Sukses

Agama Samawi adalah Agama Langit, Berikut Perbedaannya dengan Agama Ardhi

Secara sederhana Agama Samawi adalah agama langit dan Agama Ardhi adalah Agama Bumi.

Liputan6.com, Jakarta Agama adalah seperangkat keyakinan, praktik, norma, dan nilai-nilai yang berkaitan dengan pandangan seseorang tentang hubungan manusia dengan kekuatan rohaniah atau kekuatan yang dianggap lebih tinggi, sering kali dihubungkan dengan Tuhan, dewa-dewi, atau kekuatan kosmik. Agama mencakup berbagai aspek kehidupan, termasuk kepercayaan tentang asal-usul alam semesta, tujuan hidup manusia, etika, moralitas, dan pandangan tentang kehidupan setelah kematian.

Agama kemudian dapat diklasifikasikan menjadi Agama Samawi dan Agama Ardhi berdasarkan sumber ajarannya. Klasifikasi agama ini diperkenalkan oleh Ahmad Abdullah al-Masdoosi dalam bukunya yang berjudul Living Religions of The World. Secara sederhana Agama Samawi adalah agama langit dan Agama Ardhi adalah Agama Bumi.

Agama samawi adalah agama yang bersumber pada wahyu Tuhan yang disampaikan kepada para rasul-Nya untuk diajarkan kepada umatnya masing-masing sebagai petunjuk kehidupan. Sedangkan Agama Ardhi adalah kepercayaan yang berkembang berdasarkan budaya, daerah, ataupun pemikiran seseorang. Berikut ulasan agama samawi adalah agama langit dan perbedaannya dengan agama Ardhi yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (18/8/2023).

2 dari 3 halaman

Mengenal Agama Samawi

Agama Samawi adalah agama yang dipercayai turun dari hadirat Tuhan melalui wahyu. Ajaran agama ini dianggap datang dari Tuhan dan disampaikan kepada para rasul yang kemudian mengajarkannya kepada umat manusia sebagai petunjuk hidup. Agama Samawi mengajarkan keyakinan akan ke-Esaan Tuhan. 

Tiga agama yang termasuk dalam kategori Agama Samawi adalah Yahudi, Nasrani (Kristen), dan Islam. Agama Samawi dianggap sebagai agama tertua, karena telah ada sejak zaman Nabi Adam dan diteruskan kepada nabi-nabi setelahnya, termasuk Nabi Muhammad SAW.

Ciri-Ciri Agama Samawi

1. Disampaikan oleh Manusia Terpilih Sebagai Utusan Tuhan

Agama-agama Samawi diyakini berasal dari wahyu Tuhan yang diterima oleh para rasul atau utusan-Nya. Manusia yang dipilih oleh Tuhan menjadi perantara untuk menyampaikan ajaran-Nya kepada umat manusia.

2. Dapat dengan Pasti Ditentukan Kelahirannya

Kelahiran agama-agama Samawi dapat diidentifikasi secara pasti dengan merujuk pada kitab suci yang menjadi pedoman dalam berbagai aspek kehidupan para penganutnya

3. Tidak Tumbuh dari Masyarakat, Tetapi Diturunkan Kepada Masyarakat

Ajaran agama Samawi dianggap datang dari luar masyarakat manusia dan diturunkan kepada masyarakat melalui utusan Tuhan. Ajaran ini dianggap sebagai petunjuk ilahi yang diberikan untuk mengarahkan umat manusia.

4. Memiliki Kitab Suci Yang Otentik

Agama-agama Samawi memiliki kitab suci yang dianggap sebagai tulisan suci yang diwariskan oleh para rasul atau nabi. Isi kitab suci ini dianggap sebagai ajaran yang sudah pasti dan tidak dapat diubah.

5. Ajarannya Serba Tetap

Meskipun ajaran agama Samawi dianggap tetap dan konstan, tafsir atau pemahaman terhadap ajaran tersebut dapat berkembang seiring dengan perkembangan pemikiran manusia.

6. Ajarannya Universal, 

Ajaran agama Samawi dianggap berlaku bagi semua manusia, tidak terbatas pada suatu kelompok atau waktu tertentu. Prinsip-prinsipnya dianggap relevan untuk setiap individu, pada setiap zaman, dan dalam berbagai konteks agama.

7. Memiliki Konsep Ketuhanan Yang Maha Esa

Salah satu ciri penting dari agama-agama Samawi adalah keyakinan akan ke-Esaan Tuhan. Agama-agama ini mengajarkan bahwa Tuhan adalah satu-satunya keberadaan yang maha kuasa dan maha bijaksana.

3 dari 3 halaman

Mengenal Agama Ardhi

Agama Ardhi adalah agama yang berkembang berdasarkan budaya, daerah, atau pemikiran individu. Ajaran agama ini tidak berlandaskan pada wahyu Tuhan, melainkan hasil ciptaan manusia. Agama Ardhi mencakup agama-agama yang berasal dari perkembangan budaya dan pemikiran masyarakat, bukan dari wahyu ilahi. 

Agama yang termasuk dalam kategori Agama Ardhi adalah Hindu dan Buddha. Hindu merupakan hasil akulturasi budaya bangsa Aria dan Dravida, sementara Buddha adalah ajaran yang berasal dari pemikiran Sidharta Gautama.

Ciri-ciri Agama Ardhi

1.Tidak Disampaikan Oleh Nabi dan Rasul dan Tidak Dapat Dipastikan Kelahirannya

Berbeda dengan agama-agama Samawi, Agama Ardhi tidak diyakini berasal dari wahyu ilahi yang disampaikan oleh para nabi atau rasul utusan Tuhan. Kelahiran dan asal-usul ajaran Agama Ardhi tidak dapat dengan pasti ditentukan.

2. Diciptakan oleh Tokoh Agama

Ajaran dalam Agama Ardhi dapat berasal dari pemikiran atau kontribusi tokoh-tokoh agama atau spiritualitas, bukan dari wahyu ilahi.

3. Berasal dari Daerah dan Kepercayaan Masyarakat

Agama Ardhi cenderung tumbuh dan berkembang berdasarkan budaya, daerah, atau kepercayaan masyarakat di suatu wilayah tertentu.

4. Tidak Memiliki Kitab Suci yang Diwariskan oleh Nabi atau Rasul

Agama Ardhi umumnya tidak memiliki kitab suci seperti halnya agama-agama Samawi. Ajaran dalam Agama Ardhi mungkin diwariskan secara lisan atau melalui tulisan-tulisan tokoh-tokoh agama.

5. Jika Ada Kitab Suci, Isi Kitabnya Mengalami Perubahan Seiring Waktu

Jika ada tulisan-tulisan atau kitab suci dalam Agama Ardhi, isi dan tafsirannya dapat berubah seiring dengan perjalanan waktu dan perkembangan agama tersebut.

6. Ajarannya dapat Berubah-ubah Mengikuti Zaman

Ajaran dalam Agama Ardhi dapat mengalami perubahan sesuai dengan perubahan pola pikir, nilai, dan budaya masyarakat yang mengikuti agama tersebut.

7. Konsep Ketuhanannya Pantheisme, Dinamisme, dan Animism

gama Ardhi cenderung memiliki beragam pandangan mengenai ketuhanan, seperti pantheisme (keyakinan bahwa Tuhan ada di segala hal), dinamisme (keyakinan bahwa ada roh atau kekuatan spiritual dalam alam), dan animisme (keyakinan bahwa benda-benda alami memiliki roh atau kekuatan spiritual).

8. Ajarannya Tidak Universal

Ajaran dalam Agama Ardhi cenderung lebih spesifik dan terbatas dalam cakupan, tidak memiliki tujuan universal seperti agama-agama Samawi yang dianggap berlaku untuk seluruh umat manusia.