Sukses

Pertama di Dunia Cacing Tambang Bisa Cegah Diabetes, Teruji Klinis

Peneliti juga tengah pengembangan terapi pil cacing tambang dalam bentuk tablet.

Liputan6.com, Jakarta Sudah lama cacing dikenal sebagai salah satu hewan pembawa penyakit. Seperti cacing tambang, bisa menyebabkan gatal hingga sesak napas. Namun siapa sangka, para ilmuwan berhasil membuktikan fakta baru perihal manfaat dari sisi buruk cacing tambang. Ilmuwan mengujinya dalam hal pencegahan penyakit diabetes.

Pertama di dunia, uji coba manusia selama dua tahun yang dilakukan oleh James Cook University (JCU) telah berakhir, dan cacing tersebut lulus dengan sangat baik, terutama dalam kaitannya dengan diabetes tipe 2. Uji coba tersebut memberikan beberapa manfaat metabolisme yang cukup besar bagi penerima yang diobati dengan cacing tambang, terutama mereka yang terinfeksi 20 larva.

“Semua peserta uji coba memiliki faktor risiko terkena penyakit kardiovaskular dan diabetes tipe 2,” kata Dr Doris Pierce, dari Institut Kesehatan dan Kedokteran Tropis Australia (AITHM) JCU. 

Uji coba ini melibatkan 40 peserta berusia 27 hingga 50 tahun, dengan tanda-tanda awal penyakit metabolik. Mereka menerima 20 atau 40 larva mikroskopis dari spesies cacing tambang manusia Necator americanus. Kelompok lain mengambil cacing jenis plasebo

Berikut Liputan6.com merangkum temuan unik pertama di dunia manfaat cacing tambang untuk cegah penyakit diabetes melansir dari Nature.com dan Newatlas.com, Rabu (23/8/2023).

2 dari 3 halaman

Cacing Tambang Menjaga Inang Tetap Sehat

Sebagai organisme parasit usus, kemampuan utama untuk bertahan hidup bagi cacing tambang adalah menjaga kesehatan inangnya. Proses ini memastikan terciptanya lingkungan yang stabil dan kaya nutrisi dalam inang, yang pada gilirannya menjadi tempat tinggal yang optimal bagi cacing tambang untuk jangka panjang. 

Sebagai imbalan atas manfaat ini, cacing tambang berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang meredakan peradangan serta kondisi negatif lain yang berpotensi merusak lingkungan stabil tempat mereka tinggal.

"Studi sebelumnya yang melibatkan model hewan menunjukkan bahwa cacing tambang memicu respons anti-inflamasi pada inangnya sebagai bagian dari strategi untuk mempertahankan kelangsungan hidup mereka,” kata Dr. Pierce

Meskipun cacing tambang dewasa, meski berukuran kecil, mampu hidup selama satu dekade, mereka tidak akan berkembang biak di dalam inang. Oleh karena itu, menjaga kebersihan yang baik memiliki dampak positif terhadap mengurangi risiko penularan cacing tambang.

Individu yang terinfeksi cacing tambang juga cenderung memiliki tingkat sitokin yang lebih tinggi. Sitokin memiliki peran penting dalam merangsang respons imun di dalam tubuh.

Tidak semua jenis cacing tambang memiliki karakteristik yang serupa. Seperti halnya bakteri, cacing parasit ini memiliki peran yang signifikan dalam kompleksitas kesehatan manusia. Meskipun demikian, penggunaan terapi berupa pemberian dosis rendah cacing tambang telah terbukti memberikan sejumlah manfaat bagi kesehatan inangnya.

3 dari 3 halaman

Inovasi Pil Cacing Tambang

Peneliti juga tengah pengembangan terapi dalam bentuk tablet, yang bisa memberikan manfaat metabolik cacing tambang. Namun, diperkirakan bahwa studi internasional yang lebih besar akan memerlukan pendanaan sekitar AU$1-2 juta (setara dengan US$640.000 hingga $1,3 juta), atau sekitar Rp 19,8 miliar untuk melanjutkan penelitian ini.

"Dengan skala uji coba internasional yang lebih luas, kita bisa mendapatkan wawasan yang lebih mendalam tentang dampak beragam infeksi cacing tambang terhadap individu dengan berbagai usia, jenis kelamin, latar belakang etnis, dan genetika," ungkap Paul Giacomin, Peneliti Senior di AITHM (Institut Kesehatan dan Kedokteran Tropis Australia)

Ia menegaskan bahwa uji coba yang dilakukan oleh JCU telah memberikan dasar konseptual bahwa infeksi cacing tambang bisa dianggap aman, dengan tanda-tanda bahwa cacing ini mungkin memiliki efek positif terhadap kesehatan metabolisme manusia.

Sekarang, para peneliti tengah mengarahkan fokus mereka pada potensi dampak terapi ini terhadap mikrobioma usus. Mereka sedang menguji sampel dari 23 partisipan yang membiarkan cacing-cacing ini hidup dalam tubuh mereka.

Temuan ini akan diuji lebih lanjut melalui uji klinis di masa mendatang, yang dirancang untuk mengukur efektivitasnya dan menggali lebih dalam bagaimana cacing tambang mempengaruhi proses metabolisme.