Sukses

Episentrum Adalah Titik Pelepasan Energi Gempa Bumi, Pahami Faktor dan Konsepnya

Episentrum adalah titik di permukaan bumi, di mana getaran gempa terasa paling kuat.

Liputan6.com, Jakarta Episentrum adalah titik atau lokasi pada permukaan bumi, yang berada tepat di atas pusat pelepasan energi gempa bumi. Lebih sederhananya, episentrum merupakan titik di bawah permukaan bumi tempat gempa bumi bermula atau dimulai. Ketika gempa bumi terjadi, energi pelepasan tersebut menyebar dalam bentuk gelombang seismik ke segala arah, dari episentrum menuju permukaan bumi.

Episentrum adalah salah satu konsep penting dalam kajian seismologi, ilmu yang mempelajari gempa bumi. Informasi tentang lokasi episentrum sangat penting untuk pemahaman dan analisis tentang kekuatan, arah, dan dampak gempa bumi pada suatu wilayah. 

Lokasi episentrum adalah salah satu informasi penting dalam pemodelan gempa bumi. Selain itu, dengan mengetahui lokasi episentrum, para ahli juga dapat memantau aktivitas seismik dan mengidentifikasi pola-pola gempa yang mungkin terjadi di suatu wilayah.

Penting untuk dicatat bahwa episentrum hanya merupakan lokasi di permukaan bumi yang berada di atas pusat pelepasan energi gempa bumi. Sedangkan, pusat sebenarnya dari pelepasan energi gempa bumi disebut hiposentrum atau fokus gempa. Berikut ini faktor yang tergolong dalam dampak episentrum yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (16/8/2023). 

 

2 dari 4 halaman

Mengenal Episentrum

Mengutip dari laman uny.ac.id, episentrum adalah titik atau garis di permukaan bumi, sebagai tempat gelombang gempa dirambatkan ke wilayah di sekitarnya. Episentrum (bahasa Inggris: Epicenter) adalah titik di permukaan bumi yang berada tepat di atas, atau di bawah kejadian lokal yang memengaruhi permukaan bumi. Episentrum terletak di atas permukaan bumi, di atas lokasi gempa.

Kata episentrum sendiri dibentuk oleh dua kata yang berasal dari bahasa Yunani. Kata “ἐπί” pertama yang diucapkan sebagai epi, memiliki arti “pada” dan kata kedua “κέντρον” memiliki arti pusat. Istilah ini diciptakan pada tahun 1880 oleh ahli geofisika kelahiran Irlandia Robert Mallet.

Ketika terjadi gempa bumi, energi yang dilepaskan dari hiposentrum menyebar ke segala arah, termasuk ke permukaan bumi. Episentrum merupakan titik di permukaan bumi, di mana getaran gempa terasa paling kuat karena jaraknya yang paling dekat dengan hiposentrum. Episentrum juga merupakan titik di permukaan bumi yang paling dekat dengan hiposentrum, dan biasanya merupakan titik di mana getaran gempa terasa paling kuat.

Penentuan lokasi episentrum gempa sangat penting dalam penanganan dan mitigasi risiko bencana akibat gempa bumi, karena dapat membantu menentukan daerah yang terkena dampak gempa yang paling parah, serta memandu upaya penyelamatan dan pemulihan setelah bencana terjadi.

 

3 dari 4 halaman

Faktor

Guncangan gempa bumi merupakan hasil langsung dari pelepasan energi, yang mendalam dari dalam bumi. Episentrum sebagai titik di permukaan bumi yang berada tepat di atas pusat pelepasan energi tersebut, memainkan peran sentral dalam menentukan seberapa kuat dan merusaknya dampak guncangan gempa. Berikut ini faktor-faktor spesifik yang terlibat dalam dampak episentrum diantaranya:

1. Jarak dari Episentrum

Jarak antara suatu lokasi dengan episentrum adalah salah satu faktor paling signifikan, yang memengaruhi dampak guncangan gempa. Semakin dekat suatu wilayah dengan episentrum, semakin besar intensitas guncangan yang akan dirasakan. Wilayah-wilayah yang berada sangat dekat dengan episentrum menghadapi risiko paling tinggi, untuk merasakan guncangan yang paling kuat. Pada jarak yang lebih jauh, intensitas guncangan akan berkurang.

2. Kekuatan Gempa (Magnitude)

Kekuatan gempa yang diukur dengan menggunakan skala Magnitude, memiliki dampak langsung pada intensitas guncangan. Semakin tinggi magnitude gempa, semakin besar pelepasan energi yang terjadi di hiposentrum, dan oleh karena itu semakin kuat dan merusak guncangannya. Gempa-gempa dengan magnitude rendah mungkin hanya mengakibatkan guncangan yang lemah, sementara gempa-gempa besar dapat menyebabkan guncangan hebat yang berpotensi mengakibatkan kerusakan yang serius.

3. Kedalaman Hiposentrum

Kedalaman di mana hiposentrum terletak juga memainkan peran dalam dampak guncangan gempa. Gempa-gempa dangkal dengan hiposentrum dekat permukaan bumi, cenderung menghasilkan guncangan yang lebih merusak. Ini karena energi gempa lebih cepat mencapai permukaan, sehingga intensitas guncangan lebih besar. Di sisi lain, gempa-gempa dengan hiposentrum yang lebih dalam mungkin menghasilkan guncangan yang lebih lemah.

4. Kondisi Geologi dan Jenis Tanah

Struktur geologi dan jenis tanah di suatu wilayah, akan berdampak pada intensitas guncangan. Tanah yang lunak atau padat, cenderung mempengaruhi karakteristik gelombang gempa. Tanah lunak dapat memperkuat guncangan, sehingga wilayah dengan tanah lunak mungkin mengalami guncangan lebih kuat daripada wilayah dengan tanah keras.

5. Kualitas Infrastruktur dan Desain Bangunan

Infrastruktur dan desain bangunan juga memainkan peran kunci dalam dampak guncangan. Bangunan yang dirancang dengan baik untuk tahan gempa memiliki kemampuan lebih baik untuk menyerap dan meredam energi gempa. Di sisi lain, bangunan yang tidak memenuhi standar tahan gempa berisiko mengalami kerusakan serius atau bahkan runtuh saat terjadi gempa.

 

 

4 dari 4 halaman

Konsep Hiposetrum dan Episentrum

Hiposentrum dan episentrum merupakan konsep terpenting dalam kajian seismologi dan gempa bumi. Kedua istilah ini berkaitan erat, dengan lokasi dan mekanisme pelepasan energi gempa bumi. Hiposentrum (atau juga dikenal dengan sebutan fokus gempa) adalah titik di dalam bumi, tempat gempa bumi benar-benar terjadi. Pada titik inilah batuan di dalam bumi pecah, atau mengalami pergerakan tiba-tiba sehingga melepaskan energi yang menyebabkan gempa bumi. Hiposentrum terletak di bawah permukaan bumi pada kedalaman tertentu. Gempa bumi bisa saja terjadi pada berbagai kedalaman, mulai dari kedalaman dangkal (dekat permukaan) hingga kedalaman yang sangat dalam (puluhan hingga ratusan kilometer di bawah permukaan).

Berbeda dengan hiposentrum, episentrum adalah titik atau lokasi di permukaan bumi yang berada tepat di atas hiposentrum, yaitu di atas titik pelepasan energi gempa bumi. Ketika energi dari hiposentrum merambat ke permukaan bumi, guncangan yang paling kuat dan intensitas gempa yang tertinggi dirasakan di lokasi episentrum. Episentrum dapat dinyatakan dalam koordinat geografis (garis lintang dan garis bujur), atau dalam istilah geografis lokal.

Hiposentrum dan episentrum memiliki hubungan yang erat, di mana hiposentrum menjadi pusat sebenarnya dari pelepasan energi gempa bumi, tetapi karena letaknya di dalam bumi, tidak dapat diukur secara langsung. Sebaliknya, para ahli seismologi menggunakan data dari stasiun-seismik yang tersebar di berbagai wilayah, untuk menentukan lokasi episentrum di permukaan bumi. Dengan menganalisis gelombang seismik yang mencapai stasiun-seismik tersebut, para ahli dapat memperkirakan kedalaman dan lokasi episentrum dengan menggunakan metode triangulasi.

Pemahaman tentang hubungan antara hiposentrum dan episentrum sangat penting dalam memahami sifat gempa bumi, risiko bencana gempa, dan upaya mitigasi untuk mengurangi dampak negatif dari gempa bumi. Informasi tentang lokasi episentrum dan hiposentrum membantu para ahli, dalam memodelkan dan memahami pola gempa, serta dalam mengevaluasi potensi bahaya gempa di suatu wilayah.