Sukses

Shallow Frying Adalah Menggoreng dengan Minyak Sedikit, Kenali Teknik-Teknik Memasak

Shallow frying adalah teknik menggoreng dangkal.

Liputan6.com, Jakarta Shallow frying adalah salah satu teknik memasak yang perlu kamu kenali. Sebagian orang mungkin menganggap bahwa memasak hanyalah tentang menggoreng atau merebus saja. Padahal, ada beberapa teknik memasak yang dapat dipraktikkan sesuai kebutuhan.

Memasak menjadi hal yang penting dalam hidup setiap orang, pasalnya makanan merupakan salah satu kebutuhan utama manusia untuk bertahan hidup. Mengenali teknik memasak bisa membuat masakanmu terasa lebih enak dan lezat, termasuk ketika menggoreng.

Shallow frying adalah teknik menggoreng dangkal. Teknik menggoreng ini dapat dipraktikkan untuk memasak beragam makanan enak sesuai dengan keinginan. Selain shallow frying kamu juga perlu mengenali teknik memasak lainnya.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (16/8/2023) tentang shallow frying.

2 dari 4 halaman

Mengenal Shallow Frying

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, shallow frying adalah teknik menggoreng dangkal. Dalam bahasa Indonesia, secara harfiah shallow frying adalah menggoreng dangkal. Sesuai namanya, shallow frying adalah teknik menggoreng menggunakan minyak yang tidak sampai merendam bahan makanan.

Shallow frying adalah teknik memasak yang mana minyak digunakan hanya sepertiga dari tinggi bahan makanan. Teknik memasak satu ini berfungsi untuk membuat kematangan lebih merata tanpa perlu dibolak-balik berkali-kali. Shallow frying adalah teknik memasak yang biasanya dilakukan untuk menggoreng ikan, ayam, telur atau bahan makanan lainnya dalam porsi kecil.

3 dari 4 halaman

Teknik Memasak Lainnya

1. Deep Frying

Berbeda dengan shallow frying adalah teknik memasak dengan minyak sedikit, deep frying merupakan teknik menggoreng makanan yang memerlukan minyak dalam jumlah banyak. Wajan yang digunakan biasanya berbentuk lebih dalam dari wajan pada umumnya. Sebelum memasukkan makanan, pastikan minyak sudah benar-benar panas. Teknik menggoreng satu ini sering dilakukan untuk memasak camilan, gorengan dan ayam goreng tepung.

Biasanya, teknik memasak ini digunakan untuk menggoreng makanan yang memerlukan kematangan merata, seperti kentang goreng. Sesuai namanya, teknik satu ini membutuhkan minyak yang cukup banyak hingga bahan masakan terendam. Menggunakan minyak dalam jumlah banyak, minyak yang minyaknya pun akan meresep hingga ke dalam makanan. Teknik satu ini juga membuat makanan matang merata dan renyah.

2. Boiling

Boiling merupakan salah satu teknik memasak yang cukup populer dan banyak digunakan. Teknik memasak ini merupakan teknik merebus makanan menggunakan cairan, seperti air, kaldu ayam, ataupun santan.

Prosesnya dimulai saat air dipanaskan mencapai suhu 100 derajat Celsius karena makanan akan cepat matang dalam suhu tersebut. Panas dapat ditambahkan dengan menutup panci, sehingga uap air tertahan dan menimbulkan panas yang cukup. Teknik ini sering digunakan untuk memasak sup.

3. Sautéing (Menumis)

Berbeda dengan deep frying, sauté merupakan proses menggoreng makanan hanya dengan sedikit minyak. Biasanya sautéing menggunakan wajan yang cenderung datar. Memasak dengan teknik ini dibutuhkan suhu yang sangat panas. Hal tersebut akan menyempurnakan proses memasak.

Biasanya makanan harus dimarinasi terlebih dahulu sebelum dimasak dengan teknik ini. Proses penggorengan juga cukup sebentar, yakni hanya sampai makanan berubah warna menjadi kecokelatan.

4. Stir frying (menumis dan diaduk)

Meski sama-sama menumis, sauteing dan stir-frying merupakan teknik menggoreng yang beda. Stir-frying merupakan teknik memasak dari China. Berbeda dengan sauteing, dalam menggoreng menggunakan teknik stir-frying, minyak yang digunakan sedikit lebih banyak namun tak sampai merendam bahan masakan. Cara memasaknya diaduk-aduk dalam waktu singkat.

5. Steaming

Tak hanya di kalangan chef profesional, istilah steaming juga sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat umum. Steaming merupakan teknik mengukus makanan. Steaming menggunakan uap air panas untuk mematangkan makanan tanpa ada sentuhan langsung dengan air. Teknik ini banyak digunakan untuk memasak camilan, salah satunya dim sum.

4 dari 4 halaman

6. Pan frying (menggoreng di wajan)

Shallow frying adalah teknik memasak dengan minyak sedikit, yang berbeda dengan pan frying. Teknik satu ini bisa dibilang cara menggoreng yang sering digunakan sehari-hari di dapur. Pan frying merupakan teknik menggoreng yang menggunakan minyak lebih banyak dari menumis. Kamu juga bisa menggunakan minyak yang disesuaikan dengan porsi bahan makanan. Menggoreng dengan minyak yang hanya melumasi wajan agar bahan makanan tidak lengket, termasuk dalam kategori pan frying.

7. Baking

Baking merupakan teknik memasak yang tidak menggunakan air dan minyak. Teknik memasak ini hanya memerlukan energi panas. Salah satu cara baking yang paling populer adalah dengan menggunakan oven. Baking digunakan untuk membuat kue.

8. Braising

Braising juga merupakan teknik memasak yang cukup populer dan banyak digunakan oleh chef profesional. Teknik ini merupakan teknik memasak makanan dengan menggunakan sedikit air mendidih. Hanya saja, sebelum mematangkan makanan dengan air rebusan, makanan harus diolah terlebih dahulu.

Biasanya para chef membakar atau memanggang bahan masakan terlebih dahulu hingga berwarna kecokelatan lalu dibumbui atau dimarinasi. Kemudian, makanan tersebut dimasak kembali menggunakan teknik ini. Air yang digunakan dalam wajan hanya sedikit dan dimasak dengan cara menutup wajan, sehingga bumbu meresap sempurna.

9. Poaching

Mirip seperti boiling, poaching adalah teknik merebus dengan volume air yang tidak terlalu penuh. Air yang digunakan biasanya hanya setinggi makanan yang direbus saja. Proses poaching berjalan lebih lambat karena membutuhkan suhu yang lebih rendah, yakni 92-96 derajat Celsius. Teknik ini biasanya digunakan untuk memasak poached egg dan berbagai protein lainnya.

10. Simmering

Simmering merupakan teknik memasak dengan cara merebus. Hampir mirip seperti boiling, tetapi teknik simmering biasanya menggunakan suhu yang dijaga agar tetap stabil di bawah 100 derajat Celsius dan di atas suhu poaching. Teknik ini dilakukan dengan cara mengecilkan api ketika air mulai mendidih. Biasanya, teknik ini dilakukan untuk mendapatkan saripati, seperti kaldu dari potongan tulang dan daging.