau kauterisasi (menghilangkan) jaringan. Papiloma dibakar secara perlahan dan dihancurkan menggunakan aliran listrik.
3. Pengangkatan Papiloma dengan Laser
Metode ini menggunakan sinar laser untuk mematikan jaringan kutil. Energi dari sinar laser diarahkan pada jaringan target, sehingga menghancurkannya. Jaringan kutil yang terkena akan lepas dengan sendirinya, sementara jaringan sekitarnya tidak terpengaruh.
4. Operasi Bedah Pengangkatan Papiloma
Operasi ini melibatkan pengangkatan papiloma dan jaringannya melalui prosedur bedah. Pasien biasanya diberi bius lokal sehingga tidak merasakan sakit selama operasi. Setelah pengangkatan, luka akan dijahit untuk memastikan penyembuhan yang baik.
Advertisement
Pencegahan Papiloma
Pencegahan menjadi langkah baik dibanding pengobatan. Berikut beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terpapar HPV dan menghindari pertumbuhan papiloma yang tidak diinginkan.
1. Vaksin HPVÂ
Vaksin HPV seperti Gardasil 9 direkomendasikan untuk melindungi dari jenis HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks, vagina, vulva, penis, orofaring, dan kutil kelamin. Vaksinasi sebaiknya dilakukan pada usia 11 atau 12 tahun sebelum kemungkinan terpapar HPV yang ditularkan secara seksual.
2. Hindari Berhubungan Intim dengan Pasien Papiloma
Salah satu cara efektif mencegah penularan HPV adalah dengan menghindari berhubungan seksual dengan orang yang sakit papiloma. HPV ditularkan melalui kontak kulit ke kulit dan dapat menginfeksi area yang tidak tercakup oleh kondom. Jika tidak siap atau tidak berada dalam hubungan yang berkomitmen, kamu bisa memutuskan untuk tidak berhubungan seks.
3. Jangan Mulai Berhubungan Seks Terlalu Muda
Semakin muda seseorang saat mulai berhubungan seks, semakin besar risiko tertular infeksi HPV jika terpapar virus ini. Sebaiknya menunda berhubungan seks hingga usia yang lebih matang, dan jika aktif dalam berhubungan seksual, pertimbangkan vaksinasi sebagai langkah pencegahan.
4. Batasi Jumlah Pasangan
Memiliki lebih banyak pasangan seksual meningkatkan kemungkinan terpapar HPV. Meminimalkan jumlah pasangan seksual dapat membantu mengurangi risiko penularan.
5. Gunakan Kondom Saat Berhubungan Intim
Penggunaan kondom dapat membantu mengurangi risiko penularan HPV. Penting untuk menggunakan kondom dengan benar dan konsisten selama setiap hubungan seksual.
6. Untuk Pria, Lakukan Sirkumsisi
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa laki-laki yang disunat memiliki risiko infeksi HPV yang lebih rendah, dan risiko mereka menulari pasangan juga lebih rendah. Meskipun sunat tidak memberikan jaminan terhadap infeksi HPV, vaksinasi tetap penting untuk melindungi kesehatan seksual.
7. Terapkan Gaya Hidup Sehat
Mengikuti pola makan sehat dan tinggi vitamin dan mineral dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh dan mungkin melindungi dari perkembangan beberapa kanker.
8. Lakukan Skrining untuk Perubahan Pra-kanker
Wanita perlu melakukan skrining untuk mengetahui perubahan sel serviks yang abnormal, yang disebabkan oleh infeksi HPV. Deteksi dan pengobatan dini dapat membantu mencegah perkembangan menjadi kanker serviks.
Â
Â