Liputan6.com, Jakarta Kisah-kisah mengenai bahaya-bahaya yang mungkin muncul dari kebiasaan yang tampak sepele seringkali dapat menjadi pengingat penting tentang betapa kompleksnya keseimbangan dalam tubuh manusia.
Baca Juga
Advertisement
Baru-baru ini, berita tentang kematian seorang wanita di Indiana telah memicu perbincangan tentang toksisitas air atau keracunan air, yang merupakan suatu kondisi yang mungkin kurang dikenal namun bisa memiliki konsekuensi yang mematikan.
Pentingnya menjaga keseimbangan asupan air dalam tubuh seringkali dianggap enteng. Namun, tragisnya, sebuah insiden baru-baru ini telah membuktikan bahwa bahaya mungkin mengintai di balik tindakan sehari-hari yang kita anggap remeh.
Lantas apa itu keracunan air? Untuk lebih lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari New York Post pada Minggu (6/8/2023). Penyebab dan bagaimana terjadinya keracunan air yang bisa merenggut nyawa.
Apa Itu Toksisitas Air?
Kematian seorang wanita di Indiana akibat mengkonsumsi terlalu banyak air dalam waktu singkat telah menyoroti bahaya toksisitas air atau keracunan air. Fenomena ini bukan hanya mengancam manusia, tetapi juga hewan peliharaan kita.
Toksisitas air terjadi ketika terlalu banyak air dikonsumsi dalam waktu singkat atau ketika ginjal tidak mampu mengeluarkan jumlah air yang berlebihan. Artikel ini akan menjelaskan apa itu toksisitas air, gejala yang muncul, bagaimana mencegahnya, dan dampaknya pada hewan peliharaan.
Toksisitas air, juga dikenal sebagai keracunan air, terjadi ketika seseorang mengkonsumsi terlalu banyak air dalam waktu singkat atau ketika ada gangguan dalam kemampuan ginjal untuk mengatasi asupan air berlebihan.
Overhidrasi dapat mengganggu fungsi normal tubuh dan dapat menyebabkan penurunan kadar natrium dalam darah, suatu kondisi yang dikenal sebagai hiponatremia. Kondisi ini dapat menyebabkan cairan masuk ke dalam sel, termasuk sel otak, yang berpotensi berakibat fatal.
Advertisement
Gejala Toksisitas Air
Gejala toksisitas air dapat bervariasi, mulai dari sakit kepala, mual, muntah, hingga kebingungan, dan kesulitan bernapas. Dalam kasus yang lebih parah, gejala seperti kelelahan ekstrem, kejang, kerusakan otak, hingga kematian dapat terjadi. Oleh karena itu, penanganan medis segera sangat penting untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.
Mencegah Toksisitas Air
Untuk mencegah toksisitas air, penting untuk memperhatikan jumlah asupan air harian. Meskipun delapan cangkir air (64 ons) dianggap sebagai standar, ahli merekomendasikan asupan air yang bervariasi tergantung pada aktivitas fisik dan lingkungan. Konsumsi tidak lebih dari 13 gelas air per hari dan tidak lebih dari satu liter per jam dapat membantu mencegah overhidrasi.
Penting juga untuk mengatur konsumsi air sebelum dan setelah aktivitas fisik atau saat berada di lingkungan panas. Meminum sejumlah air yang tepat sebelum berolahraga atau beraktivitas di bawah sinar matahari dapat membantu mencegah dehidrasi dan overhidrasi berikutnya. Minuman olahraga dengan elektrolit juga direkomendasikan untuk membantu menggantikan nutrisi yang hilang melalui keringat.
Toksisitas Air pada Hewan Peliharaan
Ternyata, toksisitas air juga dapat mempengaruhi hewan peliharaan kita. Terutama pada cuaca panas, hewan peliharaan dapat mengalami konsumsi air berlebihan yang dapat menyebabkan gejala seperti mual, muntah, lesu, dan perut buncit. Kasus yang lebih serius dapat mengakibatkan kelelahan, hipotermia, kejang, dan bahkan masalah irama jantung.
Kematian seorang wanita di Indiana akibat toksisitas air mengingatkan kita akan pentingnya menjaga keseimbangan asupan air. Overhidrasi dapat memiliki konsekuensi serius, bahkan berakibat fatal.
Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan jumlah asupan air, khususnya dalam situasi olahraga atau cuaca panas. Ini juga berlaku untuk hewan peliharaan kita. Dengan menjaga keseimbangan asupan air, kita dapat mencegah potensi risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh toksisitas air.
Advertisement