Sukses

Esofagus Adalah Bagian dari Sistem Pencernaan Manusia, Kenali Cara Kerjanya

Esofagus adalah bagian dari sistem pencernaan manusia.

Liputan6.com, Jakarta Esofagus adalah bagian dari sistem pencernaan manusia, yang merupakan saluran berbentuk tabung yang berfungsi untuk mengangkut makanan dari mulut ke lambung. Esofagus juga sering disebut sebagai saluran makanan, di mana terletak di belakang trakea (saluran napas) dan di depan tulang belakang.

Proses pengiriman makanan dari mulut ke lambung melalui esofagus dilakukan melalui gerakan peristaltik, yaitu kontraksi dan relaksasi berulang lapisan otot esofagus yang mendorong makanan maju. Saat makanan mencapai bagian bawah esofagus, sfingter esofagus bagian bawah akan membuka untuk memungkinkan makanan masuk ke lambung.

Esofagus adalah struktur yang memiliki beberapa lapisan, termasuk lapisan serosa di luar yang melindungi dan melumasi permukaan esofagus, lapisan otot polos dan lapisan otot rangka, yang membantu dalam gerakan makanan. Adapun gangguan pada esofagus dapat menyebabkan berbagai masalah pencernaan, termasuk GERD (Gastroesophageal Reflux Disease), disfagia (kesulitan menelan), kanker esofagus, dan esofagitis (peradangan pada dinding esofagus).

Penting untuk menjaga kesehatan esofagus dengan menerapkan pola makan sehat, menghindari konsumsi makanan yang berisiko menyebabkan refluks, dan berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala yang mencurigakan terkait dengan esofagus. Berikut ini penjelasan tentang esofagus adalah sistem pencernaan manusia yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (17/8/2023). 

2 dari 5 halaman

Mengenal Esofagus

Melansir dari laman National Library of Medicine, kerongkongan adalah tabung berongga dan berotot, yang mengalirkan makanan dan cairan dari tenggorokan ke perut. Salah satu fungsi kerongkongan adalah untuk membawa makanan, yang telah dihaluskan dari mulut menuju lambung. Nantinya, otot kerongkongan akan menghasilkan gerak peristaltik sehingga dapat mendorong makanan hingga sampai ke lambung.

Kerongkongan secara historis juga dieja esofagus, adalah organ tubular memanjang dari sistem pencernaan yang menghubungkan faring ke lambung. Esofagus adalah organ yang dilalui makanan untuk mencapai perut untuk pencernaan lebih lanjut. Ini mengikuti jalur yang berjalan di belakang trakea dan jantung, di depan tulang belakang, dan melalui diafragma sebelum memasuki perut.

Kerongkongan dibagi menjadi tiga segmen anatomi yaitu serviks, toraks, dan perut. Segmen serviks dimulai di cricopharyngeus dan berakhir di takik suprasternal. Segmen ini terletak tepat di belakang trakea, yang bergabung melalui jaringan ikat longgar.

Di posterior, fasia prevertebral menghubungkan esofagus ke badan vertebra serviks keenam hingga kedelapan. Duktus toraks dapat ditemukan di sisi kiri vertebra serviks keenam. Selubung karotis dan kutub bawah kelenjar tiroid lateral dapat ditemukan di lateral esofagus di bagian bawah leher. 

Organ ini biasanya memiliki panjang sekitar sembilan hingga sepuluh inci (23 hingga 25 cm) pada orang dewasa, dengan sfingter terletak di masing-masing ekstremitas proksimal dan distal, lumen berlapis mukosa dan jaringan ikat, dan komposisi luar otot polos.

Sfingter yang terletak di anterior, sfingter esofagus bagian atas, memungkinkan lewatnya makanan satu arah ke dalam kerongkongan, dan di anterior, sfingter esofagus bagian bawah memungkinkan lewatnya makanan satu arah ke dalam lambung.

 

3 dari 5 halaman

Fungsi esofagus dalam sistem pencernaan

Esofagus adalah saluran berbentuk tabung yang memainkan peran penting dalam proses pencernaan manusia. Fungsi utamanya adalah mengantarkan makanan yang telah dikunyah, dan dicampur dengan air liur dari mulut ke lambung, serta membuka pintu bagi makanan untuk mengalami proses pencernaan lebih lanjut. Beriktu ini adalah fungsi lain yang perlu disimak diantaranya:

Proses Pengangkutan Makanan

Setelah makanan dikunyah dan diubah menjadi bolus yang mudah dikendalikan, esofagus memainkan peran kunci dalam melanjutkan makanan ke tahap berikutnya dalam proses pencernaan. Fungsi esofagus adalah seperti jalur tol, yang menghubungkan antara titik asal (mulut) dan tujuan (lambung). 

Peristaltik

Proses pengangkutan makanan melalui esofagus terjadi berkat gerakan peristaltik yang terkoordinasi. Peristaltik adalah serangkaian kontraksi dan relaksasi otot dinding esofagus yang berurutan. Ketika bolus makanan memasuki esofagus, otot-otot ini berkontraksi secara berurutan dari atas ke bawah, menciptakan gerakan gelombang yang mendorong makanan menuju lambung.

Koordinasi yang Sulit

Koordinasi peristaltik yang efektif dalam esofagus, memerlukan kerja yang serempak dari otot-otot yang terlibat. Ini melibatkan pengaturan kompleks dari sistem saraf yang mengendalikan gerakan otot-otot ini. Peran epiglotis juga penting dalam koordinasi ini. Epiglotis yang berada di atas esofagus dan di bawah tenggorokan, menutup saat kita menelan, menghindari agar makanan tidak masuk ke saluran napas.

Sfingter Esofagus Bawah

Di bagian bawah esofagus, ada struktur yang disebut sfingter esofagus bagian bawah. Fungsi sfingter ini sebagai pintu penghubung antara esofagus dan lambung. Ketika bolus makanan mendekati sfingter ini, ia membuka dan memungkinkan makanan masuk ke lambung.

Setelah makanan berada di lambung, sfingter tersebut menutup kembali untuk mencegah isi lambung yang asam tidak kembali ke esofagus. Pada beberapa kasus, kegagalan sfingter ini dalam menutup secara adekuat dapat menyebabkan penyakit refluks gastroesofageal (GERD).

 

4 dari 5 halaman

Cara Kerja Esofagus untuk Mencerna Makanan

Pada pembukaan esofagus bagian atas, ada otot berbentuk cincin yang disebut sfingter esofagus bagian atas. Sfingter esofagus bagian atas  ini bisa Anda rasakan saat makanan, atau cairan datang ke arahnya. Saat mendapat sinyal, sfingter mengendur atau terbuka sehingga makanan bisa masuk ke kerongkongan Anda. Ketika tidak ada makanan atau cairan yang terlihat, itu tetap tertutup. Begitu berada di dalam kerongkongan, gelombang kontraksi otot (peristaltik) mendorong makanan ke bawah. 

Pada pembukaan esofagus bagian bawah, ada otot berbentuk cincin lain yang disebut sfingter esofagus bagian bawah (LES). Seperti sfingter esofagus bagian atas (UES), ia merasakan saat makanan dan cairan datang. Ini membuat rileks dan membiarkan makanan melewati perut Anda. Ketika tidak ada makanan atau cairan yang masuk, biasanya tetap tertutup untuk mencegah asam lambung, dan cairan pencernaan masuk ke kerongkongan Anda.

Cara kerja esofagus melibatkan serangkaian proses yang terkoordinasi dengan baik, untuk mengantarkan makanan dari mulut ke lambung. Proses ini melibatkan gerakan peristaltik, kerja otot-otot dinding esofagus, koordinasi dengan sfingter esofagus bagian bawah, dan kontrol saraf.

Berikut adalah tahapan-tahapan lebih rinci tentang cara kerja esofagus:

  1. Proses dimulai saat makanan yang telah dikunyah dan dibentuk, menjadi bolus di dalam mulut dan siap untuk ditelan. Pada saat menelan, epiglotis (katup kecil di atas saluran napas) menutup untuk mencegah makanan masuk ke paru-paru.
  2. Setelah bolus makanan berada di mulut, gerakan peristaltik dimulai. Peristaltik adalah gerakan gelombang kontraksi dan relaksasi yang terjadi secara berurutan pada otot-otot dinding esofagus. Gerakan ini terjadi secara involunter dan otomatis, dan tidak memerlukan kontrol sadar.
  3. Saat bolus makanan mencapai bagian bawah esofagus, ia harus melewati sfingter esofagus bagian bawah sebelum masuk ke lambung.
  4. Koordinasi pergerakan esofagus dan sfingter esofagus bagian bawah melibatkan sistem saraf otonom. Sistem saraf ini mengatur fungsi-fungsi tubuh yang otomatis, seperti peristaltik dan kerja sfingter.
  5. Epiglotis adalah struktur yang melindungi saluran napas dari makanan. Saat makanan ditelan, epiglotis menutup untuk mengarahkan makanan ke esofagus dan mencegahnya masuk ke trakea (saluran napas). 
5 dari 5 halaman

Risiko Penyakit yang Timbul

GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)

GERD terjadi ketika isi lambung kembali ke esofagus karena sfingter esofagus bagian bawah, yang menghubungkan antara esofagus dan lambung tidak berfungsi dengan baik. Hal ini dapat menyebabkan iritasi dan peradangan pada dinding esofagus.

Beberapa gejala yang umum terjadi pada GERD meliputi sensasi terbakar (heartburn) di dada, rasa asam di mulut, regurgitasi (pengembalian) makanan atau cairan asam, batuk kronis, dan gangguan tidur. Pengobatan GERD dapat meliputi perubahan gaya hidup seperti menghindari makanan yang memicu refluks asam, mengurangi berat badan, dan menghindari tidur setelah makan.

Esofagitis

Esofagitis adalah peradangan pada dinding esofagus, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor termasuk GERD yang tidak diobati, infeksi, atau reaksi alergi. Gejala umumnya mencakup nyeri dada, kesulitan menelan (disfagia), sensasi terbakar, dan rasa tak nyaman di tenggorokan.

Pengobatan esofagitis dapat melibatkan mengobati penyebab utamanya, misalnya dengan mengendalikan GERD, atau memberikan antibiotik jika infeksi menjadi penyebabnya. Dokter juga dapat meresepkan obat antiinflamasi, atau obat pereda nyeri untuk membantu mengatasi gejala.

Disfagia

Disfagia adalah gangguan yang menyebabkan kesulitan, atau rasa tersendat saat menelan makanan atau minuman. Disfagia dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti penyempitan esofagus (striktur), adanya benda asing yang terjebak, kelainan otot esofagus, atau masalah saraf yang mengatur gerakan menelan.

Gejala disfagia dapat beragam, mulai dari kesulitan menelan makanan padat hingga kesulitan menelan cairan. Penanganan disfagia bergantung pada penyebabnya, dan dapat melibatkan pemberian terapi rehabilitasi, prosedur endoskopi untuk memperbaiki striktur, atau pembedahan jika diperlukan.

Achalasia    

Achalasia adalah gangguan motorik langka, yang menyebabkan sfingter esofagus bagian bawah tidak dapat membuka dengan baik ketika makanan hendak melewati ke lambung. Ini menyebabkan makanan menumpuk di esofagus, dan pasien sering mengalami kesulitan menelan, mual, dan muntah. Pengobatan achalasia bisa melibatkan dilatasi esofagus (prosedur untuk memperlebar sfingter esofagus), pemberian botulinum toxin (Botox) untuk mengendurkan otot sfingter, atau pembedahan.

Hernia Hiatal

Hernia hiatal terjadi ketika sebagian dari perut naik melalui pembukaan diaphragma, dan masuk ke rongga dada. Hal ini dapat menyebabkan perubahan pada posisi sfingter esofagus bagian bawah dan memungkinkan asam lambung naik lebih mudah ke esofagus. Hernia hiatal dapat menyebabkan gejala GERD, seperti sensasi terbakar di dada dan nyeri ulu hati. Pengobatan dapat melibatkan pengelolaan GERD dan pembedahan jika hernia hiatal menyebabkan masalah yang lebih serius.

Kanker Esofagus

Kanker esofagus adalah pertumbuhan sel kanker di dinding esofagus. Kanker ini bisa berkembang lambat dan tidak menimbulkan gejala pada tahap awal. Gejala kanker esofagus dapat mencakup kesulitan menelan, nyeri dada, penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, batuk berkepanjangan, dan pembengkakan kelenjar di leher atau klavikula. Penanganan kanker esofagus tergantung pada tingkat keparahannya,  dan dapat melibatkan pembedahan, radioterapi, kemoterapi, atau kombinasi dari beberapa jenis pengobatan.