Liputan6.com, Jakarta Di tengah kekhawatiran global tentang dampak lingkungan dan peningkatan kesadaran akan perlunya solusi berkelanjutan, industri pelayaran terus berupaya mencari cara untuk mengurangi jejak karbon dan meningkatkan efisiensi operasional. Di tengah tantangan ini, sebuah inovasi revolusioner telah muncul sebagai bintang harapan.
Harapan ini adalah dengan diluncurkannya kapal kargo bertenaga angin pertama di dunia dengan nama WindWings atau sayap logam raksasa. Teknologi ini yang pertama kali diimplementasikan pada kapal Pyxis Ocean, menjanjikan penggabungan harmonis antara kemajuan pelayaran modern dengan kekuatan tradisional tenaga angin.Â
Untuk melihat bagaimana penampakannya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari Unilad tentang informasi lengkap tentang bagaimana WindWings bekerja, manfaatnya, serta perjalanan perdananya, Selasa (22/8/2023).
Advertisement
Mengenalkan Kapal Kargo Bertenaga Angin Pertama di Dunia
Kapal kargo bertenaga angin pertama di dunia telah memulai pelayaran perdananya dengan menggunakan inovasi revolusioner yang dikenal sebagai "WindWings". Ini adalah sebuah terobosan yang diharapkan dapat mengubah industri pelayaran dengan menggabungkan teknologi pelayaran modern dengan tenaga angin tradisional.Â
WindWings dipasang di kapal Pyxis Ocean yang dimiliki oleh Mitsubishi dan disewa oleh Cargill, salah satu perusahaan terbesar di dunia dalam bidang pertanian dan pengangkutan. Tim pelaut Olimpiade Inggris terlibat dalam perancangan sistem ini, yang merupakan hasil kolaborasi dengan Yara Marine Tech, perusahaan teknologi maritim terkemuka.
WindWings adalah sayap logam raksasa yang dipasang di atas kapal kargo dan dirancang untuk terbang melintasi lautan. Teknologi ini memiliki tujuan ganda: mengurangi konsumsi bahan bakar dan emisi karbon sekaligus meningkatkan efisiensi operasional kapal. Dalam pengujian awal, WindWings telah berhasil menghemat hingga 30 persen bahan bakar dalam pengiriman laut, yang merupakan pencapaian signifikan dalam mengatasi isu lingkungan dan efisiensi.
WindWings tidak hanya menggabungkan tenaga angin dengan mesin, tetapi juga ada harapan bahwa kapal ini pada akhirnya dapat berlayar sepenuhnya dengan tenaga angin saja. Ini merupakan langkah revolusioner dalam mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mengadopsi solusi berkelanjutan yang ramah lingkungan. Dalam pengujian, kapal curah seperti Pyxis Ocean juga telah menunjukkan kemampuan untuk mencapai kecepatan lebih dari lima setengah knot hanya dengan tenaga angin.
Â
Â
Advertisement
Tantangan dan Harapan Masa Depan
Pelayaran perdananya dimulai dari Singapura dan menuju pelabuhan Paranagua di Brasil, yang akan menjadi ujian penting bagi keandalan teknologi WindWings dalam menghadapi perjalanan jarak jauh. Jika Pyxis Ocean berhasil menyelesaikan perjalanan ini dengan sukses, ini akan membuka pintu bagi ratusan kapal lainnya untuk dilengkapi dengan teknologi serupa. Aerofoil fiberglass setinggi 123 kaki di atas dek akan dipasang di kapal-kapal ini, menciptakan layar angin yang efisien dan kuat.
Jan Dieleman, presiden bisnis transportasi laut Cargill, menggarisbawahi pentingnya pengembangan teknologi ini dan mengakui risiko yang melekat dalam proyek semacam ini. Namun, ia melihatnya sebagai langkah nyata menuju penghematan bahan bakar dan karbon yang signifikan.Â
Penggunaan tenaga angin sebagai "bahan bakar marjinal" dapat membantu mengurangi emisi CO2 secara substansial dan meningkatkan efisiensi operasional kapal. John Cooper dari BAR juga menegaskan bahwa inovasi seperti WindWings harus menjadi fokus utama jika industri pengiriman internasional ingin mencapai ambisinya dalam mengurangi dampak lingkungan.
Dengan kombinasi antara teknologi pelayaran modern dan tenaga angin tradisional, kapal kargo bertenaga angin ini membawa harapan akan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan bagi industri pelayaran global. Dengan perjalanan pertamanya yang sukses, WindWings dapat membuka jalan untuk lebih banyak inovasi di masa depan yang akan membawa dampak positif pada lingkungan dan ekonomi.