Sukses

4 Ciri Tempat Wudhu yang Baik, Perhatikan Aspek Tata Ruang

Tempat wudhu yang baik adalah yang mempertimbangkan sejumlah aspek penting dalam perencanaan dan desainnya.

Liputan6.com, Jakarta - Tempat wudhu yang baik adalah yang mempertimbangkan sejumlah aspek penting dalam perencanaan dan desainnya. Tempat wudhu, baik di dalam masjid maupun di rumah, merupakan fasilitas penting dalam praktik ibadah seorang Muslim.

Dalam modul berjudul Standar dan Desain Tempat Wudhu (Revisi 5) oleh Suparwoko, dijelaskan tempat wudhu yang baik harus memperhatikan aspek tata ruang. 

Pertama, sirkulasi yang baik menjadi hal utama. Menghindari akses yang rumit atau memutar dari tempat sholat ke tempat wudhu, sehingga konsentrasi dan khusyuk tetap terjaga. Selanjutnya, penting bahwa tempat wudhu dan tempat sholat berada dalam batas suci. Tujuannya menjaga jarak dari kamar mandi atau toilet untuk mencegah kontaminasi.

Dalam pembuatan tempat wudhu, aspek teknis dan kebutuhan wudhu sebagai ibadah harus diperhatikan. Penggunaan pancuran atau kran air dapat memberikan efisiensi dalam pemanfaatan air, sambil memperhatikan prinsip-prinsip agama. Desain ergonomis juga penting, dengan jarak yang tepat antar kran dan penggunaan penyekat untuk menghindari cipratan air.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang tempat wudhu yang baik, Sabtu (19/8/2023).

 

2 dari 3 halaman

1. Sirkulasi yang Baik

Salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah sirkulasi yang baik ketika mendesain tempat wudhu. Ketika sirkulasi tidak optimal, ini dapat berdampak negatif pada pengalaman ibadah. Sebagai contoh, aksesibilitas yang memerlukan pemutar jalan dari tempat sholat ke tempat wudhu bisa mengganggu khusyuk dalam beribadah.

Seperti ketika setiap jemaah harus berjalan jauh dan berbelok-belok hanya untuk mencapai tempat wudhu. Ini bisa mengganggu fokus dan konsentrasi mereka selama ibadah. Oleh karena itu, desain tempat wudhu yang baik harus memastikan bahwa jemaah dapat dengan mudah dan lancar berpindah dari tempat sholat ke tempat wudhu tanpa hambatan yang berarti.

2. Tidak Dekat dengan Toilet

Selain memastikan sirkulasi yang baik, penting juga bahwa tempat wudhu dan tempat sholat berada dalam batas suci yang jelas agar kesejukan ibadah tetap terjaga. Ini adalah prinsip penting dalam desain masjid. Memastikan ruang-ruang ibadah seperti tempat sholat dan tempat wudhu tetap terpisah dari ruang-ruang lainnya.

Selain itu, keberadaan toilet yang terlalu dekat dengan tempat wudhu juga perlu dihindari. Ini bukan hanya masalah ketenteraman, tetapi juga masalah kebersihan. Menjaga jarak yang tepat antara tempat wudhu dan toilet, meminimalkan risiko air cipratan dari toilet mencampur ke dalam tempat wudhu. Ini akan menjaga tempat wudhu tetap suci dan sesuai dengan tuntunan agama.

3. Penggunaan Pancuran atau Kran

Aspek teknis juga menjadi perhatian utama ketika merancang tempat wudhu yang baik. Kenyamanan dan efisiensi penggunaan air perlu dijaga seiring dengan prinsip-prinsip wudhu yang telah diajarkan dalam agama. Salah satu hal pokok dalam berwudhu adalah memastikan ketersediaan air yang memadai.

Oleh karena itu, dalam desain tempat wudhu, penting untuk mempertimbangkan penggunaan pancuran atau kran air. Penggunaan kran air memudahkan jemaah untuk mengambil air wudhu dengan cepat dan efisien, mengikuti tuntunan agama dengan lebih baik.

4. Perhatikan Jarak dan Penyekat

Dalam hal desain fisik, ergonomi juga berperan penting. Gerakan wudhu akan lebih nyaman jika dilakukan dalam posisi duduk. Dalam hal ini, jarak antara kran atau tempat air minimal harus memenuhi standar yang telah ditetapkan. Sekitar 2.375 meter atau 2.40 meter yang dibagi dua menjadi 1.20 meter. Ini memastikan  jemaah memiliki ruang yang cukup untuk melakukan wudhu dengan nyaman tanpa merasa sesak atau terbatas.

Penting juga untuk mencatat bahwa penyekat antara kran atau tempat wudhu sangat dianjurkan. Penyekat ini dapat berupa partisi atau penghalang fisik lainnya. Tujuannya adalah untuk menghindari cipratan air yang tidak diinginkan yang dapat mengganggu kenyamanan pengguna tempat wudhu.

3 dari 3 halaman

Tempat Wudhu di dalam Rumah

Penting untuk mempertimbangkan bahwa tempat wudhu di rumah bisa dibiarkan dalam kondisi terbuka. Mengingat area ini jarang digunakan, atau jika digunakan, waktu yang diperlukan tidaklah lama. Hal ini memungkinkan untuk merancang tempat wudhu sebagai bagian terbuka yang menyatu dengan lingkungan sekitarnya.

Universitas STEKOM merekomendasikan cara membuat tempat wudhu di rumah yang minimalis sebagai berikut:

1. Halaman Rumah

Berbicara tentang tempat wudhu, tidak hanya terbatas pada interior rumah. Area kelebihan tanah di bagian belakang rumah, yang mungkin sebelumnya digunakan sebagai taman atau tempat mencuci dan menjemur, dapat dimanfaatkan untuk membangun tempat wudhu yang lebih luas dan nyaman.

Dalam perencanaan ini, harmonisasi fungsi tempat wudhu dengan elemen-elemen taman atau area terbuka lainnya menjadi poin penting. Integrasi antara fungsi dan estetika akan menciptakan tempat wudhu yang tak hanya praktis, tetapi juga memikat secara visual.

2. Model Minimalis

Desain minimalis modern telah menjadi tren yang populer dalam berbagai aspek arsitektur dan interior. Konsep ini juga dapat diaplikasikan dalam merancang tempat wudhu di dalam rumah. Dengan mengadopsi tema minimalis, tempat wudhu dapat menjadi lebih dari sekadar tempat berwudhu.

Ia bisa menjadi elemen dekoratif yang menambah keindahan interior rumah. Melalui permainan cahaya dan integrasi dengan tanaman hias, tempat wudhu minimalis dapat bertransformasi menjadi aksen yang menarik dan mencerminkan keindahan alam.

3. Pakai Batu Alam

Material batu alam memberikan dimensi alami pada tempat wudhu. Keberadaan air dan pancuran dalam tempat wudhu sering kali berkolaborasi dengan material batu alam untuk menciptakan kesan yang menarik dan alami. Material ini juga memberikan nuansa kesakralan yang lebih dalam, mengingat keterkaitannya dengan unsur alam yang sering kali dihubungkan dengan spiritualitas.

Dalam perencanaan tempat wudhu, penggunaan batu alam dapat menghasilkan tampilan yang estetis dan memancarkan ketenangan.

4. Tempat Wudhu Kecil

Ukuran tempat wudhu dalam mushola tidak selalu harus besar. Yang utama adalah fungsionalitasnya dan kemampuan untuk digunakan dengan baik. Meskipun berukuran kecil, sebuah tempat wudhu yang dirancang dengan baik masih dapat melayani tujuannya dengan optimal.

Tempat wudhu kecil sering lebih disarankan untuk ditempatkan di dalam bangunan, karena penggunaannya cenderung terbatas pada pemilik rumah atau mungkin tamu tertentu dalam situasi tertentu. Dalam hal ini, ukuran tidaklah mutlak, melainkan kegunaan dan kepraktisan yang menjadi pertimbangan utama.

5. Desain yang Outdoor

Tempat wudhu yang ditempatkan di luar ruangan (outdoor) juga menjadi alternatif menarik. Meskipun serupa dengan konsep tempat wudhu di bagian taman belakang rumah, tempat wudhu outdoor memiliki fleksibilitas yang lebih besar. Ini dapat ditempatkan di berbagai lokasi, mulai dari taman belakang, taman depan, hingga taman di tengah bangunan.

Tempat wudhu outdoor menghadirkan pengalaman beribadah yang unik dengan suasana terbuka dan sentuhan alam yang lebih kuat. Desain tempat wudhu ini juga harus mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan dan cuaca agar dapat memberikan pengalaman beribadah yang nyaman dan mendalam.