Sukses

9 Cara Mengurangi Polusi Udara di Perkotaan Menurut Ahli Lingkungan

Mengurangi polusi udara di lingkungan perkotaan adalah sebuah prioritas yang mendesak untuk menjaga kualitas hidup manusia.

Liputan6.com, Jakarta - Mengurangi polusi udara di lingkungan perkotaan adalah sebuah prioritas yang mendesak untuk menjaga kualitas hidup manusia dan keberlanjutan lingkungan. Dalam rangka menghadapi tantangan polusi udara yang semakin serius, langkah-langkah konkret perlu diambil. Mulai dari mengubah pola konsumsi sehari-hari dengan mendaur ulang dan menggunakan produk ramah lingkungan. Termasuk, berupaya beralih ke energi terbarukan.

Mulailah dengan identifikasi sumber polusi, mengukur tingkat pencemaran, dan merancang solusi berdasarkan pengetahuan ilmiah. Ini dasar penting dalam usaha mengatasi polusi udara. Implementasi teknologi yang lebih efisien, produksi bersih, serta pengelolaan limbah yang lebih ramah lingkungan adalah bagian dari solusi berkelanjutan untuk mengurangi dampak negatif pada kualitas udara perkotaan.

Tindakan untuk mengurangi polusi udara di perkotaan bukan sekadar tanggung jawab individual. Ini juga sebuah komitmen bersama dalam menciptakan lingkungan yang lebih baik. Menghadapi dampak perubahan iklim dan kualitas udara yang semakin memburuk. Cara mengurangi polusi udara di perkotaan ini bukan hanya untuk saat ini, tetapi juga investasi untuk masa depan yang lebih hijau, sehat, dan berkelanjutan.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang cara mengurangi polusi udara di perkotaan menurut ahli lingkungan, Sabtu (19/8/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Menurut Indonesia Environment Center (IEC)

1. Kesadaran dalam Konsumsi Sehari-Hari

Langkah awal untuk mengatasi polusi udara di perkotaan adalah memperhatikan pola konsumsi sehari-hari. Ini termasuk menggunakan produk-produk yang ramah lingkungan yang dapat didaur ulang. Mampu mengurangi penggunaan produk sekali pakai dan memilih produk yang tahan lama, artinya dapat mengurangi jumlah sampah dan limbah yang dihasilkan setiap harinya.

  1. Penggunaan Botol Minum yang Dapat Diisi Ulang: Alih-alih menggunakan botol air kemasan sekali pakai setiap kali keluar rumah, kita dapat mengadopsi kebiasaan membawa botol minum yang dapat diisi ulang. Ini tidak hanya mengurangi produksi botol plastik sekali pakai, tetapi juga menghindari penumpukan limbah plastik di tempat pembuangan akhir.
  2. Pemilihan Kemasan Makanan Ramah Lingkungan: Ketika membeli makanan di luar atau memesan makanan untuk dibawa pulang, kita dapat memilih restoran atau tempat yang menggunakan kemasan ramah lingkungan, seperti wadah makanan yang terbuat dari bahan daur ulang atau bahan yang mudah terurai.
  3. Penggunaan Tas Belanja Kain: Alih-alih menerima tas plastik di toko atau supermarket, kita dapat membawa tas belanja kain sendiri. Tas ini dapat digunakan berulang kali saat berbelanja dan membantu mengurangi penggunaan tas plastik sekali pakai.

2. Transisi ke Transportasi Publik

Salah satu penyebab polusi udara di perkotaan adalah kendaraan bermotor. Oleh karena itu, beralih ke transportasi umum adalah langkah efektif dalam mengurangi polusi udara. Menggunakan bus, kereta, atau angkutan umum lainnya tidak hanya mengurangi jumlah kendaraan pribadi di jalan, tetapi juga membantu mengurangi emisi gas buang.

  1. Penggunaan Kereta atau Angkutan Umum: Sebagai contoh, Maria, seorang karyawan kota, telah memutuskan untuk beralih dari mobil pribadinya ke penggunaan kereta api dalam perjalanan sehariannya ke kantor. Ini membantu mengurangi jumlah kendaraan di jalan dan berkontribusi pada penurunan emisi gas buang.
  2. Mendorong Kampung Halaman yang Ramah Lingkungan: Sebagai bagian dari inisiatif kampung halaman yang lebih bersih, sekelompok warga mengorganisir carpooling, di mana mereka berbagi kendaraan saat pergi ke tempat kerja atau aktivitas lain. Ini bukan hanya mengurangi polusi, tetapi juga menghemat biaya bahan bakar.
  3. Mendorong Penggunaan Sepeda: Sebuah komunitas di perkotaan merayakan Hari Sepeda dengan mengadakan acara bersepeda massal setiap minggu. Ini mendorong warga untuk meninggalkan mobil mereka dan menggunakan sepeda, mengurangi polusi udara dan merangsang gaya hidup sehat.

3. Hemat Energi dan Penggunaan Listrik

Penduduk di perkotaan juga dapat mengurangi dampak polusi udara dengan mengadopsi kebiasaan hemat energi dalam penggunaan listrik. Misalnya, dapat mengurangi penggunaan peralatan elektronik yang tidak diperlukan dan mematikan lampu saat meninggalkan ruangan.

Penggunaan AC yang bijaksana juga penting, mengingat AC memerlukan energi yang cukup besar dan menghasilkan emisi panas yang merugikan lingkungan. Lalu, menggunakan teknologi hemat energi, seperti lampu LED dan peralatan listrik berlabel "Energy Star." Ini dapat mengurangi jejak karbon dan kontribusi terhadap pemanasan global.

  1. Penggunaan Lampu LED: Alih-alih menggunakan lampu pijar konvensional, keluarga Smith memutuskan untuk mengganti semua lampu di rumah mereka dengan lampu LED hemat energi. Hal ini tidak hanya mengurangi penggunaan listrik, tetapi juga mengurangi frekuensi penggantian lampu.
  2. Penerapan Waktu Tidur pada Perangkat Elektronik: Di tempat kerja, perangkat komputer dan peralatan elektronik lainnya diatur untuk memasuki mode tidur saat tidak digunakan selama beberapa waktu. Ini membantu menghemat energi secara signifikan.
  3. Penggunaan Thermostat yang Dapat Diprogram: Keluarga Johnson menggunakan termostat pintar yang dapat diprogram untuk mengatur suhu di rumah mereka secara otomatis. Pada saat-saat tertentu ketika tidak ada orang di rumah, suhu dapat disetel lebih rendah, mengurangi penggunaan AC dan penggunaan energi.

 

3 dari 4 halaman

Menurut Para Ahli Lingkungan

Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) Institut Teknologi Bandung (ITB) telah merumuskan serangkaian cara mengurangi polusi udara di perkotaan. Menurut Prof. Puji Lestari, Ph.D, seorang Guru Besar di Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB melansir dari IEC ini di antaranya:

1. Mengidentifikasi Sumber Polusi dan Mengukur Tingkat Pencemaran

Langkah pertama yang diusulkan adalah mengidentifikasi sumber-sumber polusi udara yang ada di lingkungan tertentu. Ini melibatkan penilaian mendalam terhadap aktivitas manusia dan industri yang berkontribusi terhadap emisi gas berbahaya.

Setelah sumber polusi diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah mengukur tingkat pencemaran yang dihasilkan. Data akurat tentang konsentrasi polutan dalam udara sangat penting untuk merencanakan langkah-langkah pengendalian yang efektif.

Contoh: Di sebuah kawasan industri, PSLH ITB melakukan penelitian yang melibatkan pengukuran emisi dari berbagai pabrik dan perusahaan. Dengan menganalisis data emisi yang dikumpulkan, mereka dapat mengidentifikasi pabrik-pabrik yang memiliki kontribusi signifikan terhadap pencemaran udara di wilayah tersebut.

2. Mengurangi Emisi

Langkah kedua adalah mengurangi emisi langsung dari sumber polusi. Ini dapat dicapai dengan menerapkan teknologi yang lebih efisien atau menggunakan bahan bakar yang lebih bersih. Perusahaan dan pabrik dapat mengadopsi teknologi ramah lingkungan untuk mengurangi produksi emisi gas berbahaya.

Contoh: Sebuah pabrik tekstil yang sebelumnya menggunakan bahan bakar fosil untuk menggerakkan mesin produksi dapat beralih ke energi terbarukan, seperti panel surya atau biomassa. Ini akan membantu mengurangi emisi CO2 yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil.

3. Membiasakan Daur Ulang (Recycle)

Langkah ketiga adalah mendorong praktik daur ulang dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat dapat mendaur ulang material seperti kertas, plastik, dan logam, mengurangi kebutuhan akan produksi baru dan limbah yang dihasilkan.

Contoh: Sebuah kampanye daur ulang yang dicanangkan oleh PSLH ITB bekerja sama dengan komunitas lokal berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mendaur ulang. Sebagai hasilnya, jumlah sampah plastik yang masuk ke tempat pembuangan akhir berkurang signifikan.

4. Mendesain Ulang Kegiatan yang Lebih Ramah Lingkungan

Mendesain ulang aktivitas yang lebih berkelanjutan adalah langkah penting untuk mengurangi dampak pencemaran udara. Ini melibatkan pengembangan proses produksi yang lebih efisien dan mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya.

Contoh: Sebuah perusahaan kimia melakukan inovasi dalam cara mereka mengolah dan mengemas produk mereka. Mereka beralih ke bahan pengemas yang lebih ramah lingkungan dan mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya dalam proses produksi.

 

4 dari 4 halaman

5. Implementasi Produksi Bersih

Produksi bersih melibatkan peningkatan efisiensi sumber daya dan mengurangi limbah dalam proses produksi. Langkah ini bertujuan untuk menciptakan sistem produksi yang lebih berkelanjutan dan menghasilkan lebih sedikit polutan.

Contoh: Sebuah pabrik minuman mengadopsi prinsip produksi bersih dengan mengoptimalkan penggunaan air dan bahan baku dalam produksi mereka. Mereka juga mengurangi limbah yang dihasilkan dan mencari cara untuk mendaur ulang air limbah.

6. Pengelolaan End-of-Pipe (Limbah) yang Ramah Lingkungan

Penanganan limbah akhir dengan cara yang ramah lingkungan juga merupakan langkah penting. Ini melibatkan penggunaan teknologi atau metode yang meminimalkan dampak limbah terhadap lingkungan.

Contoh: Sebuah pabrik kimia telah mengadopsi teknologi pengolahan limbah yang canggih untuk mengurangi kontaminan dalam limbah cair sebelum dibuang ke lingkungan. Teknologi ini membantu menghindari pencemaran air tanah dan sungai di sekitar pabrik.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.