Sukses

Wahyu Artinya Petunjuk dari Allah, Berikut Ulasannya Secara Bahasa dan Agama

Wahyu artinya dapat dikaji secara bahasa maupun agama. Artinya yang baik membuat kata wahyu banyak dipilih untuk dijadikan nama bayi di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Wahyu adalah kata serapan dari bahasa Arab وَحْيٌ yang artinya memberikan isyarat atau pemberitahuan dengan cepat dan tersembunyi. Wahyu artinya petunjuk dari Allah sering disamakan dengan kata ilham, namun keduanya memiliki perbedaan yang cukup mendasar.

Meski sama-sama berasal dari Allah, wahyu hanya turun pada masa kenabian. Wahyu artinya dapat dikaji secara bahasa maupun agama. Artinya yang baik membuat kata wahyu banyak dipilih untuk dijadikan nama bayi di Indonesia.

Berikut ulasan tentang wahyu artinya  petunjuk dari Allah yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumaat (18/8/2023).

2 dari 4 halaman

Arti Wahyu Secara Etimologi

Para ahli telah mengurai konsep wahyu dari beberapa sudut pandang. Secara etimologis, istilah "wahyu" berasal dari bahasa Arab (الوَحْيُ) yang mengandung makna memberikan isyarat atau pemberitahuan secara cepat dan tersembunyi. Para ahli berpendapat bahwa wahyu dalam konteks bahasa adalah suatu bentuk pemberitahuan yang diarahkan pada seseorang dengan cara yang tidak diketahui oleh orang lain.

Dalam kitab Mabahits fii Ulumil-Quran yang ditulis Manna Al-Qotthon, wahyu secara bahasa mengacu pada pemberitahuan yang diberikan secara tersembunyi dan cepat kepada individu tertentu, dengan tujuan untuk menyampaikan pesan kepada orang tersebut tanpa diketahui oleh orang lain. Pandangan serupa diungkapkan oleh Doktor Muhammad Ali Al-Hasan dalam buku Al-Manaar fii Ulumil-Quran dan Ibnu Hajar Al-Asqolani dalam buku Al-Itqon fii Ulumil-Quran.

3 dari 4 halaman

Pengertian Wahyu dalam Al-Quran

Konsep wahyu juga dijelaskan dalam Al-Quran melalui beberapa surat. Wahyu dalam Al-Quran mengandung arti ilham kepada manusia. Dalam konteks ini, Allah memberikan inspirasi atau ilham kepada individu dalam bentuk pengetahuan atau pemahaman tertentu. Seperti ketika Allah berfirman kepada ibu Nabi Musa agar menyusui anaknya yang dikisahkan dalam QS. Al-Qashas ayat 7.

وَاَوْحَيْنَآ اِلٰٓى اُمِّ مُوْسٰٓى اَنْ اَرْضِعِيْهِۚ فَاِذَا خِفْتِ عَلَيْهِ فَاَلْقِيْهِ فِى الْيَمِّ وَلَا تَخَافِيْ وَلَا تَحْزَنِيْ ۚاِنَّا رَاۤدُّوْهُ اِلَيْكِ وَجَاعِلُوْهُ مِنَ الْمُرْسَلِيْنَ 

Artinya: Dan Kami wahyukan kepada ibunya Musa, “Susuilah dia (Musa), dan apabila engkau khawatir terhadapnya maka hanyutkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah engkau takut dan jangan (pula) bersedih hati, sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah seorang rasul.”

Kata “وَأَوْحَيْنَا” dalam ayat tersebut memiliki arti “Kami mewahyukan”. Namun mewahyukan yang dimaksud bukan mewahyukan seperti Allah mewahyukan para Nabi. Namun berarti mengilhami manusia, yaitu ibuda Musa untuk menyusui anaknya. 

Wahyu juga merujuk pada naluri yang diberikan kepada hewan. Dalam QS An-Nahl ayat 68, Allah berfirman,

وَاَوْحٰى رَبُّكَ اِلَى النَّحْلِ اَنِ اتَّخِذِيْ مِنَ الْجِبَالِ بُيُوْتًا وَّمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُوْنَۙ

Artinya: Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah, “Buatlah sarang di gunung-gunung, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia, (QS An-Nahl:68)

Dalam ayat tersebut terdapat kata “وَأَوْحَى” yang artinya mewahyukan. Dalam ayat tersebut Allah memberikan instruksi kepada lebah untuk membangun sarang-sarangnya dengan memberikan naluri yang tepat kepada mereka.

Wahyu juga dapat diartikan sebagai memberikan isyarat yang cepat. Seperti yang etrtulis dalam QS. Maryam ayat 11.

فَخَرَجَ عَلٰى قَوْمِهٖ مِنَ الْمِحْرَابِ فَاَوْحٰٓى اِلَيْهِمْ اَنْ سَبِّحُوْا بُكْرَةً وَّعَشِيًّا

Artinya: Maka dia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu dia memberi isyarat kepada mereka; bertasbihlah kamu pada waktu pagi dan petang. (QS. Maryam: 11)

Kata “فَأَوْحَى” dalam ayat tersebut bermakna memberikan isyarat. Ayat tersebut bercerita tentang Nabi Zakariya yang sedang berpuasa dari berbicara selama tiga hari tiga malam. Sehingga ketika harus menyampaikan pesan kepada kaumnya untuk bertasbih di waktu pagi dan petang ia melakukannya dengan memberi isyarat. 

Wahyu juga dapat diartikan sebagai bisikan setan. Seperti yang ditulis dalam QS. Al-An'am ayat 121.

وَلَا تَأْكُلُوْا مِمَّا لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ اللّٰهِ عَلَيْهِ وَاِنَّهٗ لَفِسْقٌۗ وَاِنَّ الشَّيٰطِيْنَ لَيُوْحُوْنَ اِلٰٓى اَوْلِيَاۤىِٕهِمْ لِيُجَادِلُوْكُمْ ۚوَاِنْ اَطَعْتُمُوْهُمْ اِنَّكُمْ لَمُشْرِكُوْنَ ࣖ

Artinya: Dan janganlah kamu memakan dari apa (daging hewan) yang (ketika disembelih) tidak disebut nama Allah, perbuatan itu benar-benar suatu kefasikan. Sesungguhnya setan-setan akan membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu. Dan jika kamu menuruti mereka, tentu kamu telah menjadi orang musyrik. (QS. Al-An'am: 121)

Wahyu juga mencakup perintah Allah kepada para malaikat. Allah memberikan perintah kepada malaikat untuk mendukung orang-orang yang beriman seperti pada QS. Al-Anfal ayat 12.

اِذْ يُوْحِيْ رَبُّكَ اِلَى الْمَلٰۤىِٕكَةِ اَنِّيْ مَعَكُمْ فَثَبِّتُوا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْاۗ سَاُلْقِيْ فِيْ قُلُوْبِ الَّذِيْنَ كَفَرُوا الرُّعْبَ فَاضْرِبُوْا فَوْقَ الْاَعْنَاقِ وَاضْرِبُوْا مِنْهُمْ كُلَّ بَنَانٍۗ

Artinya: (Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkanlah (pendirian) orang-orang yang telah beriman.” Kelak akan Aku berikan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka pukullah di atas leher mereka dan pukullah tiap-tiap ujung jari mereka. (QS. Al-Anfal: 12)

4 dari 4 halaman

Cara Wahyu Allah Diturunkan

Ada berbagai cara di mana Allah menurunkan wahyu kepada makhluk-Nya. Pertama, Allah menurunkan wahyu kepada malaikat. Saat itu, terdengar suara gemerincing lonceng atau terjadi getaran dalam langit, yang mengindikasikan kehadiran malaikat yang mendapatkan wahyu.

Kedua, Allah juga menurunkan wahyu kepada para nabi dan rasul. Ada dua cara di mana ini bisa terjadi. Pertama, Allah bisa berbicara langsung kepada mereka dalam mimpi atau saat mereka berbicara di balik hijab, seperti yang dialami oleh Nabi Musa (QS. Al-A'raf: 143). Kedua, Allah juga menggunakan perantara, seperti malaikat Jibril, yang bisa datang langsung kepada nabi atau menjelma sebagai seorang lelaki untuk menyampaikan wahyu kepada mereka.

Pengertian wahyu ini memiliki makna mendalam dan beragam, baik dalam bahasa, konsep religius, maupun dalam cara-cara turunnya kepada manusia melalui perantara malaikat atau secara langsung.