Sukses

Pertukaran Pelajar Antar Negara ASEAN Adalah Contoh Kerja Sama dalam Bidang Pendidikan

Program pertukaran pelajar antar negara ASEAN adalah contoh kerja sama dalam bidang pendidikan yang mendukung integrasi regional.

Liputan6.com, Jakarta - Program pertukaran pelajar antar negara ASEAN adalah contoh kerja sama dalam bidang pendidikan yang mendukung integrasi regional. Melalui program ini, pelajar dan mahasiswa dari negara-negara anggota ASEAN memiliki peluang untuk mengenal budaya, sistem pendidikan, dan lingkungan belajar di negara-negara tetangga.

Adanya pertukaran pelajar tidak hanya memperkaya pengalaman individu, tetapi juga memperkuat pemahaman lintas budaya, toleransi, dan persahabatan antara negara-negara ASEAN. Program pertukaran pelajar ini menjadi jembatan penting dalam mencapai tujuan pendidikan yang lebih luas di kawasan tersebut. Selain itu, pertukaran pelajar juga membantu menciptakan jaringan kerja dan hubungan yang berharga, yang dapat menjadi aset dalam menghadapi tantangan masa depan.

Kerja sama ini juga berkontribusi pada pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas di kawasan ASEAN. Melalui pertukaran pelajar antar negara ASEAN adalah contoh kerja sama dalam bidang pendidikan, nantinya peserta memiliki kesempatan untuk memperdalam pemahaman tentang mata pelajaran tertentu dan mengembangkan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja regional.

Agar lebih memahami, berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang pertukaran pelajar antar negara ASEAN adalah contoh kerja sama dalam bidang pendidikan, Selasa (8/8/2023).

2 dari 3 halaman

Kerja Sama di Bidang Pendidikan

Pertukaran pelajar antar negara ASEAN adalah contoh kerja sama dalam bidang pendidikan yang penting dan strategis dalam rangka memajukan kualitas pendidikan dan menguatkan hubungan antara negara-negara anggota ASEAN. Program pertukaran pelajar ini dilakukan melalui ASEAN University Network (AUN) dan telah menjadi bagian penting dalam upaya mencapai tujuan-tujuan kerjasama pendidikan.

Hal ini tertuang dalam Deklarasi Bangkok sejak berdirinya ASEAN pada 8 Agustus 1967 sebagaimana dikutip dari Buku Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Paket A Setara SD/MI Kelas VI Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi berjudul "Rekam Jejak Indonesia di ASEAN."

Program pertukaran pelajar antar negara ASEAN adalah contoh kerja sama dalam bidang pendidikan ini, khusus bagi pelajar dan mahasiswa yang memiliki ketertarikan dalam memperdalam sistem belajar di negara-negara anggota ASEAN. Durasi pertukaran pelajar dapat berbeda-beda, tergantung pada kesepakatan yang diambil oleh lembaga pendidikan anggota ASEAN. Tujuan pertukaran pelajar antar negara ASEAN adalah contoh kerja sama dalam bidang pendidikan adalah meningkatkan pemahaman dan toleransi antarbudaya, serta memperluas wawasan dan pengetahuan para peserta mengenai Asia Tenggara.

Sejak awal berdirinya ASEAN, tujuan kerja sama dalam bidang pendidikan sudah dijelaskan dalam "Deklarasi Bangkok Poin Ketiga." Poin ketiga dari deklarasi tersebut menekankan pentingnya memajukan kerja sama dan saling membantu kepentingan bersama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Poin keenamnya juga menekankan pentingnya mempromosikan studi terhadap Asia Tenggara. Oleh karena itu, pertukaran pelajar menjadi salah satu cara efektif untuk mencapai tujuan tersebut.

Indonesia, sebagai salah satu negara pendiri ASEAN, memiliki peran penting dalam bidang pendidikan di kawasan ini selain melancarkan program pertukaran pelajar antar negara ASEAN adalah contoh kerja sama dalam bidang pendidikan. Indonesia telah aktif dalam meningkatkan akses dan kualitas pendidikan bagi seluruh warga ASEAN, termasuk berusaha meningkatkan kerjasama antara lembaga pendidikan dan penelitian di negaranya dengan lembaga serupa di negara-negara ASEAN lainnya.

Liputan6.com lansir dari berbagai sumber, ASEAN juga telah mengembangkan jaringan perguruan tinggi yang dikenal sebagai ASEAN University Network (AUN) untuk meningkatkan kerjasama dan pertukaran pengetahuan antara perguruan tinggi di kawasan ini. Hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan sumber daya dan menciptakan kurikulum serta standar pendidikan yang sejalan dengan kebutuhan pasar kerja di ASEAN.

Terakhir, ASEAN mengambil inisiatif dalam pembentukan ASEAN Qualifications Reference Framework (AQRF), sebuah kerangka acuan kualifikasi pendidikan di kawasan ini. AQRF bertujuan untuk memfasilitasi pengakuan gegar dan transparansi kualifikasi pendidikan antar negara anggota, sehingga mempermudah mobilitas pendidikan dan tenaga kerja di ASEAN.

 

3 dari 3 halaman

Kerja Sama yang Sudah Dilakukan

Perhimpunan bangsa-bangsa di Asia Tenggara (ASEAN) telah melakukan sejumlah kerja sama penting dalam bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan, yang mencakup beberapa program dan inisiatif untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia di kawasan ini.

Mengutip dari buku "Mandiri Belajar Ulangan Tematik SD/MI Kelas 6 Semester 2" oleh Desi Damayanti dkk dan "E-Modul Mengenal Negara-Negara ASEAN" oleh Adebi dkk, serta informasi yang terkandung dalam "Majalah Masyarakat ASEAN Edisi Desember 2015," berikut kerja sama yang dilakukan:

1. Regional Centre for Education in Science and Mathematics (RECSAM) di Penang, Malaysia:

 ASEAN bekerja sama dalam mengelola pusat penelitian ilmu pengetahuan matematika yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika dan ilmu pengetahuan di wilayah ASEAN. RECSAM menjadi tempat penting bagi pengembangan kurikulum dan program pelatihan bagi para guru matematika dan ilmu pengetahuan di negara-negara anggota.

2. Regional Centre for Tropical Biology (Biotrop) di Bogor, Indonesia:

ASEAN bekerja sama dalam mengelola pusat penelitian untuk biologi tropis. Biotrop berfungsi sebagai pusat keunggulan dalam penelitian dan pengembangan ilmu biologi, khususnya yang berkaitan dengan lingkungan dan keanekaragaman hayati di kawasan ASEAN.

3. Regional English Language Center (RELC) di Singapura:

ASEAN memiliki pusat pendidikan bahasa Inggris yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris bagi masyarakat ASEAN. Melalui RELC, program pelatihan bahasa Inggris diselenggarakan untuk para pendidik dan masyarakat umum, sehingga meningkatkan komunikasi dan keterampilan berbahasa di kawasan ASEAN.

4. Regional Centre of Graduate Study and Research in Agricultural (SEARCA) di Los Banos, Filipina:

ASEAN bekerja sama dalam mengelola lembaga penelitian dan pengkajian pertanian yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan inovasi di sektor pertanian di negara-negara anggota. SEARCA berfokus pada pengembangan sumber daya manusia di bidang pertanian melalui program pendidikan tinggi dan penelitian.

5. ASEAN Committee on Science and Technology (ASEAN COST):

ASEAN membentuk pusat penelitian ASEAN COST yang berfokus pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Pusat ini menjadi sarana untuk memperkuat kerjasama dan pertukaran pengetahuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi antar negara anggota ASEAN.

6. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM):

Salah satu tujuan utama ASEAN adalah untuk meningkatkan kualitas SDM di kawasan ini. Melalui berbagai program pendidikan dan pelatihan, ASEAN berupaya menciptakan tenaga kerja yang memiliki keterampilan dan daya saing yang tinggi

7. Peningkatan Jumlah Tenaga Ahli ASEAN:

ASEAN juga berkomitmen untuk meningkatkan jumlah tenaga ahli di berbagai bidang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan kawasan. Hal ini bertujuan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan di negara-negara anggota.

8. ASEAN Plan of Action on Science, Technology, and Innovation (APASTI) 2016-2025:

APASTI menjadi panduan dalam pelaksanaan kegiatan ASEAN di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi. Dokumen ini memberikan arah strategis untuk memajukan sektor IPTEK di kawasan ASEAN dan mendorong kolaborasi lebih lanjut dalam penelitian dan inovasi.

Melalui kerja sama ini, ASEAN berharap dapat menciptakan lingkungan pendidikan dan penelitian yang kondusif, serta menghasilkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing tinggi di tingkat regional maupun global.