Sukses

Kulit Telur Burung Unta Ini Jadi Bukti Asuransi Manusia Sudah Ada Sejak 30.000 Tahun

Keunikan asuransi berusia 30.000 tahun berasal dari manik-manik.

Liputan6.com, Jakarta Semakin berkembangnya populasi manusia, semakin banyak orang yang menggunakan asuransi. Sebagaimana yang sudah diketahui, asuransi akan memberi perlindungan ketika seseorang mengalami risiko di kemudian hari. Bentuk perlindungan bisa beragam. Siapa sangka, sejarah menunjukkan asuransi sudah dilakukan manusia purba.

Bukti asuransi zaman dulu ini ditemukan para arkeolog di Gurun Kalahari, Afrika Selatan. Kondisi alam yang keras membuat orang masa lalu menjalin kemitraan dengan kerabat di wilayah lain, baik dekat maupun jauh. Tujuannya tak lain jika mengalami tahun yang buruk, mereka dapat pergi ke daerah lain untuk mengumpulkan air dan makanan.

Ada keunikan manik-manik dari kulit telur burung unta ini dalam menjaga keselamatan seseorang di masa lalu. Sistem asuransi mirip dengan sistem asuransi modern, ada jaminan yang dijunjung tinggi yang menjadi sebuah kesepakatan antar manusia. 

Menurut penelitian arkeologi baru yang dipimpin oleh Brian Stewart, arkeolog di University of Michigan, kemitraan semacam ini bertindak sebagai semacam jaminan. Berikut Liputan6.com mengulas keunikan bukti asuransi berusia 30.000 tahun melansir dari berbagai sumber, Kamis (17/8/2023). 

 

2 dari 4 halaman

Ikatan Kemitraan Menjaga Orang Agar Tetap Aman

Dalam penelitian yang dirilis di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, Stewart dan kolega-koleganya menyelidiki manik-manik dari kulit telur burung unta. Artefak sejarah ini ditemukan selama penggalian arkeologi di Lesotho, sebuah negara di Afrika Selatan, pada tahun 1970-an dan 1980-an.

Menariknya, burung unta tidak ditemukan di wilayah tersebut. Berdasarkan temuan ini dan perbandingan dengan praktik sistem pemburu-pengumpul modern, para ilmuwan mengartikan bahwa manik-manik burung unta merupakan bagian dari pertukaran asuransi jarak jauh yang dilakukan oleh para penjelajah.

Artinya, orang-orang dari tempat jauh membawa manik-manik ini dan melakukan perdagangan untuk memperkuat ikatan sosial. Ikatan ini penting untuk memastikan kerjasama terjaga saat satu kelompok menghadapi tantangan.

"Karena betapa efektifnya sistem ini dalam menopang risiko, temuan ini telah digunakan oleh banyak arkeolog sebagai penjelasan menyeluruh mengapa orang bertukar barang," kata Stewart. 

3 dari 4 halaman

Pengujian Isotop Menentukan Asal Kulit Telur Burung Unta

Untuk mengetahui di mana manik-manik dari Lesotho dibuat, Stewart dan rekan-rekannya memeriksa kadar isotop strontium. Kerak bumi berlimpah dengan isotop rubidium yang sedikit radioaktif yang, seiring waktu, meluruh menjadi strontium. 

Akibatnya, formasi batuan yang berbeda memiliki tanda strontium yang berbeda, dan hewan lokal dapat memperoleh ciri unik tersebut melalui makanan dan air. Dengan cara ini, para peneliti dapat mengetahui dari mana burung unta berusia 30.000 tahun berasal.

"Sekarang dengan globalisasi dan makanan kita berpindah ke mana-mana, kita bisa makan alpukat pada bulan Desember di Boston ciri khas strontium kita semuanya kacau," kata Stewart. 

Studi tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar manik-manik dari tempat perlindungan batu Lesotho diukir dari kulit telur burung unta yang hidup setidaknya 60 mil (100 km) jauhnya. Beberapa bahkan datang dari jarak sekitar 190 mil (300 km), termasuk manik tertua, yang berusia sekitar 33.000 tahun.

"Hal yang benar-benar mengejutkan adalah seberapa jauh mereka datang, dan berapa lama perilaku jarak jauh itu berlangsung," kata Stewart.

Para arkeolog mendokumentasikan sejarah pergerakan benda berharga dan bernilai jarak jauh seperti perkakas batu dan pigmen oker di Kalahari dan wilayah lain. Di Afrika Timur, contoh alat obsidian dibawa lebih dari 100 mil (160 km) sejak 200.000 tahun lalu.

4 dari 4 halaman

Manusia Modern Pengguna Asuransi 30.000 Tahun Lalu

Antropolog Polly Wiessner menunjukkan bahwa orang yang hidup 30.000 tahun yang lalu adalah manusia modern secara anatomis, jadi dia berharap mereka memiliki jaringan sosial yang besar. 

Wiessner menekankan pentingnya manik-manik sebagai simbol hubungan sosial. Pertukaran ini bisa merepresentasikan ikatan meskipun tanpa kontak tatap muka. Wiessner juga berpendapat bahwa pertukaran lebih dekat, sekitar 60 mil, mencerminkan berbagi risiko dan sumber daya. Beberapa manik-manik dari jauh mungkin diperoleh melalui perdagangan, di mana rute pengumpan membawa barang dari area lain.

"Saya pikir pertukaran hadiah kemungkinan besar memiliki asal yang jauh lebih awal,” kata Lyn Wadley, seorang arkeolog dari University of the Witwatersrand di Afrika Selatan. 

Wadley, yang telah mempelajari organisasi sosial pemburu-pengumpul Zaman Batu tetapi tidak terlibat dalam studi baru, juga menemukan hasil yang meyakinkan.

Studi baru menunjukkan bahwa jaringan pertukaran akan membentang setidaknya delapan bioregion, dari semak belukar kering ke hutan pantai subtropis. Stewart dan rekan-rekannya berspekulasi bahwa sistem tersebut mungkin muncul selama periode ketidakstabilan iklim, ketika akses ke keragaman sumber daya menjadi sangat penting.