Sukses

Bocah 4 Tahun Berhasil Daki 785 Anak Tangga, Ajarkan Ketegaran pada Sang Ibu

Sebuah perjalanan keluarga ke Kagawa membawa perubahan mendalam pada pandangannya Yuko Tamura tentang pembelajaran ketegaran pada anak.

Liputan6.com, Jakarta Meskipun bertubuh kecil dan memiliki pengalaman hidup yang lebih sedikit ternyata seorang anak dapat memberikan pelajaran yang begitu berharga pada orang tuanya. Tentu saja kenangan mengganti popok dan memberi makan bayi yang tak berdaya sulit untuk dilupakan.

Yuko Tamura pun berpikiran yang sama sebagai seorang ibu. Namun Yuko menyaksikan sendiri, putrinya yang berusia empat tahun dengan gigih mendaki tangga Kuil Kotohira. Ia menjadi yang paling muda di sana, dalam tubuh yang mungil itu ada semangat yang luar biasa.

Yuko mengaku bahwa ia sering kali meremehkan potensi anaknya, bahkan ketika mereka telah mulai membentuk hubungan di luar lingkungan rumah. Yuko merasa ada begitu banyak pelajaran yang ingin diajarkan pada putrinya, mulai dari belajar abjad hingga membangun ketahanan mental. 

Yuko sendiri merasa bahwa dirinya bukan seorang yang memiliki kesabaran yang baik. Meskipun orang Jepang dikenal dengan ketahanan mentalnya. Padahal, kesabaran adalah salah satu ciri khas bangsa Jepang yang dihargai di seluruh dunia.

Berikut kisah Yuko Tamura yang mendapat pelajaran tentang kegigihan dari putrinya yang berhasil mendaki 785 anak tangga Kuil Kotohira. Dirangkum Liputan6.com dari laman yourtango.com, Jumat (18/8/2023).

2 dari 4 halaman

Pandangan Yuko Berubah Setelah Liburan Keluarga

Sebagai orang yang sering membolos sejak masa TK dan pernah berganti-ganti pekerjaan, Yuko merasa dirinya bukanlah contoh yang tepat untuk mengajari anak tentang kesabaran. Namun, sebuah perjalanan keluarga ke Kagawa membawa perubahan mendalam pada pandangannya. Saat mengunjungi Kuil Kotohira yang juga dikenal sebagai Kompira-san di kalangan penduduk lokal, Yuko menemukan arti sesungguhnya dari ketegaran.

Kuil Shintō ini terletak di daerah pegunungan Kagawa, Prefektur Udon Paradise. Orang-orang lokal datang ke sini untuk berdoa memohon berbagai keberuntungan, terutama kepada dewa laut. Namun, yang paling mencolok dari kuil ini adalah tangga-tangga curam yang harus dilalui. Ada 785 langkah untuk mencapai kuil utama dan 583 langkah tambahan untuk mencapai kuil bagian dalam. Totalnya, ada 1368 langkah yang harus ditempuh untuk melihat semua pemandangan yang ada di kuil tersebut.

Ketika keluarga Yuko Tamura tiba di kaki Gunung Kotohira, mendaki 785 anak tangga kuil tidak menjadi agenda mereka. Walaupun langit kelihatan muram, mereka tidak pernah membayangkan bahwa putri kecil mereka, dengan umur yang baru empat tahun, akan bisa menaklukkan ratusan tangga ini.

Dengan mengenakan sandal, atasan tanpa lengan, dan rok pendek, putri Yuko memutuskan untuk mencoba memanjat 785 tangga untuk mencapai kuil utama. Seorang pemandu di tempat parkir memberikan sebuah tongkat kayu sebagai bantuan, dan anak perempuan Yuko menerimanya dengan senang hati. Yuko dan suaminya merasa skeptis, mengira bahwa putrinya akan mulai mengeluh dalam waktu singkat. Mereka bahkan berani bertaruh bahwa dia tidak akan mampu bertahan lebih dari lima menit.

Namun, putri Yuko membuktikan bahwa dirinya memiliki semangat yang luar biasa. Ia mengayunkan tongkat kayu dengan penuh semangat, seolah-olah sedang mengikuti perlombaan lompat tinggi, dan terus mendaki tanpa keluh kesah. Meskipun semakin ke atas perjalanan terasa semakin menantang dan rombongan harus berhenti sesekali untuk minum air, putri kecil Yuko tidak pernah menyerah.

3 dari 4 halaman

Tekad Kuat Putri Kecil Yuko

Saat mereka melihat ke belakang, Yuko dan suami bisa melihat ratusan anak tangga yang telah ditempuh. Mereka yang awalnya skeptis mulai memberikan semangat pada putri mereka, meyakinkan bahwa usaha mereka sejauh ini sudah luar biasa.

Yuko dan suaminya bahkan menawarkan es krim sebagai hadiah jika putri mereka berhasil mencapai kuil utama. Seolah tidak terlalu peduli dengan hadiah yang ditawarkan, putri mereka hanya mengangguk dan terus mendaki tanpa ragu.

Ketika mencapai anak tangga ke-628, mereka menemukan sebuah kuil bernama Asahi-Yashiro. Banyak turis yang mengira mereka sudah tiba di tujuan akhir ketika sampai di sini, namun kenyataannya masih ada jalan yang harus ditempuh. Biasanya, orang berkunjung ke Kuil Asahi-Yashiro setelah memberi penghormatan di kuil utama. Keluarga Tamura beristirahat sejenak di bangku di depan kuil ini untuk menikmati suasana yang tenang.

Seorang wanita yang duduk di sebelah mereka di Kuil Asahi-Yashiro bertanya kepada putri Yuko, "Berapa usiamu?" Dengan bangga, putri kecil itu menunjukkan empat jari tangannya dan memberi tahu bahwa ia sudah berhasil mendaki lebih dari 600 anak tangga dengan usahanya sendiri. Wanita yang duduk di samping mereka memberi pujian pada gadis kecil tersebut, dan mereka berharap satu sama lain agar bisa mencapai kuil utama.

Saat mendekati kuil pusat, anak tangga semakin curam. Yuko dan suaminya menawarkan untuk menggendong putri mereka, tapi dia menolak dengan tegas. Mereka terkejut dengan tekad dan semangatnya. Meskipun keringat bercucuran dan napasnya terengah-engah, putri Yuko melangkah pelan-pelan tetapi pasti. Mereka menghitung setiap langkah bersama-sama, dan akhirnya putri mereka berhasil menyelesaikan semua 785 anak tangga!

4 dari 4 halaman

Takjub dengan Kegigihan Putrinya

Keberhasilan ini benar-benar menakjubkan. Yuko dan suaminya memberikan penghargaan dan pelukan pada putri mereka. Meskipun keduanya juga berkeringat seperti kuda, putri mereka adalah pahlawan sesungguhnya. Sesampainya di kuil utama, putri Yuko menjadi yang paling kecil di antara semua orang yang hadir.

Pemandangan memukau dari kuil utama menjadi hadiah indah atas usaha keras mereka. Yuko dan suaminya menyimpan momen itu dalam ingatan mereka, sebagai hari di mana putri kecil mereka berhasil mengatasi tantangan besar dengan sepenuh hati.

Keluarga Tamura melempar koin ke dalam kotak sumbangan dan mengambil slip ramalan omikuji. Yuko melihat putrinya mulai mengantuk, pertanda pertama kelelahan setelah perjalanan luar biasa ini. Mereka dengan cepat kembali menjadi orang tua yang harus menjaga putrinya. Sepanjang jalan turun ke tempat parkir, mereka menggendong putri kecil mereka sambil merayakannya seperti pawai kemenangan.

Tentu saja, mereka tidak lupa untuk menikmati es serut stroberi terbesar yang dijajakan di shopping street. Rasanya kemenangan kecil ini sangat berkesan, Yuko dan suaminya berharap mereka semua akan mengingat momen bersejarah ini. Putri mereka adalah contoh nyata keberanian. Bermodalkan dorongan dan cukup minumputri kecil Yuko berhasil dengan usaha sendiri.

Dari pengalaman ini, Yuko belajar bahwa sebagai orang tua, dia sebenarnya tidak perlu mengajarkan anak-anaknya tentang ketegaran. Mereka memiliki ketegaran bawaan dalam diri mereka. Anak-anak hanya membutuhkan dukungan dan sumber daya, tanpa harus memberi tekanan berlebihan.

Sekarang, Yuko tidak khawatir lagi apakah dia memiliki kemampuan untuk mengajarkan anaknya tentang pentingnya kesabaran. Ia juga menyadari bahwa keputusan untuk melewatkan pelajaran atau ganti pekerjaan dapat menjadi bagian dari perjalanan mencapai tujuan yang lebih besar.

Yuko juga memutuskan untuk percaya bahwa putrinya memiliki keberanian dan ketegaran yang cukup, terutama karena kata-kata memiliki kekuatan besar. Meskipun suatu hari nanti putrinya mungkin bosan mendengar kata-kata "Kamu berhasil mendaki 785 tangga sendiri," mereka akan terus mengingat momen ini dengan bangga. Tidak ada yang lebih memberi semangat daripada memiliki seseorang yang percaya pada kita, dan itulah peran utama orang tua.