Liputan6.com, Jakarta Parsial adalah sebuah kata baku dalam bahasa Indonesia. Mengutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring Kemdikbud, pengertian dari kata parsial adalah berhubungan atau merupakan bagian dari keseluruhan.
Dalam sebuah penelitian, parsial adalah pengaruh yang di timbulkan oleh variable bebas secara terpisah atau sendiri sendiri oleh variabel terikat. Pada hipotesis penelitian menggunakan alat uji t untuk menguji variable-variabel bebas terhadap variable terikat secara parsial.
Parsial adalah uji yang digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial variabel independen berpengaruh secara signifikan atau tidaknya terhadap variabel dependen”. Menguji tingkat signifikan koefisien korelasi yang digunakan untuk mengetahui keberartian derajat hubungna antara variabel (X) dan variabel (Y) yang digunakan dengan koefisien korelasi.
Advertisement
Statistika menyediakan teknik korelasi lugas atau korelasi sederhana. Dalam hal memperhatikan atau memperhitungkan variabel lain, Statistika menyediakan suatu alat yang disebut teknik korelasi parsial. Korelasi parsial adalah suatu teknik statistika yang digunakan untuk mempelajari hubungan murni antara sebuah variabel bebas (x) dengan variabel terikat (y) dengan mengendalikan atau mengontrol variabel bebas yang lain( ) yang diduga mempengaruhi hubungan antara variabel X1 dengan Y.
Korelasi parsial adalah perluasan dari korelasi sederhana atau korelasi pearson. Jika korelasi sederhana melibatkan satu variabel terikat (bergantung) dan satu variabel bebas (mandiri). Maka korelasi parsial melibatkan lebih dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebasnya terbagi atas dua penggunaan yaitu satu variabel bebas sebagai yang memiliki hubungan dengan variabel terikat dan variabel bebas yang lainnya sebagai variabel kontrol dimana variabel ini diduga mempengaruhi hubungan antara satu variabel bebas dan satu variabel terikat.
Dengan demikian, analisis korelasi parsial adalah suatu metode yang digunakan untuk mengidentifikasi kuat lemahnya hubungan antar variabel bebas dan variabel terikat, dimana variabel bebas lainnya dikontrol atau dianggap berpengaruh.
Berikut ini teori sebagai landasan penelitian dalam korelasi parsial yang liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (04/8/2023)
1. Analisis korelasi parsial
Untuk menghitung koefisien korelasi dengan korelasi parsial, dilakukan terlebih dahulu perhitungan korelasi tunggal
r=(n∑XY-(∑X)(∑Y))/(√({n∑X^2 )-〖(∑X)〗^2}{n∑Y^2-〖(∑Y)〗^2 )
Dimana
n = Jumlah data
X = Variabel bebas
Y = Variabel terikat
Uji Validitas dan Reliabilitas
Mnurut jurnal ilmu matematika dan peneranan, pengujian validitas data digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dianggap valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas dilakukan dengan bantuan program SPSS for windows. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai p value atau nilai signifikasi kurang dari 0,05, maka item pertanyaan tersebut dinyatakan valid dan sebaliknya jika nilai p value atau signifikasi sama dengan atau lebih dari 0,05 dinilai tidak valid.
Reliabilitas adalah pengukuran untuk suatu gejala. Semakin tinggi reliabilitas suatu alat ukur, maka semakin stabil alat tersebut untuk digunakan. Tingkat reliabilitas suatu konstruk atau variabel penelitian dapat dilihat dari hasil statistik (α) Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai α > 0,60. Semakin nilai alphanya mendekati satu maka nilai reliabilitas datanya semakin terpercaya.
Uji Normalitas dengan uji kolmogorov-smirnov
Interpretasi hasil Uji Kolmogorov Smirnov adalah bahwa jika nilainya di atas 0,05 maka distribusi data dinyatakan memenuhi asumsi normalitas, dan jika nilainya di bawah 0,05 maka diinterpretasikan sebagai tidak normal.
Uji signifikan koefisien korelasi parsial (uji-t)
Korelasi parsial uji-t digunakan untuk menguji berarti atau tidaknya hubungan variabel-variabel bebas penempatan pegawai sesuai dengan keahlian dan kemampuannya (X1), promosi (X2), dan latihan (X3) dengan variabel terikatnya adalah efektivitas kerja pegawai (Y). Jika hubungan antara variabel-variabel secara parsial signifikan maka sampel dapat digeneralisasikan pada populasi dimana sampe diambil atau mencerminkan keadaan populasi.
2. Analisis data dengan menggunakan teknik korelasi parsial
Korelasi parsial digunakan untuk melihat hubungan antara variabel penempatan pegawai sesuai dengan keahlian dan kemampuannya (X1), promosi (X2), dan latihan (X3) dengan efektivitas kerja pegawai (Y) secara parsial. Teknik ini diawali dengan melakukan perhitungan korelasi tunggal setelah itu perhitungan terhadap korelasi parsial.
Uji Signifikansi (uji t)
Uji signifikansi digunakan untuk menguji atau tidaknya hubungan variabel-variabel independent penempatan pegawai sesuai dengan keahlian dan kemampuannya (X1), promosi (X2), dan latihan (X3) dengan variabel dependent efektivitas kerja pegawai (Y). Jika hubungan antara variabel-variabel secara parsial signifikan maka sampel dapat digeneralisasikan pada populasi dimana sampel diambil atau mencerminkan keadaan populasi.
Dalam ilmu sosiologi, kata parsial adalah teori konflik sebagai teori parsial. Masyarakat bersisi ganda, memiliki sisi konflik dan sisi kerjasama. Kemudian ia menyempurnakan sisi ini dengan menyatakan bahwa segala sesuatu yang dapat dianalisa dengan fungsionalisme struktural dapat pula dianalisa dengan teori konflik dengan lebih baik.
Teori parsial adalah mereka menganggap adanya perspektif yang dapat digunakan untuk menganalisa fenomena sosial. Pemikiran fungsional mengenai struktur dan fungsi masyarakat dengan teori konflik antarkelas sosial. Ha tersebut tidak memandang masyarakat sebagai sebuah hal yang statis, namun dapat berubah oleh adanya konflik di masyarakat
Suatu kesatuan pandangan yang mencakup teori-teori konflik maupun konsensus yang parsial. Teori konflik mucul dikarenakan hubungan sosial yang intim. Dimana konflik tidak diikuti rasa permusuhan biasanya terdapat pada hubungan yang lebih bersifat parsial adalah hubungan yang melibatkan keseluruhan pribadi peserta. Tetapi apabila konflik berkembang dalam hubungan sosial yang intim maka pemisahan antara konflik realistis dan non realistis lebih sulit untuk dipertahankan.
Reporter Magang
Dinda Hafid Hafifah
Universitas Teknologi Yogyakarta
Advertisement