Sukses

Fi'il Mudhari Adalah Kejadian yang Sedang Berlangsung atau Akan Terjadi, Simak Contoh

Fi'il Mudhari adalah bentuk kata kerja dalam bahasa Arab yang berfungsi menjelaskan suatu keadaan.

Liputan6.com, Jakarta - Fi'il Mudhari adalah bentuk kata kerja dalam bahasa Arab yang berfungsi menjelaskan suatu keadaan. Fi'il mudhari menerangkan suatu kejadian atau tindakan yang tengah berlangsung atau akan terjadi di masa depan.

Dalam tata bahasa Arab, fi'il mudhari sering digunakan untuk mengungkapkan suatu aktivitas yang sesuai dengan waktu tertentu. Lalu, memberikan gambaran nyata tentang situasi atau rencana. 

Pada umumnya, fi'il mudhari dimulai dengan salah satu dari empat huruf istimewa. Seperti hamzah (ء), nun (ن), ya' (ي), atau ta' (ت). Huruf ini memainkan peran kunci dalam mengidentifikasi bentuk kata kerja sebagai fi'il mudhari.

Sebagai contoh, dalam kalimat "نَحْنُ نَدْرُسُ" (Nahnu nadrusu). Artinya "Kami belajar," huruf nun di awal menandakan bahwa subjek kalimat ini, yaitu "kami," sedang melakukan tindakan belajar. Simak penjelasan lengkapnya.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang fiil mudhari, ciri-ciri, dan contohnya, Selasa (15/8/2023).

 

2 dari 4 halaman

Ada hamzah, nun, ya', dan ta' di awal kalimat

Fi'il mudhari adalah salah satu bentuk kata kerja yang memiliki peranan penting dalam tata bahasa Arab. Buku berjudul Dasar-Dasar Ilmu Nahwu (2022) karya Miftah Fauzi, menjelaskan fi'il adalah kalimat atau kata kerja yang mencerminkan arti suatu pekerjaan, dan biasanya digunakan dengan salah satu dari tiga waktu yang berbeda.

Berasal dari perbedaan waktu ini, muncul berbagai macam bentuk fi'il, termasuk fi'il madhi dan fi'il mudhari.

Dalam penelitian berjudul Fi’il Mudhori’ Manshub dalam Buku 'Riyadhus Shalihin' Jilid 1 oleh Heni Zumaroh, disebutkan bahwa fi'il mudhari adalah berupa tindakan atau peristiwa yang sedang berlangsung atau akan terjadi. Definisi ini diambil dari buku "Riyadhus Shalihin" jilid 1, yang merupakan buku hadis populer dalam literatur Islam.

Ciri khas yang dimiliki oleh fi'il mudhari yang dijelaskan oleh Heni Zumaroh adalah pada penggunaan huruf-huruf awal tertentu. Mulai dari ي (ya'), ت (ta'), ا (hamzah), dan ن (nun), yang dikenal sebagai huruf mudhara'ah.

Buku Bahasa Arab Tamhili (2015) oleh Ustaz Rusdianto, memberikan pemahaman lebih lanjut tentang huruf-huruf mudhara'ah yang digunakan dalam fi'il mudhari. Huruf-huruf tersebut adalah ciri khas fi'il mudhari dan terletak di awal kata. Perubahan bentuk fi'il mudhari ketika dihadapkan pada kondisi tertentu disebut sebagai tasrif fi'il mudhari.

Miftah Fauzi juga menjelaskan bahwa fi'il mudhari dapat mengandung dua waktu, yaitu "hal" (yang sedang dikerjakan) atau "istiqbal" (akan dikerjakan). Selain itu, pahami bahwa penggunaan huruf-huruf istiqbal seperti sin dan saufa memberikan informasi tambahan mengenai waktu peristiwa terjadi.

Jika fi'il mudhari digunakan untuk pelaku perempuan, maka sin dan saufa digunakan sebagai huruf istiqbal. Keduanya memiliki makna yang serupa, yaitu menunjukkan suatu peristiwa akan terjadi. Sin artinya peristiwa akan terjadi dalam waktu dekat, sementara saufa menandakan peristiwa akan terjadi dalam jangka waktu lebih panjang.

3 dari 4 halaman

Ciri-ciri Fi'il Mudhari lainnya

1. Nun untuk Kata Ganti Orang Pertama Jamak

Pada fi'il mudhari, penggunaan huruf nun di awal kata menandakan kata kerja yang mengacu pada pelaku yang merupakan orang pertama dalam bentuk jamak. Contohnya adalah kata kerja "نَحْنُ نَذْهَبُ" (nahnu nadhabu) yang berarti "kami pergi." Huruf nun ini mengidentifikasi bahwa pelaku dalam kalimat tersebut adalah "kami," yaitu orang pertama jamak.

2. Hamzah untuk Kata Ganti Orang Pertama Tunggal

Hamzah adalah huruf awal yang menunjukkan pelaku dari orang pertama tunggal dalam fi'il mudhari. Misalnya, kata kerja "أَنَا آتٍ" (ana atin) yang berarti "saya datang." Penggunaan hamzah di awal kata menandakan bahwa pelaku dalam kalimat tersebut adalah "saya," yaitu orang pertama tunggal.

3. Ta untuk Kata Ganti Orang Kedua Laki-Laki dan Perempuan, dan Kata Ganti Orang Ketiga Perempuan Tunggal dan Tatsniyah

Penggunaan huruf ta di awal kata menunjukkan bahwa pelaku dalam kalimat adalah orang kedua laki-laki atau perempuan, baik dalam bentuk tunggal, tatsniyah (dual), atau jamak. Sebagai contoh, kata kerja "أَنْتَ تَذْهَبُ" (anta tadhabu) berarti "kamu pergi." Di sini, huruf ta mengidentifikasi bahwa pelaku dalam kalimat adalah "kamu," yaitu orang kedua tunggal.

4. Ya untuk Kata Ganti Orang Ketiga Laki-Laki dan Perempuan dalam Bentuk Tunggal, Tatsniyah, maupun Jamak, dan Kata Ganti Orang Ketiga Perempuan dalam Bentuk Jamak

Penggunaan huruf ya di awal kata menandakan bahwa pelaku dalam kalimat adalah orang ketiga laki-laki atau perempuan, dalam berbagai bentuk (tunggal, tatsniyah, atau jamak). Sebagai contoh, kata kerja "هُمْ يَعْمَلُونَ" (hum ya'maluna) berarti "mereka bekerja." Di sini, huruf ya mengindikasikan bahwa pelaku dalam kalimat adalah "mereka," yaitu orang ketiga dalam bentuk jamak.

 

4 dari 4 halaman

Contoh penggunaan fi'il mudhari yang benar

1. "نَحْنُ نَبِيْعُ كِتَابً فِى الْمَدْرَسَةِ" (Nahnu nabi'u kitaban fil madrasah)

Artinya "Kami membeli buku di sekolah." Di sini, fi'il mudhari "نَبِيْعُ" (nabi'u) menunjukkan bahwa tindakan membeli (jual) buku sedang berlangsung atau akan terjadi. Huruf nun (ن) pada awal kata mengidentifikasi pelaku sebagai orang pertama jamak (kami).

2. "اَنَا اَكْتُبُ فِى الْفَصْلِ" (Ana aktubu fil fasli)

Artinya "Saya menulis di kelas." Dalam kalimat ini, fi'il mudhari "اَكْتُبُ" (aktubu) menunjukkan tindakan menulis yang dilakukan oleh pelaku, yang dalam hal ini adalah orang pertama tunggal (saya).

3. "اَنْتَ تَقْرَأُ الْقُرْآنَ فِى الْمَسْجِدِ" (Anta taqra'u al-Qur'ana fil masjid)

Artinya "Kamu membaca Alquran di masjid." Fi'il mudhari "تَقْرَأُ" (taqra'u) menunjukkan tindakan membaca Alquran oleh pelaku, yang merupakan orang kedua tunggal (kamu).

4. "هُوَ يَذْهَبُ اِلَى الْمَدِيْنَةِ" (Huwa yadhhabu ila al-madīnah)

Artinya "Dia laki-laki pergi ke kota." Fi'il mudhari "يَذْهَبُ" (yadhhabu) merujuk pada tindakan pergi yang dilakukan oleh pelaku, yang adalah orang ketiga laki-laki (dia).

5. "نَحْنُ نَرْضَى زَيْدًا" (Nahnu narḍā Zaidan)

Artinya "Kami meridhoi Zaid." Dalam kalimat ini, fi'il mudhari "نَرْضَى" (narḍā) menunjukkan bahwa pelaku (kami) meridhoi atau menyetujui tindakan atau situasi tertentu.

6. "هِيَ تَغْنَى فِي الْحَفْلِ" (Hiya taghnā fi al-ḥafl)

Artinya "Dia perempuan bernyanyi di acara." Fi'il mudhari "تَغْنَى" (taghnā) menunjukkan tindakan bernyanyi yang dilakukan oleh pelaku, yang dalam hal ini adalah orang ketiga perempuan (dia).

7. "اَنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ بِجِدٍّ" (Antum ta'malūna bi jiddin)

Artinya "Kalian bekerja dengan tekun." Fi'il mudhari "تَعْمَلُوْنَ" (ta'malūna) menunjukkan tindakan bekerja yang dilakukan oleh pelaku, yang dalam hal ini adalah orang kedua jamak (kalian).

8. "اَنَا اَجْلِسُ فِي الْمَكْتَبِ" (Ana ajlisu fī al-maktab)

Artinya "Saya duduk di meja kerja." Dalam kalimat ini, fi'il mudhari "اَجْلِسُ" (ajlisu) menunjukkan tindakan duduk yang dilakukan oleh pelaku, yang merupakan orang pertama tunggal (saya).