Sukses

Kijing Kuburan sebagai Simbol Transisi, Pahami Ciri-Ciri, Hukum dan Contohnya

Kijing kuburan adalah pembatas antara dunia orang hidup dan dunia orang mati.

Liputan6.com, Jakarta Kijing kuburan adalah sebuah struktur fisik, yang berfungsi sebagai pintu gerbang atau pembatas antara area pemakaman atau kuburan dengan dunia luar. Kijing ini umumnya terletak di masuk kuburan, dan sering kali memiliki bentuk dan desain yang bervariasi tergantung pada budaya, agama, dan tradisi setempat.

Kijing kuburan juga merupakan bangunan yang tidak hanya sebagai pembatas fisik, tetapi juga memiliki makna simbolis yang mendalam dalam berbagai kepercayaan dan budaya. Oleh karena itu, penting untuk dicatat bahwa makna dan simbolisme kijing kuburan dapat berbeda antara budaya dan agama yang berbeda.

Dalam banyak kebudayaan, kijing kuburan adalah bentuk bangunan yang melambangkan peralihan antara dunia orang hidup dan dunia orang mati. Kijing kuburan juga dapat menjadi tempat, di mana keluarga dan teman-teman yang masih hidup berhenti untuk mengenang dan menghormati mereka yang telah pergi.

Desain, bentuk, dan ornamen yang ditemukan pada kijing kuburan sering kali mencerminkan budaya dan agama dari masyarakat setempat. Bahkan selama prosesi pemakaman, kijing ini bisa menjadi tempat di mana doa-doa, bacaan suci, atau ritual lainnya dilakukan sebagai bagian dari tata cara pemakaman.

Berikut ini ciri-ciri kijing kuburan yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (14/8/2023). 

2 dari 5 halaman

Ciri-Ciri

  1. Kijing kuburan dirancang untuk menciptakan pembatas yang jelas antara dunia orang hidup dan dunia orang mati. Desain fisiknya berperan sebagai batas fisik yang mencirikan tempat peristirahatan terakhir dari individu yang telah meninggal dunia.
  2. Kijing kuburan adalah bangunan yang hadir dalam berbagai bentuk dan arsitektur, sehingga mencerminkan budaya dan tradisi masyarakat tempatnya berada. Bentuknya bisa meliputi lengkungan, pilar-pilar, dan dinding yang membentuk portal atau gerbang yang menandakan transisi dari satu dunia ke dunia lain.
  3. Ornamen dan hiasan yang terdapat pada kijing kuburan, sering kali memiliki makna mendalam. Ukiran, patung, atau simbol-simbol agama dapat menggambarkan pandangan mengenai kehidupan setelah kematian, perjalanan roh, dan hubungan antara manusia dan alam rohaniah.
  4. Kijing kuburan sering dihiasi dengan simbol-simbol keagamaan, atau spiritual yang penting bagi budaya setempat. Simbol-simbol ini bisa berupa salib dalam tradisi Kristen, bulan sabit dalam Islam, linga dan yoni dalam Hindu, atau simbol-simbol lain yang mewakili keyakinan dan pandangan mengenai kematian dan akhirat.
  5. Kijing kuburan bisa menjadi tempat di mana orang-orang meninggalkan tanda-tanda penghormatan, dan kenangan bagi mereka yang telah pergi. Bunga, lilin, dan objek-objek lainnya diletakkan di dekat kijing sebagai ungkapan cinta dan penghargaan terhadap orang yang telah meninggal.
  6. Kijing kuburan sering dianggap sebagai simbol perjalanan roh dari dunia fisik ke alam rohaniah atau akhirat. Kijing ini menjadi gerbang yang melambangkan peralihan, dari kehidupan dunia ke kehidupan setelah kematian, menggambarkan perjalanan spiritual yang harus dihadapi oleh roh.
  7. Beberapa kijing kuburan diarahkan pada arah tertentu, sesuai dengan pandangan kosmologis atau agama tertentu. Sebagai contoh, kuburan Islam sering diarahkan ke arah Makkah, yang menjadi tanda penghormatan kepada arah suci dalam agama tersebut.
  8. Kijing kuburan adalah benda yang mengingatkan kita akan sifat sementara kehidupan dan kematian. Simbolisme ini mendorong refleksi tentang tujuan hidup, arti eksistensi manusia, dan perenungan tentang perjalanan roh menuju kehidupan setelah kematian.
  9. Kijing kuburan mencerminkan pandangan budaya tentang kematian dan apa yang terjadi setelahnya. Di berbagai agama dan kepercayaan, simbolisme kijing ini terkait dengan keyakinan tentang akhirat, perjalanan roh, dan kehidupan setelah kematian.
3 dari 5 halaman

Tata Cara Ziarah Kubur

1. Tata cara ziarah kubur sesuai sunnah yang pertama adalah berwudhu sebelum pergi ziarah kubur.

2. Cara yang kedua adalah ucapkan salam, di mana Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk mengucapkan salam yang juga sekaligus doa ketika masuk ke dalam area pemakaman.

"ASSALAMU ’ALAIKUM AHLAD-DIYAAR MINAL MU’MINIINA WAL MUSLIMIIN. YARHAMULLOOHUL MUSTAQDIMIINA MINNAA WAL MUSTA’KHIRIIN. WA INNA INSYAA ALLOOHU BIKUM LA-LAAHIQUUN. WA AS ALULLOOHA LANAA WALAKUMUL ‘AAFIYAH."

Artinya: "Semoga keselamatan tercurah kepada kalian, wahai penghuni kubur, dari (golongan) orang-orang beriman dan orang-orang Islam, semoga Allah merahmati orang-orang yang mendahului kami dan orang-orang yang datang belakangan. Kami insya Allah akan menyusul kalian, saya meminta keselamatan untuk kami dan kalian". 

3. Tata cara ziarah kubur sesuai sunnah yang ketiga adalah menghadap ke kiblat, saat berdoa untuk almarhum. Saat akan mendoakan mayat, hendaknya menghadap kiblat. 

4. Tata cara ziarah kubur sesuai sunnah yang keempat adalah berdoa untuk almarhum. Setelah itu membaca tasbih, takbir, tahmid, zikir dan doa yang dikhususkan untuk mayat.

Berikut bacaan doa ziarah kubur sesuai Islam:

"A'udzubillahi minasyaithoonir rojim. Bismillahirrohmannirrohim.

Alhamdullilahi robbil 'alamin, hamdan syakiriin, hamdannaa'imiin, hamdan yuwaafiini'amahu wayukaafii mazidah, yaa robbanaa lakal hamdu kamaa yanbaghi lijalali wajhika wa'adzimi sultonik, allohumma shoolli wasalim 'ala sayyidina muhammad wa'ala alii sayyidina muhammad.

Alloh humma taqobal wa ausil sawaaaba maa qoro, nahu minal qur'anil 'adzim, wa maa halalna wa maa sabahna wamastaghfarnaa wamaa sholaina 'atsayyidina muhammad sollallohu'alaihi wasallam, hadiyatan wasilatan, warohmatan najilatan wa barokatan samilatan ilaa hadoroti habibina wasafi'ina waquroti a'ayuninaa sayyidina wamaulanaa muhammadin sollallohu 'alaihi wa sallam, wa ila jami'ii ikhwanihi minal anbiyaai walmursaliina wal auliyaai, wassuhadai, wassolihina, wassohabati wattabi'ina wal'ulamail 'alimina wal mushonnafiinal mukhlisiina wa jami'il mujaa-hidiina fi sabilillahi robbil 'alaminn, wal malaikatil muqorrobina khusushan ila sayyidina syaih abdul qodir zailanii.

Summa ilaa jami'i ahlil qubur, minal muslimiina wal muslimati, wal mu miniina wal mu minaati, min masaarikil ardhi ila magooribiha barriha wabahriha khusushan ila aabaaina wa ummahaa tiinaa, wa ajdaadina, wanakhussu khusushan manijtam'anaa hahunaa bisababihi waliajlihi.

Alloh hummaghfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fu anhu wa akrim nujulahu wawasi' madholahu, waghsilhu bilmai wassalji wal barodi wanaqihi minal khotooya, kama yunaqqo saubul abyadu minaddannasi wa abdilhu, darron khoiron min daarihi wa ahlan khoiron min ahlihi wa jaujan khoiron min jauzihi wa adhilhul jannata wa 'aidhu min 'adzabil qobri wa fitnatihi wa min 'adzabinnar, allohhumaghfir lihayyina wa mayyitina wa sahhidiina wa ghoniina washogiirona wa kaabirona wadakirona wa ansana, allohumma man ahyaitahu minna fa ahyihi 'alal islami wa man tawafaitahu minna fatawafahu alal iiman allohumma la tuhrimna azrohu wa laa tudillanaa ba'dahu birohmatikayaa arhamarroohimiin, wal hamdu lillahi robbil 'aalamiin."

4 dari 5 halaman

Hukum Memasang Kijing (bangunan) Kubur

Dalam KBBI, kijing adalah sejenis batu-bata atau semen penutup makam yang menyatu dengan nisannya. Umumnya menyisakan bagian tengah (tanah) kubur. Fungsinya terhadap kubur sama seperti fungsi pigura membingkai foto." 

Maka, hukum memasang 'kijing' ini, Ulama memperinci terlebih dahulu:

Pertama, jika kubur tersebut adalah kubur dari Para Nabi, Syuhada' (Mati Syahid), dan Orang-orang Shalih, maka hukum mengkijing ataupun membuat bangunan di atas pusara mereka adalah "Boleh". Pendapat ini dikemukakan oleh Al-Imam Barmawi, Imam Bujairimy, Imam Halaby dan Imam Rahmani:

نعم استثنى بعضهم قبور الأنبياء والشهداء والصالحين ونحوهم برماوي وعبارة الرحماني:نعم قبور الصالحين يجوز بناؤها ولو بقبة الأحياء للزيارة والتبرك،قال الحلبي: ولو في مسبلة وأفتى به

"(Dikecualikan dari larangan pengkijingan makam) Jika makam tersebut ialah makam dari: Para Nabi, Syuhada', atau orang-orang sholih, maka diperbolehkan dengan tujuan sebagai pembelajaran dan motivasi kepada umat akan kemuliaan mereka, hingga dapat menteladaninya, menziarahinya, dan bertabarruk dengannya." (Hsy. Bujairimi, 2/297)

Jika Allah SWT saja menyelamatkan tubuh Fir'aun (makhluk celaka yang mencap dirinya sebagai tuhan) supaya hambaNya mengambil pelajaran darinya, hingga merasa takut untuk berbuat sepertinya. Dalam firman-Nya:

فَالْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ آيَةً ۚ

"Maka pada hari ini, kami selamatkan badanmu (Fir'aun) supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu." (QS. Yunus: 92)

Maka terlebih utama makam-makam para Nabi dan orang solih, yang dengan keberadaanya umat Islam lebih termotivasi lagi untuk meneladani sirah, manaqib serta gaya hidup mereka. Sungguh, apa yang dilakukan beberapa sekte-radikal islam, berupa pemboman atau penghancuran makam ulama maupun orang-orang sholih di beberapa negara, merupakan suatu tindakan yang tidak bijaksana, dengan tanpa memperhatikan alasan didirikannya bangunan tersebut yaitu pembelajaran.

Berdasar dengan hadits ini, Al-Imam Syarwani menyatakan:

ويكره البناء على القبر في حريم القبر وهو ما قرب منه جدا وخارج الحريم هذا في غير المسبلة

"Dimakruhkan membangun sesuatu di atas kubur, baik di atas kubur secara langsung atau di dekatnya. (Hal ini semua) Jika kubur bukan berada di pemakaman umum." (Hsy. Syarwani, 3/189)

Senada dengan ucapan Al-Imam Syarwaniy, perkataan dari Al-Imam Yahya bin Abu Al-Khoir Al-Imraniy:

وإن كان في ملكه جاز له أن يبني ما شاء؛ لأنه لا يضيق على غيره

"Jika kubur tersebut berada dalam kepemilikan mayit, maka diperbolehkan (untuk mengkijingnya) sesuai dengan kemauannya. Karena tidak unsur menganggu kemaslahatan orang lain." (Al-Bayan, 3/110)

5 dari 5 halaman

Contoh Kuburan Islam yang Benar

Kuburan yang Menghadap ke Arah Makkah

Dalam tradisi Islam, kuburan sering diarahkan ke arah Makkah, yang merupakan kota suci dan arah qibla (arah kiblat) dalam ibadah shalat. Kuburan ini diatur sedemikian rupa sehingga kepala orang yang meninggal menghadap ke arah Makkah.

Tanda-tanda Nisan

Pada kuburan Islam, terdapat tanda-tanda nisan atau tumpukan batu sebagai penanda makam. Ini dapat menjadi tanda yang sederhana atau lebih rumit, tergantung pada budaya dan tradisi setempat. Namun, dalam Islam, tanda-tanda ini biasanya sederhana dan dapat ditemukan di atas makam sebagai tanda penghormatan kepada yang telah meninggal.

Ketentuan Pemakaman yang Sederhana

Islam menganjurkan pemakaman yang sederhana dan tidak mewah. Oleh karena itu, kuburan Islam cenderung tidak dihiasi dengan ornamen yang berlebihan atau patung-patung. Kebersihan dan kesederhanaan diutamakan dalam pemakaman Islam.

Tanah yang Tidak Diberi Pagar

Dalam Islam, kuburan cenderung tidak dikelilingi oleh pagar atau batasan fisik lainnya. Ini bertujuan untuk menjaga kesederhanaan dan merujuk pada konsep persatuan antara semua orang di dalam kuburan, tanpa memandang status sosial.

Jenazah yang Dimakamkan dalam Kain Kafan

Jenazah dalam tradisi Islam dimakamkan dalam kain kafan sederhana. Kafan ini melambangkan kemurnian dan kesederhanaan. Orang yang telah meninggal dikafankan dan diletakkan dalam liang kubur tanpa peti mati.

Doa dan Bacaan pada Pemakaman

Biasanya, saat pemakaman, doa-doa khusus dan bacaan dari Al-Quran dilakukan oleh seorang imam atau anggota keluarga yang hadir. Doa-doa ini mencakup permohonan pengampunan dan rahmat Allah bagi yang meninggal serta harapan agar mereka diterima di sisi-Nya.