Liputan6.com, Jakarta Pakan ternak merupakan faktor penting dalam usaha peternakan, khususnya ternak ruminansia yang sangat bergantung pada hijauan pakan. Hijauan pakan ternak dapat berasal dari limbah pertanian, seperti jerami padi dan jerami jagung. Pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan memiliki kendala, yaitu rendahnya kecernaan dan kandungan nutrisinya.
Baca Juga
Advertisement
Permasalahan tersebut akan dapat diatasi dengan melakukan penerapan teknologi fermentasi. Fermentasi sendiri dapat dilakukan karena akan meningkatkan mutu pakan, yaitu meningkatkan protein dan menurunkan serat kasar. Keberhasilan fermentasi pakan sangat dipengaruhi oleh mikroorganisme yang digunakan sebagai starter.
Starter bisa diperoleh dari lingkungan sekitar atau lebih dikenal dengan mikroorganisme lokal (MOL), di mana larutan hasil fermentasi ini berasal dari berbagai sumber daya yang tersedia baik dari tumbuhan maupun hewan. Dari permasalah ini, Tim Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Universitas Mercu Buana Yogyakarta (KKN-PPM UMBY) kelompok 77 melakukan pelatihan yang bertempat di kediaman Iwan Dusun Karanglo, Desa Bringin, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Tak hanya dihadiri oleh bapak-bapak, sejumlah anak-anak dan pemuda setempat juga turut terlibat melihat proses pembuatan pakan ternak alternatif yang berlangsung pada Minggu (16/7/2023).
Mengenal Apa Itu Pakan Silase
Pakan silase adalah hasil dari proses fermentasi anaerobik (tanpa udara), dengan bahan tanaman hijau segar seperti rumput, jagung, sorgum, alfalfa, atau jenis tanaman lainnya. Proses ini bertujuan untuk mengawetkan kandungan nutrisi bahan tanaman, dan menghasilkan pakan berkualitas tinggi yang dapat digunakan untuk ternak. Fermentasi silase melibatkan mikroorganisme yang ada secara alami di lingkungan, terutama bakteri asam laktat.
Proses pembuatan pakan silase dimulai dengan penghancuran bahan tanaman segar, menjadi potongan-potongan kecil untuk memperluas permukaan dan memfasilitasi penetrasi mikroorganisme. Bahan tanaman yang dihancurkan kemudian dimasukkan ke dalam wadah tertutup yang dapat mencegah masuknya udara. Wadah ini bisa berupa silo beton, plastik, atau bahan lain yang tahan terhadap tekanan dan kondisi lingkungan.
Pada tahap awal, aktivitas oksigen dalam wadah akan menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang diinginkan. Namun, seiring berjalannya waktu, mikroorganisme aerobik (memerlukan oksigen) akan terdegradasi, dan kondisi anaerobik akan mendominasi lingkungan dalam wadah. Bakteri asam laktat yang tumbuh dalam lingkungan tanpa oksigen, akan mendominasi proses fermentasi.
Selama proses fermentasi, terjadi perubahan dalam komposisi kimia bahan tanaman. Kandungan serat kasar umumnya menurun, sementara kandungan protein, asam amino, dan beberapa nutrisi lainnya dapat menjadi lebih mudah dicerna dan tersedia bagi ternak. Namun, juga mungkin terjadi kerugian nutrisi tertentu selama fermentasi, terutama vitamin dan beberapa mineral.
Advertisement
Potensi pakan silase
Pelatihan ini dilakukan bukan tanpa sebab, Tim KKN-PPM UMBY kelompok 77 melihat warga dusun memiliki potensi, di mana ada banyak sekali pohon pisang di lahan pertanian yang tidak dimanfaatkan selain diambil buahnya.
"Saya melihat ada potensi besar yang bisa dimanfaatkan oleh warga, terkait pakan alternatif ternak. Oleh karena itu, dengan ilmu dan pemahaman yang saya miliki, mencoba membagikan kepada masyarakat agar kedepannya limbah hasil pertanian yang dimiliki bisa bermanfaat juga untuk sekitar" Ungkap Sri Bagus salah satu tim KKN-PPM UMBY.
Peluang yang ada, jadi ajang untuk menciptakan ide dan kreativitas baru, di mana memberikan pelatihan dan tutorial mengenai pembuatan pakan silase batang pisang sebagai pakan alternatif ketika musim kemarau dan musim hujan. Selain dapat menghemat budget, metode ini juga ramah lingkungan serta mudah diaplikasikan.Â
Caranya cukup sederhana, dengan bahan batang pisang yang dicacah sebanyak 600 gram, lalu dicampurkan dengan dedak sebanyak 300 gram, ditambahkan cairan EM4 Peternakan atau mikroorganisme lokal (MOL) sebanyak 100 ML.Â
Pakan silase memiliki berbagai kegunaan dan manfaat di antaranya:
- Menyediakan pakan berkualitas tinggi sepanjang tahun, terutama di daerah dengan musim kering atau salju, ketika pasokan pakan segar terbatas.
- Mengawetkan nutrisi tanaman hijau dengan lebih baik daripada pengeringan tradisional.
- Memungkinkan penggunaan bahan tanaman yang tidak cocok untuk pakan segar, seperti jerami atau bagian tanaman yang lebih keras.
- Potensial mengurangi biaya produksi pakan dengan mengurangi kerugian akibat pembusukan dan pemborosan.
Â
Kegiatan
Kegiatan Kelompok 77 KKN-PPM UMBY ini dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu survei potensi yang ada, permasalahan, sosialisasi, penyuluhan dan pelatihan serta tutorial pembuatan pakan silase menggunakan batang pisang. Tujuan diadakan pelatihan ini, yaitu memanfaatkan limbah pertanian, perkebunan, dan limbah rumah tangga menjadi pakan alternatif ternak, ketika menghadapi kesenjangan pakan seperti pada saat musim kemarau dan musim hujan.
Dengan dilaksanakannya pelatihan pembuatan mikroorganisme lokal (MOL), dan pembuatan pakan silase batang pisang merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan dan mencukupi nutrisi pakan substitusi, dan zat-zat gizi yang kurang dari pemberian pakan yang memiliki kualitas gizi rendah.
Adapun respons dari para warga yang hadir memberikan apresiasi yang baik terhadap kegiatan ini. Dengan adanya pelatihan diharapkan dapat membantu peternak untuk meningkatkan produktivitas ternak melalui pakan alternatif dari lingkungan tempat tinggal.
"Tentu ini jadi solusi buat kami para warga, dalam melihat potensi yang ada untuk dimanfaatkan. Sehingga pelatihan ini sangat bermanfaat dan memberikan warga pengetahuan dan pemahaman baru"Â ungkap salah satu warga dusun kepada Liputan6.com.
Advertisement