Sukses

7 Ceramah Bulan Ramadhan dengan Berbagai Tema, Puasa Hingga Idul Fitri

Kumpulan ceramah bulan Ramadhan dengan berbagai tema yang bisa dicontoh.

Liputan6.com, Jakarta Bulan suci Ramadhan selalu membawa dengan segala kemuliaan dan keberkahan. Di tengah gemerlap malam dan kesucian waktu-waktu istimewa, suara-suara ceramah bulan Ramadhan bergema di masjid-masjid dan tempat-tempat ibadah. Ceramah bulan Ramadhan ini tidak hanya memberikan pencerahan, tetapi juga menyemai hikmah serta inspirasi yang mendalam dalam jiwa-jiwa kita.

Dalam rentang waktu satu bulan, jutaan orang Muslim dari seluruh dunia menghadiri ceramah bulan Ramadhan yang kaya dengan pesan-pesan rohaniah dan nasihat-nasihat mengenai puasa, ibadah, dan akhlak yang mulia. Para khatib menggambarkan keindahan dan makna dari bulan Ramadhan, mengajak kita untuk merenung, bertaubat, dan mendekatkan diri kepada Allah.

Melalui ceramah bulan Ramadhan yang penuh inspirasi, para khatib mengingatkan kita tentang kepentingan menjaga hati yang tulus, beramal tanpa riya' (pamer), serta menyemai kasih dan kepedulian terhadap sesama. Dengan ceramah bulan Ramadhan ini, kita diajak untuk memahami akar dari nilai-nilai yang ditanamkan oleh agama kita. 

Untuk referensi, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber kumpulan ceramah bulan Ramadhan dengan berbagai tema yang bisa dicontoh, Selasa (22/8/2023).

2 dari 8 halaman

Ceramah Bulan Ramadhan

Berikut contoh ceramah singkat yang mungkin bisa Anda gunakan:

Assalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh,

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah memberikan kita kesempatan untuk kembali menjalani bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah dan ampunan. Saya ingin berbicara tentang pentingnya memanfaatkan bulan Ramadan dengan sebaik-baiknya.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadan dengan iman dan mencari pahala dari Allah, niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim)

Bulan Ramadan adalah kesempatan emas bagi kita untuk membersihkan diri dari dosa-dosa dan mendekatkan diri kepada Allah. Di bulan ini, pintu-pintu surga terbuka lebar, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu. Ini adalah waktu yang sangat istimewa untuk memperbanyak ibadah, seperti salat, dzikir, membaca Al-Qur'an, dan bersedekah.

Selain itu, bulan Ramadan juga mengajarkan kita tentang belas kasih dan empati terhadap sesama manusia. Sebagian dari rizki yang kita peroleh seharusnya diberikan kepada yang membutuhkan. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sangat aktif dalam bersedekah, terutama di bulan Ramadan. Marilah kita mengikuti jejak beliau dengan memperbanyak amal kebajikan dan membantu saudara-saudara kita yang kurang beruntung.

Namun, dalam memanfaatkan bulan Ramadan, kita juga harus menjaga amalan kita dari riya' (pamer) dan sum'ah (ikut-ikutan). Niat kita harus tulus semata-mata karena Allah semata, bukan untuk pujian atau pandangan manusia.

Tidak hanya itu, kita juga harus meningkatkan kesadaran diri dan mengontrol hawa nafsu selama bulan Ramadan. Ini adalah waktu untuk melatih diri dalam menahan diri dari godaan-godaan duniawi, seperti ghibah (menggunjing), hasad (iri hati), dan perbuatan buruk lainnya.

Akhir kata, bulan Ramadan adalah waktu yang berharga. Marilah kita manfaatkan setiap detiknya dengan penuh kesadaran, tulus, dan ikhlas. Semoga Allah menerima semua amal ibadah kita dan memberikan ampunan serta berkah yang melimpah. Amin.

Wassalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

 
3 dari 8 halaman

Ceramah Bulan Ramadhan dengan Tema Sedekah

Assalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh,

Alhamdulillah, kita telah diberi kesempatan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk kembali merasakan kehangatan bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah dan ampunan. Pada kesempatan kali ini, saya ingin berbicara tentang sebuah tema yang sangat penting dalam Islam, yaitu sedekah, terutama dalam konteks bulan Ramadan.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an, "Barangsiapa yang meminjamkan kepada Allah (melalui sedekah), niscaya Allah akan melipatgandakan pembayarannya padanya dengan lipat ganda yang banyak." (Q.S. Al-Baqarah: 245)

Sedekah bukan hanya sekadar memberikan sebagian harta kepada yang membutuhkan, tetapi lebih dari itu, sedekah adalah bentuk ibadah yang membawa berkah dan keberkahan dalam hidup kita. Dalam bulan Ramadan, pahala dari amal kebajikan pun dilipatgandakan, sehingga kesempatan kita untuk berbuat baik dan bersedekah menjadi lebih istimewa.

Pentingnya Bersedekah: Bersedekah adalah tanda ketaqwaan kita kepada Allah. Dalam banyak ayat Al-Qur'an, Allah menyanjung orang-orang yang berderma dan berbagi dengan sesama. Dalam konteks Ramadan, kebaikan berlipat ganda, dan sedekah menjadi salah satu cara kita memperoleh pahala yang berlipat.

Berbagai Bentuk Sedekah: Sedekah tidak hanya terbatas pada memberikan uang. Dalam Islam, ada berbagai bentuk sedekah, seperti memberikan makanan kepada yang lapar, memberikan ilmu pengetahuan, atau bahkan senyuman kepada saudara kita. Selama Ramadan, kita bisa berusaha untuk melibatkan diri dalam berbagai bentuk sedekah.

Sedekah untuk Kemanusiaan: Salah satu aspek penting dari sedekah adalah kepedulian terhadap kaum miskin dan kaum dhuafa. Dalam bulan Ramadan, kita lebih peka terhadap penderitaan orang lain, dan ini adalah waktu yang baik untuk memberikan dukungan kepada organisasi-organisasi amal yang bekerja untuk kemanusiaan.

Sedekah sebagai Pembersih Hati: Sedekah juga memiliki efek membersihkan hati dan menjauhkan kita dari sifat kikir dan serakah. Dengan memberikan kepada yang membutuhkan, kita mengikis rasa keduniawian dalam diri kita dan lebih mendekatkan diri kepada Allah.

Niat yang Ikhlas: Penting untuk mengingat bahwa sedekah haruslah dilakukan dengan niat yang ikhlas, semata-mata karena Allah. Kita tidak mencari pujian atau pengakuan dari manusia, tetapi semata-mata ingin mendapatkan ridha Allah.

Dalam bulan Ramadan ini, mari kita jadikan sedekah sebagai bagian yang tak terpisahkan dari ibadah kita. Mari kita manfaatkan kesempatan ini untuk membersihkan hati, meningkatkan ketaqwaan, dan membantu sesama. Semoga Allah menerima semua amal ibadah kita dan memberikan berkah yang melimpah dalam hidup kita.

Wassalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

 
4 dari 8 halaman

Ceramah Bulan Ramadhan dengan Tema Puasa

Assalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh,

Alhamdulillah, kita kembali bersama dalam suasana bulan Ramadan yang penuh berkah. Bulan yang dinantikan oleh umat Islam di seluruh dunia sebagai kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah, membersihkan jiwa, dan meraih pahala yang melimpah. Pada kesempatan kali ini, saya ingin berbicara tentang makna dan manfaat puasa dalam bulan yang mulia ini.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda, "Bulan Ramadan datang kepada kamu, di dalamnya terdapat berkah, rahmat, dan ampunan dari Allah. Bulan ini adalah bulan yang penuh berkah, maka Allah membebaskan dari neraka pada setiap hari dan malamnya beberapa orang hamba." (HR. Ahmad)

Makna Puasa: Puasa dalam bulan Ramadan adalah salah satu dari lima rukun Islam. Ini adalah ibadah yang dijalankan sebagai bentuk ketaatan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dengan puasa, kita menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Lebih dari sekadar menahan makanan dan minuman, puasa juga mengajarkan kita untuk mengendalikan nafsu dan meningkatkan kesadaran diri.

Latihan Ketaqwaan: Allah berfirman dalam Al-Qur'an, "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa." (Q.S. Al-Baqarah: 183) Puasa adalah latihan ketaqwaan, di mana kita melatih diri untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dan menjauhi perbuatan dosa.

Menyucikan Jiwa dan Tubuh: Puasa tidak hanya menyucikan tubuh kita dari makanan dan minuman, tetapi juga menyucikan jiwa kita. Ini adalah waktu yang tepat untuk membersihkan hati dari sifat-sifat negatif seperti kemarahan, iri hati, dan ghibah.

Peningkatan Ibadah: Di bulan Ramadan, Allah melipatgandakan pahala dari setiap amal ibadah yang kita lakukan. Marilah kita memanfaatkan kesempatan ini dengan lebih giat dalam melaksanakan shalat, membaca Al-Qur'an, berdzikir, dan berbuat kebaikan kepada sesama.

Solidaritas dengan Kaum Miskin: Puasa juga mengajarkan kita empati terhadap mereka yang kurang beruntung. Ketika kita merasakan lapar dan haus, kita lebih peka terhadap penderitaan mereka. Inilah mengapa zakat al-fitr juga menjadi bagian penting dari akhir bulan Ramadan, untuk memastikan bahwa semua orang bisa merayakan Idul Fitri dengan bahagia.

Dalam bulan yang penuh berkah ini, mari kita jalani puasa dengan penuh kesadaran, tulus, dan ikhlas. Mari kita jadikan bulan Ramadan sebagai momentum untuk memperbaiki diri, mendekatkan diri kepada Allah, dan berbagi kasih dengan sesama. Semoga Allah menerima semua amal ibadah kita dan memberikan ampunan serta berkah yang melimpah. Amin.

Wassalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

 
5 dari 8 halaman

Ceramah Bulan Ramadhan dengan Tema Berbuka

Assalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh,

Alhamdulillah, kita kembali bersama dalam bulan Ramadan yang penuh berkah. Di antara momen yang dinantikan selama bulan ini adalah saat-saat berbuka puasa, saat kita memutuskan puasa setelah seharian menahan lapar dan haus. Pada kesempatan kali ini, saya ingin berbicara tentang makna dan tata cara berbuka puasa dalam bulan yang mulia ini.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Tidaklah berbuka salah seorang di antara kamu kecuali dengan tamar (kurma). Jika tidak ada, maka dengan air. Sesungguhnya air adalah suci." (HR. Ahmad)

Makna Berbuka Puasa: Berbuka puasa bukan hanya sekadar memasukkan makanan ke dalam perut setelah seharian berpuasa. Lebih dari itu, berbuka adalah tindakan yang memiliki makna mendalam, yakni melibatkan tanda syukur kepada Allah atas rezeki yang Dia berikan.

Buka Puasa dengan Tamar (Kurma) atau Air: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengajarkan kita untuk memulai berbuka puasa dengan memakan tamar (kurma), jika tersedia. Jika tidak ada, kita dapat memulainya dengan air. Hal ini menunjukkan pentingnya memberikan energi bagi tubuh dengan makanan ringan dan cairan setelah berpuasa seharian.

Bersyukur atas Nikmat: Berbuka puasa adalah waktu yang tepat untuk bersyukur atas nikmat makanan dan minuman yang seringkali kita anggap sepele. Ketika kita merasakan lapar dan haus, kita semakin menghargai anugerah Allah yang tak terhitung jumlahnya.

Buka dengan Penuh Kesadaran: Ketika kita berbuka, mari kita lakukan dengan penuh kesadaran. Berbuka bukanlah waktu untuk makan berlebihan atau terburu-buru. Menggunakan waktu ini untuk berdzikir, berdoa, dan berpikir tentang kebaikan yang kita lakukan selama hari tersebut.

Berbagi dengan Sesama: Berbuka puasa juga adalah waktu yang tepat untuk berbagi dengan sesama. Jika ada kesempatan, kita bisa membagikan makanan berbuka kepada mereka yang membutuhkan. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan, "Barangsiapa memberi makan orang berbuka puasa, maka baginya pahala seperti orang yang berbuka puasa itu tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun." (HR. At-Tirmidzi)

Doa Saat Berbuka: Saat berbuka puasa, jangan lupakan untuk berdoa. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengajarkan beberapa doa yang bisa kita bacakan, seperti "Dhahaba adh-dhama'u, wabtallatil 'uruuq, wa thabatal-ajru insha Allah" yang artinya "Telah hilang lapar, urat-urat telah lembut, dan insya Allah pahala akan tetap berjalan."

Dalam momen berbuka ini, marilah kita jadikan waktu yang bermakna. Mari kita berbuka dengan tanda syukur dan kesadaran atas nikmat-nikmat Allah. Semoga Allah menerima semua amal ibadah kita dan memberikan berkah yang melimpah dalam hidup kita.

Wassalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

 

 

 
6 dari 8 halaman

Ceramah Bulan Ramadhan dengan Tema Cobaan Selama Puasa  

Assalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh,

Alhamdulillah, kita kembali bersama dalam bulan Ramadan yang penuh berkah. Bulan yang penuh keberkahan ini juga seringkali diiringi dengan berbagai cobaan dan ujian. Pada kesempatan kali ini, saya ingin berbicara tentang cobaan-cobaan yang mungkin kita hadapi selama menjalani puasa dalam bulan yang mulia ini.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an, "Dan Kami akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." (Q.S. Al-Baqarah: 155)

Cobaan Kelaparan dan Dahaga: Salah satu cobaan yang paling nyata selama puasa adalah rasa kelaparan dan dahaga. Namun, perlu diingat bahwa kelaparan dan dahaga ini mengajarkan kita tentang kesabaran dan bersyukur. Saat kita merasakannya, kita lebih dekat dengan mereka yang selalu merasakan keterbatasan makanan dan minuman sehari-hari. Ini adalah waktu yang baik untuk berdoa dan bersyukur atas nikmat-nikmat Allah yang kita terima.

Cobaan Nafsu dan Sabar: Puasa juga mengajarkan kita untuk mengendalikan nafsu dan keinginan duniawi. Saat kita merasa lapar atau tergoda oleh makanan dan minuman, ini adalah waktu yang baik untuk menguji kemampuan kita dalam mengendalikan diri. Ini adalah pelajaran berharga tentang kesabaran dan keteguhan hati.

Cobaan Produktivitas dan Konsentrasi: Menghadapi cobaan ini, banyak dari kita mungkin merasa berkurangnya produktivitas atau konsentrasi selama menjalani puasa. Namun, inilah momen untuk menghadapi tantangan ini dengan semangat dan berusaha sebaik mungkin. Jangan biarkan cobaan ini menghalangi kita untuk beribadah dan berbuat baik.

Cobaan Lingkungan Sosial: Selama puasa, kita mungkin juga dihadapkan pada tekanan dari lingkungan sosial, terutama jika lingkungan tersebut tidak sepenuhnya memahami praktik puasa. Ini bisa menjadi cobaan berat, tetapi ingatlah bahwa kita berpuasa bukan untuk menyenangkan manusia, tetapi untuk meraih keridhaan Allah.

Menguji Kesabaran dan Iman: Cobaan selama puasa juga merupakan ujian atas kesabaran dan iman kita. Saat kita mampu menjaga puasa meskipun dihadapkan pada berbagai cobaan, ini adalah tanda kuat bahwa kita sedang memperkuat ikatan kita dengan Allah dan mengutamakan-Nya di atas segala-galanya.

Dalam menghadapi cobaan-cobaan ini, marilah kita ingat bahwa Allah tidak memberikan cobaan yang melebihi batas kemampuan kita. Cobaan-cobaan ini sebenarnya adalah kesempatan untuk meraih pahala dan meningkatkan ketaqwaan kita. Mari kita jadikan bulan Ramadan sebagai waktu untuk melatih diri dalam bersabar, mengendalikan nafsu, dan mendekatkan diri kepada Allah. Semoga Allah memberikan kita kekuatan dan keteguhan hati untuk menghadapi semua cobaan dengan penuh keyakinan dan tawakkal.

Wassalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

 
7 dari 8 halaman

Ceramah Bulan Ramadhan dengan Tema Lailatul Qadr

Assalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh,

Alhamdulillah, kita telah memasuki bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah dan ampunan. Di dalam bulan yang mulia ini terdapat satu malam yang sangat istimewa, malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan, yaitu Lailatul Qadr. Pada kesempatan kali ini, mari kita bahas makna dan keutamaan dari malam yang sangat berharga ini.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an, "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam qadr. Dan tahukah kamu apakah malam qadr itu? Malam qadr itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhan mereka untuk mengatur segala urusan." (Q.S. Al-Qadr: 1-4)

Makna Lailatul Qadr: Lailatul Qadr adalah malam ketika Al-Qur'an pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam oleh Jibril. Malam ini memiliki makna yang sangat mendalam, sebagai titik awal penyampaian pesan Allah kepada manusia. Malam ini juga dipenuhi dengan berkah dan rahmat Allah.

Nilai Lebih Baik dari Seribu Bulan: Keutamaan Lailatul Qadr sangat luar biasa. Amalan yang kita lakukan di malam ini nilainya lebih baik dari amalan selama seribu bulan. Ini adalah kesempatan yang sangat berharga bagi kita untuk mendapatkan pahala yang besar dari Allah.

Malam Penuh Ibadah: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengajarkan kita untuk mencari Lailatul Qadr di 10 malam terakhir bulan Ramadan, terutama pada malam ganjil (21, 23, 25, 27, dan 29). Malam ini adalah waktu untuk memperbanyak amalan ibadah seperti shalat, dzikir, membaca Al-Qur'an, dan berdoa kepada Allah.

Memohon Ampunan dan Rahmat: Lailatul Qadr adalah waktu yang sangat tepat untuk memohon ampunan Allah atas dosa-dosa kita. Mari kita merenungkan perjalanan hidup kita, merasa rendah diri di hadapan Allah, dan memohon agar Dia mengampuni kesalahan-kesalahan kita.

Mengendalikan Nafsu: Mengingat nilainya yang sangat besar, Lailatul Qadr menjadi momentum yang baik untuk merenungkan dan mengendalikan nafsu serta keinginan duniawi. Kita bisa menggunakan malam ini untuk memperkuat niat kita dalam mendekatkan diri kepada Allah.

Berdoa untuk Diri Sendiri dan Umat: Selain berdoa untuk diri sendiri, mari kita juga berdoa untuk umat manusia. Kita bisa mendoakan kesejahteraan, kedamaian, dan hidayah bagi semua orang.

Malam Lailatul Qadr adalah kesempatan yang tidak boleh terlewatkan. Marilah kita mempersiapkan diri dengan penuh kesadaran dan khusyuk untuk menghadapinya. Semoga Allah memberikan kita kekuatan dan kemampuan untuk memanfaatkan malam ini sebaik-baiknya. Semoga Allah menerima semua amal ibadah kita dan memberikan ampunan serta berkah yang melimpah. Amin.

Wassalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

 
8 dari 8 halaman

Ceramah Bulan Ramadhan dengan Tema Idul Fitri

Assalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh,

Alhamdulillah, kita telah memasuki fase akhir bulan Ramadan, yang mengantar kita pada momen yang sangat istimewa, yaitu Hari Raya Idul Fitri. Pada kesempatan kali ini, mari kita bahas tentang makna dan persiapan menjelang Idul Fitri.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya pada hari Raya Fitri dan Raya Adha ada dua hari yang Allah telah menetapkan sebagai hari raya bagi umatku." (HR. Abu Dawud)

Makna Idul Fitri: Idul Fitri, atau juga dikenal sebagai Hari Raya Puasa, adalah momen kemenangan dan sukacita bagi umat Islam. Setelah satu bulan penuh beribadah, berpuasa, dan mendekatkan diri kepada Allah, kita merayakan hari kemenangan ini sebagai tanda syukur atas rahmat dan ampunan-Nya.

Bersedekah Fitr: Salah satu ciri khas Idul Fitri adalah pelaksanaan zakat fitrah atau sedekah fitrah. Sedekah ini diberikan sebagai bentuk perhatian kepada mereka yang membutuhkan, sehingga mereka juga bisa merayakan hari yang istimewa ini. Zakat fitrah juga membersihkan orang yang berpuasa dari perbuatan sia-sia dan kata-kata keji.

Kemenangan atas Diri Sendiri: Idul Fitri juga mencerminkan kemenangan atas diri sendiri. Kita telah berhasil menjalani bulan Ramadan dengan kesabaran, ketaqwaan, dan pengendalian diri. Hari ini adalah hari untuk merasa bangga atas pencapaian tersebut, sambil tetap rendah hati dan ingat bahwa semua pencapaian ini adalah hasil dari rahmat Allah.

Tingkatkan Amalan: Meskipun Ramadan akan berakhir, semangat beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah tidak boleh surut. Teruslah melanjutkan amalan-amalan baik yang telah kita lakukan selama Ramadan, seperti membaca Al-Qur'an, berdzikir, dan salat sunnah. Ingatlah bahwa keutamaan amalan kita masih bisa menghasilkan pahala yang besar.

Maaf-Memaafkan: Salah satu tradisi yang indah saat Idul Fitri adalah memaafkan satu sama lain. Ini adalah saat yang baik untuk merajut kembali tali-tali persaudaraan yang mungkin sempat terganggu selama tahun ini. Mari kita jadikan momen ini sebagai awal yang baru dalam membangun hubungan yang lebih baik dengan sesama.

Merayakan dengan Syukur: Saat merayakan Idul Fitri, marilah kita merayakannya dengan rasa syukur yang mendalam kepada Allah. Ingatlah bahwa semua nikmat yang kita nikmati, baik itu berupa makanan, keluarga, atau kesehatan, adalah karunia dari-Nya.

Mari kita menjelang Idul Fitri dengan hati yang bersih, penuh syukur, dan tekad untuk terus melangkah dalam perjalanan spiritual kita. Semoga Allah menerima semua amal ibadah kita, membersihkan dosa-dosa kita, dan memberikan berkah serta ampunan pada hari yang suci ini. Amin.

Wassalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Â