Liputan6.com, Jakarta - Habib Umar bin Hafidz, lahir pada 27 Mei 1963 di Tarim, Yaman. Beliau adalah seorang ulama yang memiliki garis keturunan khusus, terhubung langsung ke Nabi Muhammad SAW. Beliau tumbuh sebagai ulama yang teguh dalam akidah Ahlussunnah wal Jamaah.Â
Habib Umar dikenal sebagai pendiri pondok pesantren Darul Mustafa dan banyak sekolah Islam lainnya di Yaman. Murid-muridnya, termasuk dari Indonesia, sukses dalam berdakwah, menciptakan dampak positif seperti pendirian Majelis Rasulullah dan organisasi Muwasala.
Selain keilmuannya, Habib Umar bin Hafidz menonjol sebagai sosok bijaksana. Ia juga terkenal dengan perhatian tingginya terhadap murid-muridnya.
Advertisement
Lebih dari sekadar pendidik, Habib Umar bin Hafidz juga peduli pada aspek sosial. Ia mendirikan Masyarakat Amal Al Rafah untuk membantu korban bencana dan masyarakat terdampak konflik di Yaman. Semua ini mencerminkan komitmen Habib Umar untuk menginspirasi umat Islam melalui pendidikan, dakwah, dan perhatian pada sesama, meninggalkan warisan berharga bagi generasi mendatang.
Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang sosok Habib Umar bin Hafidz lengkap garis keturunannya sampai Nabi Muhammad SAW, Selasa (22/8/2023).
Berasal dari Tarim, Yaman
Habib Umar bin Hafidz adalah seorang ulama yang lahir di Tarim, Yaman, pada tanggal 4 Muharram 1383 atau 27 Mei 1963. Salah satu hal yang menarik tentangnya adalah nasabnya yang terhubung langsung ke Rasulullah SAW, melalui garis keturunan yang panjang. Beliau tumbuh sebagai ulama yang teguh dalam akidah Ahlussunnah wal Jamaah.
Melansir dari laman website resmi UKM Al-Qur'an Study Club, beliau mengabdikan seluruh hidupnya untuk berdakwah di jalan Allah. Salah satu prestasi besar Habib Umar bin Hafidz adalah mendirikan pondok pesantren Darul Mustafa di Yaman, serta berbagai sekolah Islam lainnya yang dipimpinnya. Banyak murid beliau yang telah sukses dalam berdakwah, terutama di Indonesia, seperti Habib Mundzir Al Musawwa dan Habib Jindan bin Novel bin Jindan.
Habib Umar sangat gigih dalam mengejar ilmu agama. Ia belajar dari berbagai ulama di berbagai tempat, mulai dari Tarim dan Hadramaut hingga Mekkah dan Madinah. Guru-gurunya termasuk tokoh ulama ternama seperti Habib Muhammad bin ‘Abd-Allah al-Haddar dan al-Habib ‘Abdul Qadir bin Ahmad assegaf.
Selain berperan dalam dunia pendidikan dan dakwah, Habib Umar juga terlibat dalam kegiatan sosial. Melansir dari laman website resmi The Muslim 500, ia adalah pendiri organisasi Masyarakat Amal Al Rafah. Tujuannya membantu korban bencana seperti banjir di Hadramaut pada tahun 2008. Organisasi Al Rafah juga memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak oleh konflik di Yaman.
Melalui dedikasi dan kontribusinya yang besar dalam bidang agama, pendidikan, dan sosial, Habib Umar bin Hafidz telah menjadi contoh nyata ulama. Hal tersebut berperan penting dalam memajukan Islam dan membantu masyarakat yang membutuhkan. Warisan berharga yang telah Habib Umar bin Hafidz bangun akan terus memberikan manfaat bagi umat Islam di seluruh dunia.
Berikut adalah beberapa karya yang ditulis oleh Habib Umar bin Hafidz:
- Dhiyaullami’bidzikri Maulid an-Nabi asy-Syafi' (Maulid Nabi Muhammad SAW)
- Khuluquna
- Khulasoh madad an-nabawiy (Dzikir)
- Syarobu althohurfi dhikri siratu badril budur
- Taujihat nabawiyah
- Aliman (Aqidah)
- Is’af at Thalibi
- Ridha al-Khalaq bi bayan Makarimal Akhlaq
- Muhtar Ahadits (Hadits)
- Durul Asas (Nahu)
- Tsaqafatul Khatib (Panduan Khutbah)
- Taujihat at-Thullab
- Syarah Mandzumah Sanad al-‘Ulwi
- Adz-Dzakirah al-Musyarrafah (Fiqih)
- Almukhtar syifa alsaqim
- Al Washatiah
- Mamlakatul qa’ab wa al ‘adha’
Karya-karya ini mencakup berbagai aspek ilmu, mulai dari fiqih, aqidah, hadits, tata bahasa (nahu), panduan khutbah, hingga karya-karya yang berkaitan dengan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW dan dzikir. Habib Umar bin Hafidz telah memberikan kontribusi besar dalam dunia keilmuan Islam melalui karya-karya tulisannya ini.
Â
Advertisement
Garis Keturunannya
Beliau Habib Umar bin Hafidz memiliki silsilah keturunan yang sangat istimewa. Silsilahnya terhubung langsung ke Rasulullah SAW melalui garis keturunan yang panjang. Habib Umar bin Hafidz keturunan nabi ke berapa? Berikut penjelasannya melansir dari laman website resmi UKM Al-Qur'an Study Club:
Beliau adalah al-Habib ‘Umar, anak dari Muhammad, cucu dari Salim, buyut dari Hafiz, cicit dari Abd-Allah, keturunan Abi Bakr, cucu dari ‘Aidarous, leluhur dari al-Hussain, dan turunan dari al-Shaikh Abi Bakr. Ia juga keturunan dari Salim, cicit dari ‘Abd-Allah, cicit dari ‘Abd-al-Rahman, cicit dari ‘Abd-Allah, dan cucu dari al-Shaikh ‘Abd-al-Rahman al-Saqqaf.
Selanjutnya, ia adalah turunan dari Muhammad Maula al-Daweela, cicit dari ‘Ali, cicit dari ‘Alawi, dan cicit dari al-Faqih al-Muqaddam Muhammad. Ia juga keturunan dari ‘Ali, cicit dari Muhammad Sahib al-Mirbat, cicit dari ‘Ali Khali‘ Qasam, dan cicit dari ‘Alawi. Dari sini, ia merupakan turunan dari Muhammad, cicit dari ‘Alawi, dan cicit dari ‘Ubaidallah.
Selanjutnya, ia adalah turunan dari al-Imam al-Muhajir to Allah Ahmad, cicit dari ‘Isa, cicit dari Muhammad, dan cicit dari ‘Ali al-‘Uraidi. Akhirnya, ia adalah turunan dari Ja’far al-Sadiq, cicit dari Muhammad al-Baqir, cicit dari ‘Ali Zain al-‘Abidin, dan cucu laki-laki dari Hussain, putra dari pasangan ‘Ali putera dari Abu Talib dan Fatimah al-Zahra puteri dari Rasul Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Sosok Ulama yang Bijaksana
Habib Umar bin Hafidz adalah sosok yang tidak hanya memiliki wawasan yang luas, tetapi juga bijaksana dalam pandangannya. Hal ini diungkap dalam pernyataan Habib Hamid Al-Qodri sebagaimana dilansir dari laman website resmi Ulama NU Online. Ia seorang murid Habib Umar asal Indonesia, ungkap kebijaksanaan Habib Umar tercermin dari sikapnya yang tidak menyalahkan kelompok ketika yang bersalah hanya satu orang saja.
Sosoknya memiliki pandangan bahwa tidak seluruh anggota suatu kelompok harus bertanggung jawab atas kesalahan yang terjadi di dalam kelompok tersebut.
Baginya, setiap kelompok pasti memiliki individu yang berbeda perilakunya. Oleh karena itu, ia menilai bahwa menyamaratakan kesalahan satu atau beberapa orang sebagai kesalahan seluruh kelompok tidak adil. Ia percaya bahwa sikap semacam ini hanya akan menghalangi terjalinnya silaturrahmi atau hubungan baik antara kelompok.
Selain bijaksana dalam pendekatannya, Habib Umar bin Hafidz juga dikenal sebagai seseorang yang sangat memperhatikan murid-muridnya. Sebuah contoh nyata terjadi pada suatu malam musim dingin di Pondok Darul Mustofa, Tarim, Hadramaut, Yaman. Pada malam yang suhu udaranya mencapai 4 derajat Celsius tersebut, beberapa murid asal Indonesia merasa kedinginan. Empat di antaranya bahkan tidak memiliki cukup selimut.
Dalam situasi ini, Habib Umar bin Hafidz dengan tulus mendekati mereka membawa dua lembar selimut. Ia bertanya apakah selimut itu sudah cukup. Meskipun para murid menjawab bahwa masih kurang, Habib Umar tidak lantas berhenti. Beberapa saat kemudian, ia datang lagi dengan selembar selimut tambahan. Meskipun selimut tersebut memiliki bau yang agak tidak sedap, murid-muridnya menerima dengan rasa syukur.
Sebuah cerita yang mengesankan adalah ketika salah seorang murid yang menerima selimut terakhir merasa kurang puas dengan kondisinya. Namun, temannya yang lebih senior menjelaskan bahwa dua selimut pertama yang diberikan oleh Habib Umar bin Hafidz sebenarnya adalah milik beliau dan istrinya sendiri. Sementara itu, dua selimut terakhir berasal dari anak-anak kecilnya. Ini mengungkapkan rasa perhatian tinggi Habib Umar terhadap para murid yang datang dari jauh, bahkan rela tidur kedinginan demi kenyamanan mereka.
Advertisement