Sukses

Di Manakah Pusat Pemerintahan Daulah Umayyah? Kenali Sejarah Penyebaran Islam

Di manakah pusat pemerintahan Daulah Umayyah perlu dipahami muslim dalam mempelajari sejarah Islam.

Liputan6.com, Jakarta Di manakah pusat pemerintahan Daulah Umayyah merupakan salah satu pertanyaan yang kerap muncul dalam pembelajaran sejarah kebudayaan Islam. Seperti yang telah diketahui, Bani Umayyah adalah era baru dalam sejarah Islam setelah kepemimpinan khalifah Ali bin Abi Thalib berakhir.

Dinasti ini dibentuk oleh Muawiyah bin Abu Sufyan pada tahun 661 Masehi dan memiliki bentuk pemerintahan yang mirip dengan kerajaan, dengan kekuasaan yang bersifat feodal. Dinasti ini berlangsung selama sekitar satu abad dari tahun 661 hingga 750 Masehi.

Di manakah pusat pemerintahan Daulah Umayyah perlu dipahami muslim dalam mempelajari sejarah Islam. Apalagi,  terbentuknya Daulah Umayyah menunjukkan bahwa umat Islam kembali memperoleh identitasnya sebagai negara berdaulat.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (4/8/2023) tentang di manakah pusat pemerintahan Daulah Umayyah.

2 dari 4 halaman

Di Manakah Pusat Pemerintahan Daulah Umayyah?

Di manakah pusat pemerintahan Daulah Umayyah jawabannya yaitu di Damaskus. Damaskus merupakan Ibukota masa kekhilafan Bani Umayyah yang dibentuk oleh Muawiyah bin Abu Sofyan hingga dinasti ini jatuh. Setelah kemunculan Dinasti Abbasiyyah, Damaskus menjadi salah satu wilayah kekuasaan Bani Abbas. Pamornya kalah oleh ibukota Baghdad.

Di manakah pusat pemerintahan Daulah Umayyah yaitu di Damaskus, yang mencapai puncak kejayaannya kembali pada masa Salahuddin Al-Ayyubi. Damaskus terkenal sebagai kota perdagangan, kota seni, pusat kesehatan dengan banyaknya rumah sakit dan kota pelajar dengan sistem madrasah yang merupakan cikal bakal Universitas, jumlahnya pada masa Salahuddin Al-Ayyubi mencapai 20 buah.

Pada awalnya kekuasaannya hanya berkembang di wilayah Arab dan sekitarnya. Namun seiring berjalannya waktu, kekhalifahan ini semakin meluas hingga ke Cordoba pada tahun 756 hingga 1031, yang dikenal sebagai kekhalifahan Cordoba atau Andalusia, Spanyol.

Selama periode kekuasaan Daulah Umayyah, terjadi kemajuan signifikan dalam bidang ilmu pengetahuan, seperti agama, bahasa, kimia, fisika, sejarah, kedokteran, astronomi, arsitektur, dan bidang ilmu pengetahuan lainnya. Selain itu, ada beberapa aspek yang diubah, seperti sistem kekuasaan, keagamaan, intelektual, politik, bahkan kehidupan sosial.

Di manakah pusat pemerintahan Daulah Umayyah yaitu di Damaskus, yang sebelumnya adalah di Madinah. Di manakah pusat pemerintahan Daulah Umayyah yaitu di Damaskus ini melambangkan zaman imperium baru dan kekuasaan Daulah Umayyah semakin meluas.

3 dari 4 halaman

Penyebaran Agama Islam pada Masa Daulah Umayyah

Di manakah pusat pemerintahan Daulah Umayyah perlu dikenali. Pasalnya, dalam kurun waktu hampir 90 tahun selama kekuasaan Daulah Umayyah, banyak negara yang masuk dalam wilayah kekuasaan Islam begitu pula penyebaran agamanya. Berbagai negara tersebut meliputi Spanyol, Afrika Utara, Arab, Syiria, Palestina, Irak, Persia, Afganistan, India, Uzbekistan, dan Rusia.

Dinasti Umayyah telah membawa perubahan besar dalam sejarah Islam dan telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa itu. Penyebaran agama Islam pada masa daulah Umayyah terus berlanjut setelah Muawiyah bin Abi Sufyan radhiallahu’anhu wafat, yaitu diambil alih kekhalifahannya oleh anaknya Yazid. Setelah wafatnya Khalifah Yazid, posisi khalifah menjadi kosong dan terjadi kekosongan kekuasaan.

Namun, Abdullah bin Zubair yang saat itu tinggal di Makkah, langsung menyatakan dirinya sebagai khalifah. Meskipun begitu, sikap Abdullah bin Zubair tidak disetujui oleh beberapa tokoh baik dan tabi'i, seperti Abdullah bin Umar bin al-Khattab, Nu’man bin Basyir, Muhammad bin Ali bin Abi Thalib (Muhammad al-Hanafiyah), Abdullah bin Ja’far bin Abi Thalib, dan Said bin al-Musayyib. Kekacauan kemudian terjadi di Daulah Umayyah pada periode antara tahun 64H dan 86H saat pemerintahan Khalifah Muawiyah bin Yazid, Marwan bin Hakam, dan Abdul Malik bin Marwan.

4 dari 4 halaman

Kebangkitan Daulah Umayyah

Di manakah pusat pemerintahan Daulah Umayyah yaitu di Damaskus. Titik balik perubahan pada Daulah Umayyah terjadi saat Marwan bin Hakam dan putranya Abdul Malik bin Marwan memimpin sebagai khalifah. Kekuatan dan dasar kebangkitan khilafah pun meletakkan fondasi kebangkitan Daulah Umayyah setelah melalui masa yang sulit.

Periode ini bisa disebut sebagai kebangkitan dan semakin kuatnya penyebaran agama Islam pada masa daulah Umayyah. Kekuatan lainnya yang dimulai pada masa pemerintahan Khalifah al-Walid bin Abdul Malik dan diakhiri pada masa Khalifah Hisham bin Abdul Malik. Meski begitu, pada saat itu, masih terdapat perbedaan pendapat dan konflik di dalam Daulah Umayyah dan tetap menjadi tantangan bagi pemerintahan khalifah.

Di manakah pusat pemerintahan Daulah Umayyah juga dikenal sebagai masa penaklukan yang luar biasa, yang belum pernah terjadi di masa Khulafaur Rashidin sebelumnya. Kekuasaan daulah Islam Bani Umayyah terbentang luas, mulai dari Cina hingga Andalusia dan Prancis Selatan. Bahkan, pintu Konstantinopel pun mulai terketuk dan bergetar, sementara Laut Romawi menjadi wilayah Muslim. Kini, agama Islam menyebar ke tiga benua, yaitu Asia, Afrika, dan Eropa.

Perkembangan ini memicu minat orang-orang untuk berbondong-bondong masuk ke dalam agama Islam. Mereka menerima agama Islam dengan sukarela dan tanpa adanya paksaan ataupun ancaman. Mereka mengetahui prinsip-prinsip kehormatan, kesetaraan, dan persaudaraan yang dipegang teguh oleh Islam, serta kenyamanan yang diajarkan oleh agama Islam. Kecenderungan untuk menghargai dan merawat lingkungan sekitar juga semakin meningkat.

Sebagai akibatnya, Arab menjadi bangsa yang paling dihormati di dunia. Orang-orang di Asia, Eropa, dan Afrika mulai mempelajari bahasa Arab sebagai bahasa kedua mereka. Dunia mengenal nama-nama besar seperti Qutaibah bin Muslim, Muhammad bin al-Qasim ats-Tsaqafi, Musa bin Nushair, dan Tariq bin Ziyad, yang terkenal karena prestasi mereka dalam perang dan kebijakan politik yang diambil.