Liputan6.com, Jakarta Ahmed Deedat, seorang ulama dan dai asal Afrika Selatan, merupakan tokoh yang dikenal luas dalam dunia perbandingan agama dan dakwah. Lahir pada 1 Juli 1918 di Surat, India, perjalanan hidupnya membawa pengaruh yang besar dalam memahami dan menyebarkan ajaran agama Islam.
Meskipun tidak memiliki pendidikan formal yang tinggi, Deedat berhasil menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh dalam berdialog dengan agama-agama lain. Ahmed Deedat juga menghasilkan karya-karya berpengaruh dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan kritis tentang Islam dan agama-agama lain.
Melalui perjalanan hidup dan karya-karya inspiratifnya, Ahmed Deedat telah memberikan sumbangan dalam meningkatkan pemahaman lintas agama, menginspirasi banyak orang untuk menggali lebih dalam mengenai keyakinan mereka, dan mendorong diskusi yang konstruktif tentang perbedaan dan persamaan agama.
Advertisement
Untuk lebih mengenal siapa itu Ahmed Deedat, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber pada Rabu (9/8/2023). Biografi singkat Ahmed Deedat, yang berisi perjalanan dakwah Ahmed Deedat dan karya-karyanya.
Awal Kehidupan dan Pendidikan Ahmed Deedat
Ahmed Deedat lahir pada tanggal 1 Juli 1918 di Surat, sebuah kota di wilayah Gujarat, India. Pada usia 9 tahun, keluarganya pindah ke Afrika Selatan dan menetap di kota kecil Natal. Deedat tumbuh dalam lingkungan yang mencampurkan budaya India dan Afrika Selatan, serta memiliki latar belakang agama Islam yang kuat.
Deedat tidak memiliki pendidikan formal yang tinggi. Ia hanya menempuh pendidikan dasar dan tidak pernah bersekolah di tingkat universitas. Namun, minatnya terhadap agama dan keingintahuannya dalam memahami ajaran-ajaran agama-agama dunia, terutama Islam dan Kristen, menginspirasinya untuk mengembangkan pengetahuannya secara mandiri.
Dalam perjalanan hidupnya, Deedat membaca banyak buku dan literatur tentang agama-agama lain, terutama Kristen, untuk memahami perbedaan dan persamaan antara agama-agama tersebut dengan Islam. Ia menjadi terampil dalam menemukan argumen dan kutipan-kuotasi dari Alkitab dan sumber-sumber Kristen lainnya.
Ketika Deedat bergabung dengan Islamic Propagation Centre International (IPCI) di Durban, Afrika Selatan, pada tahun 1942, ia mulai mengembangkan keterampilannya dalam dakwah dan perbandingan agama. Dengan pemahamannya tentang Islam dan pengetahuan tentang agama-agama lain, ia menjadi tokoh yang sangat berpengaruh dalam berdialog dengan non-Muslim dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan.
Meskipun ia tidak memiliki latar belakang pendidikan formal yang tinggi, semangatnya dalam belajar dan mengajarkan agama membuatnya menjadi tokoh yang dihormati dalam komunitas Muslim dan mendapatkan pengakuan internasional atas karya-karyanya dalam bidang perbandingan agama dan dakwah.
Advertisement
Perjalanan Dakwah Ahmed Deedat
Perjalanan Ahmed Deedat dalam dunia dakwah dan perbandingan agama dimulai ketika ia bergabung dengan Islamic Propagation Centre International (IPCI) di Durban, Afrika Selatan, pada tahun 1942. Pada awalnya, IPCI didirikan sebagai organisasi yang berfokus pada penyebaran Islam di kalangan masyarakat non-Muslim dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh mereka tentang Islam.
Dengan minat dan pengetahuan yang mendalam tentang Islam dan agama-agama lain, Deedat menjadi seorang pemimpin dalam upaya dakwah IPCI. Ia menggunakan metode yang unik dalam berdakwah, termasuk melakukan debat dan diskusi terbuka dengan tokoh-tokoh Kristen dan non-Muslim lainnya.
Salah satu momen paling menonjol dalam perjalanan dakwah Deedat adalah ketika ia mulai berfokus pada perbandingan agama, khususnya perbandingan antara Islam dan Kristen. Ia mengembangkan keterampilan dalam membandingkan teks-teks suci, seperti Al-Quran dan Alkitab, serta menggunakan argumentasi logis dan retorika untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan kritis tentang ajaran-ajaran Kristen dan menyoroti perspektif Islam.
Deedat dikenal karena kemampuannya menghadirkan argumen-argumen yang tajam dan kontroversial, seringkali melalui pamflet-pamflet, buku-buku, dan rekaman-rekaman debat yang disebarkan luas. Ia berfokus pada isu-isu seperti doktrin Trinitas, keilahian Yesus, dan akurasi sejarah dalam Alkitab. Pendekatannya yang provokatif dan penuh semangat berhasil menarik perhatian banyak orang, baik Muslim maupun non-Muslim.
Salah satu momen puncak dalam perjalanan dakwah Deedat adalah debatnya dengan Jimmy Swaggart, seorang pendeta Kristen terkenal, pada tahun 1986 di Amerika Serikat. Debat ini mendapatkan perhatian luas dan membuat Deedat semakin dikenal di skala internasional.
Meskipun perjalanan dakwah Deedat penuh dengan prestasi dan pengakuan, pendekatannya juga menuai kontroversi dan kritik dari beberapa pihak. Beberapa ulama dan cendekiawan Muslim berpendapat bahwa pendekatan Deedat terkadang terlalu berani dan cenderung mengandalkan argumentasi yang bersifat emosional.
Ahmed Deedat meninggal dunia pada tahun 2005, namun warisannya dalam bidang perbandingan agama dan dakwah terus berlanjut melalui karya-karyanya yang terus disebarkan dan dipelajari oleh banyak orang di seluruh dunia.
Karya Ahmed Deedat
Ahmed Deedat telah menghasilkan berbagai karya tulis, buku, pamflet, dan rekaman debat yang membahas isu-isu perbandingan agama, dakwah, dan topik-topik terkait. Berikut adalah beberapa karya terkenal yang dihasilkan oleh Ahmed Deedat:
"The Choice: Islam and Christianity" (1987): Salah satu karya terkenal Deedat yang membahas perbandingan antara Islam dan Kekristenan. Buku ini mengulas argumen-argumen mengenai ajaran-ajaran Islam dan Kristen, serta mengupas perbedaan-perbedaan mendasar antara kedua agama.
"Crucifixion or Crucifiction?" (1984): Buku ini menggali argumen-argumen seputar kisah penyaliban Yesus dalam perspektif Islam. Deedat menyoroti perbedaan antara pandangan Islam dan pandangan Kristen mengenai peristiwa ini.
"What the Bible says about Muhammad" (1992): Dalam buku ini, Deedat membahas kutipan-kutipan dari Alkitab yang dianggap relevan dengan nubuat tentang kedatangan Nabi Muhammad dalam pandangan Islam. Ia mengajukan argumen bahwa Alkitab sendiri telah meramalkan kehadiran Nabi Muhammad.
"Is the Bible God's Word?" (1986): Buku ini mengajukan pertanyaan kritis tentang keilahian dan otoritas Alkitab sebagai Firman Allah. Deedat membandingkan beberapa aspek Alkitab dengan pandangan Islam dan mengajukan keraguan terhadap klaim bahwa Alkitab adalah Firman Tuhan yang tak terubah.
Rekaman Debat dengan Jimmy Swaggart (1986): Debat antara Ahmed Deedat dan Jimmy Swaggart dijadikan rekaman yang kemudian menjadi sumber belajar bagi banyak orang. Debat ini membahas berbagai isu perbandingan agama, termasuk keilahian Yesus, Trinitas, dan ajaran Kristen lainnya.
Pamflet dan Brosur: Selain buku-buku besar, Ahmed Deedat juga menghasilkan banyak pamflet dan brosur yang ringkas namun penuh dengan argumen dan pemahaman yang mendalam tentang ajaran-ajaran agama. Pamflet-pamflet ini sering kali digunakan sebagai materi dakwah di berbagai tempat.
Karya-karya Deedat sering kali mengajukan pertanyaan-pertanyaan kritis dan argumen-argumen yang kontroversial dalam upaya untuk memahami perbedaan antara Islam dan agama-agama lain, terutama Kristen. Namun, perlu diingat bahwa pandangan dan pendekatan Deedat tidak selalu mencerminkan pandangan seluruh umat Islam, dan kontroversi telah muncul seputar metodenya dalam berdakwah.
Advertisement