Liputan6.com, Jakarta Tari klasik adalah salah satu jenis tari tradisional, yakni tari yang berasal dari lingkungan keraton dan terus berkembang secara turun-temurun di kalangan bangsawan. Tari klasik adalah bentuk tari yang diwariskan dari generasi ke generasi di dalam lingkungan kerajaan dan memiliki akar yang kuat dalam budaya keraton.
Tari klasik adalah jenis tari yang memiliki pola gerakan yang khas, makna mendalam, dan sering kali menggambarkan cerita atau legenda kuno. Tari klasik adalah bagian integral dari kehidupan dan warisan budaya keraton, dan seringkali digunakan dalam upacara keagamaan, upacara kerajaan, dan acara budaya yang menghormati tradisi.
Tari klasik adalah jenis tarian yang biasanya menjadi tari yang memiliki nilai sakral tinggi bagi masyarakat setempat. Maka tidak mengherankan jika tari klasik adalah tarian yang berkembang secara turun-temurun di kalangan bangsawan.
Advertisement
Untuk memahami lebih dalam mengenai apa itu tari klasik, simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (21/8/2023).
Pengertian Tari Klasik
Secara etimologi, tari klasik adalah istilah yang berasal dari kata "tari" yang merujuk pada gerakan-gerakan dan ekspresi tubuh yang terkoreografi dalam rangka memberikan sebuah pesan atau cerita, serta "klasik" yang menggambarkan keaslian dan tradisi yang ada sejak lama. Kombinasi kedua kata ini menggambarkan seni tari yang memiliki akar budaya yang kuat dan terjaga selama berabad-abad dalam lingkungan keraton atau wilayah pusat pemerintahan.
Secara terminologi, tari klasik adalah jenis seni tari yang tumbuh dan berkembang di sekitar wilayah kerajaan atau lingkungan keraton. Tari klasik adalah bentuk tari yang diwariskan dari generasi ke generasi oleh kalangan bangsawan.
Tari klasik adalah tarian yang memiliki karakteristik koreografi yang baku dan terstruktur, dengan gerakan-gerakan yang memiliki makna mendalam. Tari ini mengandung nilai-nilai budaya dan pesan sejarah yang diwujudkan melalui gerakan yang elegan dan simbolik.
Selain itu, tari klasik adalah tarian yang memiliki peraturan dan tata aturan yang kaku, yang menjadikannya suatu bentuk seni yang sangat dihormati dan dijaga. Tarian ini mengandalkan pada bentuk dan ekspresi tubuh penari, seringkali dengan elemen-elemen simbolis atau mitologis yang menggambarkan cerita atau nilai-nilai tertentu dalam budaya.
Dengan kata lain, tari klasik adalah sebuah warisan budaya yang memiliki akar dalam keraton atau wilayah pusat pemerintahan, dan terus dilestarikan dalam masyarakat sebagai bagian integral dari kebudayaan Indonesia.
Advertisement
Ciri-Ciri Tari Klasik
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tari klasik adalah salah satu jenis dari tarian tradisional. Tari klasik adalah tari tradisional yang berkembang di lingkungan kerajaan dan keraton. sebagai salah satu jenis tari tradisional, tentu ada beberapa hal yang membedakan tari klasik dengan jenis tradisional lainnya. Perbedaan tari klasik dengan jenis tradisional lainnya dapat dilihat dari ciri-cirinya. Adapun ciri-ciri tari klasik adalah sebagai berikut:
1. Memiliki pedoman dan aturan yang baku
Ciri utama dari tari klasik adalah memiliki aturan dan norma yang mengikat. Melalui peraturan ini, susunan dan makna tarian telah ditetapkan sesuai dengan pedoman tersebut. Perubahan pada struktur dapat mengubah makna tarian. Karena itu, peraturan dan pedoman dalam tari klasik tidak boleh diubah.
2. Memiliki tata rias yang indah
Salah satu karakteristik utama tari klasik adalah tata rias yang indah. Penari menggunakan riasan yang tebal dan sesuai dengan tema tarian. Peraturan ini memungkinkan penampilan penari menjadi jelas dan harmonis. Hampir setiap tari klasik memiliki ciri ini, termasuk tari golek menak dan tari gandrung.
Namun, beberapa tari klasik Indonesia tidak membutuhkan tata rias, terutama tarian perang yang ditarikan oleh laki-laki. Meskipun demikian, tarian ini tetap menciptakan kesan prajurit dengan riasan sederhana.
3. Kostum yang berkelas
Kostum dalam tari klasik juga memiliki kecenderungan untuk mewah. Hal ini terkait dengan lingkungan tarian yang berkembang di wilayah keraton. Kostum yang dikenakan oleh penari harus mencerminkan kebangsawanan atau pantas untuk ditampilkan di hadapan keluarga kerajaan. Kostum-kostum ini juga seringkali mencerminkan tema cerita kerajaan yang diangkat dalam tarian.
Kostum dalam tari klasik juga sering kali dilengkapi dengan banyak properti yang bervariasi, seperti mahkota, anting-anting, gelang, dan lain sebagainya. Setiap properti ini memiliki makna dan mewakili tema dari tarian tersebut.
4. Nilai estetika yang tinggi
Tari klasik tumbuh dan berkembang di wilayah keraton atau kerajaan, memiliki nilai estetika yang sangat tinggi. Makna dan filosofi yang terkandung dalam tari ini mencerminkan budaya daerah tempat tarian tersebut berkembang. Oleh karena itu, tari klasik memiliki daya tarik yang kuat bagi wisatawan mancanegara.
Fungsi Tari Klasik
Tari klasik adalah jenis tarian tradisional yang tumbuh dan berkembang di sekitar wilayah keraton. Secara fungsional, tari klasik memiliki beragam fungsi yang sangat berarti dalam konteks budaya dan kehidupan di keraton serta kerajaan. Adapun fungsi tari klasik adalah sebagai berikut:
1. Upacara Penobatan dan Perayaan Kerajaan
Salah satu fungsi utama tari klasik adalah untuk berbagai upacara penobatan raja atau penguasa baru di kerajaan. Tari klasik sering digunakan dalam upacara yang memiliki makna penting dalam konteks politik dan pemerintahan. Tarian ini juga digunakan dalam berbagai perayaan kerajaan seperti ulang tahun raja atau perayaan-perayaan lainnya.
2. Penyambutan Tamu Kehormatan
Tari klasik juga berfungsi sebagai bentuk penyambutan terhadap tamu kehormatan yang datang ke keraton. Dengan tarian ini, keraton menunjukkan keramahan dan penghormatan terhadap para tamu. Tari klasik memberikan kesan yang anggun dan istimewa, menciptakan suasana yang tepat untuk menyambut tamu istimewa.
3. Mengabadikan Budaya dan Tradisi
Fungsi lain dari tari klasik adalah menjadi salah satu sarana untuk mempertahankan dan mengabadikan budaya dan tradisi kerajaan. Dengan tetap mempertahankan gerakan dan gaya aslinya, tari klasik menjadi simbol kekayaan budaya dan warisan sejarah suatu kerajaan.
4. Hiburan dan Peningkatan Estetika
Selain fungsi seremonial, tari klasik juga berfungsi sebagai hiburan bagi para penguasa dan bangsawan di keraton. Pertunjukan tari klasik yang indah, anggun, dan penuh nilai estetika memberikan hiburan visual yang menarik dan mempesona. Tari klasik juga bisa memperkaya pengalaman estetika bagi penontonnya.
5. Pendidikan dan Pelatihan
Tari klasik juga memiliki fungsi edukatif dan pelatihan. Para penari klasik harus mempelajari gerakan-gerakan yang rumit dan teknik-teknik khusus. Proses belajar dan melatih tari klasik juga berfungsi untuk membentuk disiplin, kesabaran, dan keterampilan motorik para penari.
6. Pertunjukan Seni dan Wisata
Tari klasik memiliki nilai seni yang tinggi dan sering ditampilkan dalam pertunjukan seni dan festival budaya. Pertunjukan ini tidak hanya menjadi daya tarik bagi masyarakat lokal, tetapi juga menarik minat wisatawan, baik domestik maupun internasional, yang ingin menyaksikan kekayaan budaya Indonesia.
Advertisement
Contoh Tari Klasik Indonesia
Tari klasik satu jenis tari tradisional, yakni tari yang berasal dari lingkungan keraton dan terus berkembang secara turun-temurun di kalangan bangsawan. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih jelas mengenai tari klasik, penting bagi kita untuk mengetahui sejumlah contoh tari klasik yang berkembang di Indonesia. Adapun contoh-contoh tari klasik di Indonesia antara lain adalah sebagai berikut:
1. Tari Bedhaya
Tari Bedhaya berasal dari Jawa dan digelar di keraton Surakarta, mewarisi tradisi Kerajaan Mataram. Tari ini dipentaskan oleh penari perempuan dengan gerakan gemulai, diiringi oleh tembang dari musik gamelan Jawa. Ada beberapa variasi dari tari Bedhaya, dengan persyaratan khusus dalam penampilannya. Misalnya, penari harus perawan dan tidak sedang menstruasi, atau harus berpuasa sebelum tampil.
2. Tari Bedhaya Ketawang
Tari Bedhaya Ketawang adalah tarian klasik khusus di kerajaan, dipentaskan saat penobatan atau peringatan hari kelahiran Raja atau Tingalandalem Jumenengan Sunan Surakarta. Diiringi musik gamelan yang lembut, diciptakan oleh Ratu Kidul. "Bedhaya" mengacu pada penari perempuan istana, sementara "Ketawang" merujuk pada langit, karena tarian ini berasal dari pengalaman Sultan Agung yang mendengar senandung langit saat melamun.
3. Tari Bondan
Tari Bondan berasal dari Jawa Tengah dan memiliki ciri khas seperti kandil, payung kertas, dan boneka bayi yang dipegang oleh penari. Tari ini menggambarkan seorang ibu yang merawat anak. Ini menyampaikan pesan bahwa kecantikan fisik perempuan hanya sebagian, dengan perhatian pada kemampuan merawat anak.
4. Tari Dolalak
Tari Dolalak berasal dari Purworejo, Jawa Tengah, dan diiringi oleh sepasang kening yang memainkan dua nada. Tari ini lahir dari pengalaman rakyat yang melihat prajurit kolonial beristirahat dan berpesta. Kostumnya menyerupai pakaian serdadu kolonial. Penari bisa laki-laki atau perempuan, dengan gerakan yang berbeda-beda selama 5 jam.
5. Tari Gambir Anom
Tari Gambir Anom berasal dari Surakarta dan mengisahkan cinta seorang Irawan Putra Arjuna. Gerakannya memperlihatkan perasaan jatuh cinta. Diiringi musik gamelan cepat, tari ini biasanya ditarikan oleh penari laki-laki. Namun, saat ini juga ditarikan oleh penari perempuan.
6. Tari Gambyong
Tari Gambyong adalah tarian penyambutan tamu besar di keraton Surakarta. Awalnya sebagai tayub yang merayakan panen, namun kemudian dikenal karena penari terkenal bernama Sri Gambyong. Ceritanya tentang Dewi Padi dan doa untuk panen berlimpah.