Liputan6.com, Jakarta Parenting adalah proses menumbuh kembangkan dan mendidik anak sejak dini, dari awal kelahiran hingga anak memasuki usia dewasa. Pada kasus parenting ini orang tua menjadi salah satu bagian terpenting terhadap tumbuh kembang sang anak. orang tua yang sudah membekali diri tentang pengetahuan parenting mengetahui bahwa mereka ikut membantu untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak.
Parenting adalah kemampuan yang dimiliki orang tua tersebut juga berasal dari pengalaman yang diperoleh melalui proses refleksi dan juga upaya sadar untuk memenuhi kebutuhan berkaitan dengan suatu informasi mengenai menumbuh kembangkan dan mendidik anak secara optimal. Melalui proses interaksi antara anak dan orang tua hingga sang anak sudah memenuhi kriteria untuk disebut sebagai pribadi yang dewasa.
Baca Juga
Selain itu orang tua yang mempersiapkan dan membekali dirinya dengan pengetahuan yang memadai mengenai pengasuhan dan memahami karakter anak mereka. Parenting adalah bagaimana cara orang tua bertindak sebagai orang tua terhadap anak-anaknya. Mereka juga perlu melakukan serangkaian usaha secara aktif, karena keluarga merupakan lingkungan kehidupan yang dikenal anak untuk pertama kali lahir di dunia dan untuk seterusnya anak belajar di dalam kehidupan keluarga.
Advertisement
Parenting adalah pendidikan untuk meningkatkan atau memfasilitasi perilaku orang tua yang nantinya akan mempengaruhi hasil positif terhadap perkembangan pada anak-anak mereka. Parenting juga menjadi sistem sumber bagi orang tua yang ingin memperluas wawasan dan melatih keterampilan dalam mengasuh anak. Pola asuh terhadap anak sangat di perlukan dalam proses parenting. Dimana orang tua perlu menyesuaikan dengan karakter dan kondisi anak. Pola asuh yang dilakukan oleh orang tua, anak belajar tentang banyak hal, termasuk karakter yang tepat dan sesuai.
Berikut ini jenis pola asuh yang akan menentukan keberhasilan pendidikan karakter anak oleh keluarga yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (4/08/2023).
1. Pola asuh otoriter
Pola asuh otoriter adalah cara mendidik anak dengan menggunakan kepemimpinan otoriter, kepemimpinan otoriter yaitu pemimpin menentukan semua kebijakan, langkah dan tugas yang harus dijalankan. Pola asuh otoriter mencerminkan sikap orang tua yang bertindak keras dan cenderung diskriminatif. Ditandai dengan adanya tekanan pada anak agar mereka patuh terhadap keinginan yang sengat ketat dari orang tuamereka. Pola asuh otoriter juga sering memiliki aturan yang ketat, sering kali memaksa anak untuk berperilaku seperti dirinya (orang tua), kebebasan untuk bertindak atas nama diri sendiri dibatasi, anak jarang diajak berkomunikasi dan diajak ngobrol, bercerita, bertukar pikiran dengan orang tua.
Pola asuh otoriter adalah orang tua malah menganggap bahwa semua sikap yang dilakukan itu sudah benar sehingga tidak perlu minta pertimbangan anak atas semua keputusan yang mengangkat permasalahan anak-anaknya. Dengan berbagai macam aturan yang membatasi perlakuannya. Mereka nantinya akan cenderung menjadi remaja yang bermasalah serta memiliki lebih banyak tekanan dari pada anak lainnya. Pada akhirnya, hal ini akan berpengaruh terhadap kualitas karakter anak
2. Pola asuh demokratis
Pola asuh demokratis ditandai dengan adanya pengakuan orang tua terhadap kemampuan anak ,anak diberi kesempatan untuk tidak selalu tergantung kepada orang tua. Memberikan anak sedikit kebebasan untuk memilih apa yang terbaik pada diri terhadap kehidupan mereka. Kesempatan orang tua yang diberikan kepada anak agar terus dapat berkembang baik itu internal maupun eksternal. Sehingga anak tersebut sedikit demi sedikit berlatih untuk tanggungjawab kepada diri sendiri.
3. Pola asuh permisif
Pola Permisif adalah membiarkan anak bertindak sesuai dengan keinginannya, orang tua tidak memberikan hukuman dan pengendalian. Pola asuh permisif ditandai dengan adanya kebebasan tanpa batas pada anak untuk berperilaku sesuai dengan keinginannya sendiri. Dimana orang tua tidak pernah memberikan aturan dan pengarahan kepada anak, sehingga anak akan berperilaku sesuai dengan keinginannya sendiri walaupun terkadang bertentangan dengan norma sosial.
Advertisement
Faktor yang memengaruhi perkembangan anak
1. Kesehatan dan kesejahteraan
Kesehatan dan kesejahteraan adalah merupakan salah satu faktor yang harus dimiliki seorang anak untuk dapat berkembang dengan baik. Perkembangan psikologis anak juga tergantung pada pertumbuhan fisik dan kesehatan yang dimiliki oleh seorang anak. Kekurangan gizi pada saat masih bayi akan mengakibatkan bayi tidak dapat tumbuh dengan cukup baik dan menjadi lamban.
2. Keluarga dan pengasuhan anak
Keluarga adalah suatu sistem, suatu kesatuan yang dibentuk oleh bagian yang saling berhubungan dan berinteraksi. Sebuah hubungan tidak pernah berlangsung satu arah. Dimana interaksi antara anggota keluarga diharapkan berlangsung dua arah. Interaksi dua arah dalam sebuah keluarga yang berarti perilaku setiap orang bergantung pada perilaku sebelumnya dari mitranya. Hubungan timbak balik yang positif antara orang tua dan anak mempengaruhi cara berperilaku seorang anak terhadap kedua orang tuanya.
Kepribadian adalah merupakan serangkaian kebiasaan perilaku menetap yang dilakukan individu dalam menghadapi stimulus yang diterima. Faktor yang membentuk kepribadian seseorang adalah faktor genetik dan lingkungan. Faktor lingkungan yang menjadi pembentuk kepribadian seorang anak adalah sekumpulan perilaku yang diterima pada saat masih kanak-kanak sampai dewasa. Peran lingkungan sangatlah besar dalam membentuk kepribadian seorang anak.
3. Pendidikan
Pendidikan seorang anak didapat dari lingkungan sekolah. Dimana lembaga formal yang melaksanakan program bimbingan, pengajaran dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual, emosional dan sosial.
Sekolah memiliki peranan serta tanggungjawab yang besar dalam mebantu anak untuk terus berkembang dan mencapai apa yang di ingikan oleh mereka. Dimana sekolah terus berupaya agar mereka dapat berkembang serta memiliki karaker yang baik terhadap lingkungan disekitar mereka.
Cara mendidik dan mengasuh anak
1. Pendidikan dengan keteladanan
Keteladanan dalam pendidikan adalah hal yang berpengaruh dan terbukti paling berhasil dalam mempersiapkan dan membentuk aspek moral, spiritual, dan aspek sosial anak. Mengingat pendidik adalah seorang figur terbaik dalam pandangan anak, dimana hal yang kita lakukan baik ataupun buruk akan ditiru oleh anak apabila kita tidak menempatkan hal tersebut dengan baik. Maka masalah keteladanan menjadi faktor penting dalam menentukan baik buruk anak.
Orang tua yang baik perlu memberikan teladan yang baik bagi anak mereka. Hal itu mereka lakukan agar menjadi salah satu penopang dalam upaya meluruskan kenakalan anak. Bahkan merupakan dasar dalam meningkatkan keutamaan dan etika sosial yang terpuji. Tanpa memberikan teladan yang baik, pendidikan tidak akan berhasil dan nasehat tidak akan berpengaruh.
2. Pendidikan dengan kebiasaan
Kebiasaan adalah cara bertindak atau berbuat seragam. Peranan pembiasaan, pengajaran dan pendidikan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak akan menemukan keutamaan budi pekerti, spiritual dan etika agama yang lurus. Orang tua ikut dalam memberitahu kesalahan dan memperbaiki kesalahan apabila anak melakukan sesuatu hal yang tidak baik.
3. Pendidikan dengan nasehat
Pendidikan dengan nasehat memiliki pengaruh yang cukup besar dalam membuka mata anak-anak serta kesadaran, mendorong  mereka ke akhlak yang lebih baik sesuai dengan prinsip yang di berikan orang tua. Dimana nasehat sangat berperan dalam menjelaskan kepada suatu bentuk tujuan pendidikan akhlak yang hendak di capai pada anak. Bagaimana orang tua memberikan nasehat kepada anaknya yang harus menjaga apa yang dituturkan dan tidak boleh perbuatan yang dilakukan dalam kesehariannya tidak sesuai.
4. Pendidikan dengan perhatian
Pendidikan dengan perhatian adalah senantiasa mencurahkan perhatian penuh dan mengikuti perkembangan aspek akidah dan akhlak anak, mengawasi dan memperhatikan kesiapan mental dan ahkhlak, disamping selalu bertanya tentang situasi pendidikan jasmani dan kemampuan ilmiahnya. Tetapi di zaman sekarang banyak orangtua pekerja kantoran maka sulit baginya untuk memperhatikan anak karena sebagian besar waktunya habis untuk bekerja. Maka apabila orang tua memiliki waktu senggang setidaknya bisa selalu mendampingi anaknya secara maksimal ketika memerkukan sesuatu.
5. Pendidikan dengan hukuman
Dimana orang tua dalam mendidik anak dengan memberikan hukuman kepada anak jangan terlalu kejam. Jika orang tua menghukum anak dengan sangat tegas hingga memberikan pukulan dalam keadaan emosi dapat mengakibatkan jiwa anak menjadi bahkan menyebabkan trauma pada anak.
Â
Reporter Magang
Dinda Hafid Hafifah
Universitas Teknologi Yogyakarta
Advertisement