Sukses

Malaikat Jibril Tugasnya Apa? Ini 7 Diantaranya

Tugas utama Malaikat Jibril menurut ajaran agama Islam adalah menyampaikan wahyu dari Allah kepada para nabi dan rasul.

Liputan6.com, Jakarta - Malaikat Jibril bertugas apa saja? Tugas utama Malaikat Jibril menurut ajaran agama Islam adalah menyampaikan wahyu dari Allah kepada para nabi dan rasul. Malaikat Jibril adalah sosok yang membawa wahyu dengan penuh kecermatan, secara bertahap, kepada Nabi Muhammad SAW dalam bentuk Al-Qur'an, kitab suci umat Islam.

Katakanlah, “Rohulkudus (Jibril) menurunkan Al-Qur'an itu dari Tuhanmu dengan kebenaran, untuk meneguhkan (hati) orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang yang berserah diri (kepada Allah).” (QS. An-Nahl ayat 102)

Tugas Malaikat Jibril tidak hanya menyampaikan wahyu. Ia juga memiliki tugas lain, seperti mendampingi orang yang menghadapi sakaratul maut dalam kondisi suci. Mengurus doa-doa manusia di dunia, mengurus angin, hingga turun ke bumi setiap malam Lailatul Qadar.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang tugas-tugas Malaikat Jibril paling utama dan setelah Rasulullah SAW wafat, Rabu (23/8/2023).

 

2 dari 5 halaman

1. Paling Utama Menyampaikan Wahyu

Malaikat Jibril memiliki tugas yang sangat penting dalam agama Islam. Jibril bertugas menyampaikan wahyu kepada para nabi dan rasul atas perintah Allah SWT. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) RI menjelaskan bahwa tugas paling utama Malaikat Jibril adalah menyampaikan wahyu kepada manusia, termasuk di antaranya adalah mewahyukan Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad SAW secara perlahan-lahan.

 قُلْ مَنْ كَانَ عَدُوًّا لِّجِبْرِيْلَ فَاِنَّهٗ نَزَّلَهٗ عَلٰى قَلْبِكَ بِاِذْنِ اللّٰهِ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَهُدًى وَّبُشْرٰى لِلْمُؤْمِنِيْنَ

Katakanlah (Muhammad), “Barangsiapa menjadi musuh Jibril, maka (ketahuilah) bahwa dialah yang telah menurunkan (Al-Qur'an) ke dalam hatimu dengan izin Allah, membenarkan apa (kitab-kitab) yang terdahulu, dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang beriman.” (QS. Al-Baqarah ayat 97)

Malaikat Jibril namanya disebutkan secara jelas dalam Al-Qur'an. Disebutkan secara langsung pada beberapa ayat, seperti dalam Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 97-87 dan surah At-Tahrim ayat 4. Malaikat Jibril bertugas menyampaikan wahyu digambarkan secara jelas dalam ayat-ayat tersebut.

Dalam buku Cara Tepat Mendapat Pertolongan Allah karya H. Supriyanto. LC., M.S.I, disebutkan bahwa Malaikat Jibril memiliki 600 sayap. Menurut Ibnu Mas'ud, Rasulullah SAW pernah melihat Malaikat Jibril dengan 600 sayap. Jumlah sayap ini menjadi simbol tingkat keutamaan dan kemampuan malaikat tersebut dalam melaksanakan perintah Allah SWT.

Malaikat Jibril yang bertugas menyampaikan wahyu, memiliki dua julukan, yaitu Ruh al Amin dan Ruh al Qudus. Ruh al Qudus memiliki tugas untuk menurunkan Al-Qur'an sekaligus ketetapan Allah dari Lauh Mahfuz, sesuai dengan surat An-Nahl ayat 102. Sementara itu, julukan Ruh al Amin menunjukkan bahwa Jibril diberi tugas oleh Allah SWT untuk menyampaikan ayat-ayat Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad SAW.

قُلْ نَزَّلَهٗ رُوْحُ الْقُدُسِ مِنْ رَّبِّكَ بِالْحَقِّ لِيُثَبِّتَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَهُدًى وَّبُشْرٰى لِلْمُسْلِمِيْنَ 

Katakanlah, “Rohulkudus (Jibril) menurunkan Al-Qur'an itu dari Tuhanmu dengan kebenaran, untuk meneguhkan (hati) orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang yang berserah diri (kepada Allah).” (QS. An-Nahl ayat 102)

Al-Qur'an ditanamkan ke dalam hati Nabi Muhammad SAW oleh Ruhul Amin, yaitu Malaikat Jibril. Ini berarti bahwa Malaikat Jibril membacakan Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad SAW dengan cara yang khusus sehingga Nabi memahami dengan baik arti dan maksud dari wahyu tersebut.

 

3 dari 5 halaman

2. Menyamar untuk Mengajarkan Iman, Islam, dan Ihsan

Malaikat Jibril bertugas mengajarkan iman, islam, dan ihsan. Hal ini diceritakan dalam kisah yang dikutip dari buku Aqidah Akhlaq oleh Taofik Yusmansyah. Dalam kisah ini, terdapat momen ketika seorang lelaki misterius mendekati Rasulullah SAW dan menanyakan tentang tiga hal: Islam, iman, dan ihsan.

Ketika lelaki tersebut bertanya tentang Islam. Rasulullah SAW dengan tegas menjawab bahwa Islam adalah mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, serta melaksanakan kewajiban seperti salat, zakat, puasa Ramadan, dan haji jika mampu. Lelaki itu mengakui jawaban tersebut dengan tegas.

Kemudian, lelaki tersebut bertanya tentang iman. Rasulullah SAW menjelaskan bahwa iman melibatkan keyakinan kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, utusan-utusan-Nya, hari kiamat, dan takdir baik dan buruk. Sekali lagi, lelaki tersebut membenarkan penjelasan Rasulullah.

Ketika ditanya tentang ihsan, Rasulullah SAW menjawab ihsan adalah beribadah kepada Allah seakan-akan melihat-Nya. Jika tidak melihat-Nya, tahu bahwa Allah senantiasa melihat hamba-Nya. Lelaki misterius itu kembali membenarkan jawaban Rasulullah.

Selanjutnya, lelaki tersebut bertanya tentang tanda-tanda kiamat. Rasulullah awalnya menjawab bahwa yang ditanya tidak lebih tahu daripada yang bertanya. Namun, lelaki itu tetap bertanya dan Rasulullah menjawab dengan memberikan tanda-tanda, seperti kelahiran hamba perempuan yang akan melahirkan majikannya, orang-orang miskin dan penggembala kambing yang bersaing dalam mendirikan bangunan.

Rasulullah SAW lalu menjelaskan, "Ia adalah Jibril, dia datang untuk mengajarkan kepadamu tentang agama kepadamu." (HR. Muslim)

4 dari 5 halaman

3. Bertugas Mendampingi Saat Sakaratul Maut

Setelah Rasulullah SAW wafat, Malaikat Jibril masih terlibat dalam tugas penting di dunia ini. Salah satu tugas pentingnya adalah mendampingi orang yang sedang mengalami sakaratul maut dalam kondisi suci. Ketika seseorang menghadapi saat-saat terakhir hidupnya dan dia dalam keadaan suci, Malaikat Jibril turun untuk memberikan kehadirannya di samping orang tersebut.

Malaikat Jibril membawa pesan dan tugas dari Allah SWT untuk memberikan rahmat dan kemudahan kepada individu yang sedang berada dalam proses menghadapi kematian. Bukti malaikat Jibril bertugas demikian, juga ditemukan dalam penjelasan Syekh Nawawi dalam kitab Nuruzh Zhalam. Syekh Nawawi menjelaskan bahwa Malaikat Jibril secara khusus hadir saat seseorang menghadapi ajalnya dengan kondisi memiliki wudhu (bersuci).

4. Mengurus Doa-Doa Manusia di Dunia

Setelah wafatnya Rasulullah SAW, Malaikat Jibril bertugas mengurus permohonan dan kebutuhan orang yang berdoa. Hal ini diceritakan dalam riwayat yang disampaikan oleh Imam Al-Baihaqi dari Tsabit, yang mengungkapkan bahwa Allah SWT telah menugaskan Malaikat Jibril demikian.

“Telah sampai kepadaku bahwa Allah SWT mendelegasikan Malaikat Jibril dalam urusan memenuhi hajat hidup manusia. Apabila seorang mukmin berdoa, maka Allah pun berkata kepada Jibril; Wahai Jibril, tahan dulu untuk memenuhi hajatnya karena Aku sungguh sangat senang mendengar lantunan doanya. Apabila orang kafir berdoa, Allah pun berkata kepadanya; Wahai Jibril, penuhi apa yang menjadi hajatnya karena sesungguhnya Aku tidak suka mendengar lantunan doanya.”

Riwayat tersebut menyatakan bahwa ketika seorang mukmin berdoa, Allah berkata kepada Malaikat Jibril agar menunda pemenuhan hajatnya untuk sementara waktu. Hal ini disebabkan oleh kebaikan doa mukmin yang sangat dihargai oleh Allah. Allah menyampaikan kepada Jibril bahwa Dia merasa senang mendengarkan doa mukmin, dan oleh karena itu, pemenuhan hajat mukmin ditunda sebagai bentuk kehormatan terhadap doanya.

Di sisi lain, ketika seseorang kafir berdoa, Allah berbicara kepada Malaikat Jibril agar segera memenuhi permohonannya. Hal ini karena Allah tidak menyukai doa dari orang kafir. Dalam konteks ini, Malaikat Jibril diperintahkan untuk memenuhi hajat orang kafir dengan tujuan memberikan kesempatan untuk pembelajaran dan perubahan bagi mereka.

 

5 dari 5 halaman

5. Bertugas Mengurus Angin dan Bala Tentara Malaikat

Setelah meninggalnya Rasulullah SAW, Malaikat Jibril melanjutkan tugasnya dengan mengurus urusan angin. Semua hal yang berhubungan dengan angin, diatur dan dikendalikan oleh Malaikat Jibril. Ini berdasarkan riwayat yang dicatat oleh Imam Al-Baihaqi dalam kitab Syu’abul Iman.

“Empat Malaikat yang mengurusi urusan dunia yaitu Jibril, Mikail, Malaikat Maut, dan Israfil. Jibril diserahi untuk mengatur angin dan para tentara (malaikat). Mikail diserahi untuk mengurus hujan dan tumbuh-tumbuhan. Malaikat Maut diserahi untuk mencabut nyawa, sedangkan Israfil diserahi tugas menyampaikan perintah kepada mereka.”

6. Mengurus Bala Tentara Malaikat

Dalam riwayat, disebutkan bahwa ada empat Malaikat yang bertanggung jawab atas berbagai aspek dunia. Malaikat pertama adalah Jibril, yang ditugaskan untuk mengatur angin dan para tentara malaikat yang bertugas menjalankan tugas-tugas tertentu.

Malaikat kedua adalah Mikail, yang bertanggung jawab atas pengurusan hujan dan pertumbuhan tumbuh-tumbuhan. Malaikat Maut adalah Malaikat ketiga, yang memiliki tugas mencabut nyawa manusia ketika ajalnya tiba. Terakhir, Malaikat keempat adalah Israfil, yang bertanggung jawab untuk menyampaikan perintah-perintah dari Allah kepada Malaikat-malaikat yang lain.

7. Turun di Malam Lailatul Qadar

Setelah meninggalnya Rasulullah SAW, Malaikat Jibril bertugas menjadi pemimpin bagi para malaikat saat mereka turun ke bumi. Tugas ini dijalankan secara teratur, setidaknya sekali dalam setahun, khususnya pada malam Lailatul Qadr di bulan Ramadhan.

Pada malam yang sangat istimewa ini, para malaikat turun ke bumi untuk memberikan keselamatan dan berkah kepada manusia. Malaikat Jibril bertugas sebagai pemimpin malaikat, dengan memberikan arahan dan ketertiban saat mereka berada di bumi.

Al-Qur'an memberikan petunjuk yang jelas tentang tugas Malaikat Jibril pada malam Lailatul Qadr melalui surat Al-Qadr ayat 4. Dalam ayat ini, Allah menyatakan bahwa pada malam tersebut turunlah para malaikat beserta Malaikat Jibril dengan izin-Nya. Kehadiran mereka memiliki tujuan penting dalam mengatur segala urusan dan memberikan pengaruh positif di dunia.

تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ 

Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. (QS. Al-Qadr ayat 4)

Para ulama mayoritas sepakat bahwa kata "ruh" dalam ayat ini merujuk pada Malaikat Jibril, yang menjadi pemimpin atas para malaikat lainnya. Tugas ini menunjukkan kedudukan istimewa Malaikat Jibril dalam koordinasi tindakan malaikat di dunia.