Liputan6.com, Jakarta ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) adalah sebuah organisasi regional yang beranggotakan sepuluh negara di kawasan Asia Tenggara. Organisasi ini didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967, dengan tujuan mempromosikan kerjasama politik, ekonomi, sosial, dan budaya antara negara-negara anggotanya dan tokoh Narsisco Ramos adalah pendiri ASEAN dari negara Filipina. Â
Narsisco Ramos adalah pendiri ASEAN dari negara Filipina yang lahir di Asingan, sebuah kota kecil di provinsi Pangasinan, Filipina, pada 25 November 1900. Ia tumbuh dalam keluarga yang memiliki semangat nasionalisme dan cinta pada tanah air. Ramos menunjukkan bakat akademisnya sejak dini, dan berhasil menyelesaikan pendidikannya dengan gemilang.Â
Narsisco Ramos adalah pendiri ASEAN dari negara Filipina, di mana berkat keterampilan diplomatinya ikut terlibat dalam berbagai perundingan internasional yang melibatkan Filipina. Salah satu kontribusinya yang paling mencolok adalah perannya dalam perundingan kemerdekaan Filipina dari pemerintahan Amerika Serikat.
Advertisement
Narciso Ramos diakui sebagai salah satu arsitek utama pendirian ASEAN dan pionir dalam usaha, membentuk kerjasama regional di Asia Tenggara. Berikut ini tokoh pendiri ASEAN dari Filipina yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (24/8/2023).Â
Biografi
Narsisco Ramos adalah pendiri ASEAN dari negara Filipina. Nama lengkapnya adalah Narciso Rueca Ramos, lahir di Asingan, Pangasinan, 11 November 1900. Ramos adalah seorang jurnalis, anggota dewan, pengacara dan duta besar. Narciso Ramos mulai terjun ke dunia politik pada tahun 1934, dan terpilih sebagai wakil distrik kelima Pangasinan ke Legislatif Filipina ke-10.
Pengabdiannya yang besar untuk negara, membuatnya diangkat menjadi Menteri Luar Negeri Filipina, yang kemudian dilantik oleh Presiden Ferdinand Marcos. Sejak itu karier Narciso Ramos semakin gemilang dalam bidang hubungan internasional.
Selain Narsisco Ramos, ada juga pendiri ASEAN Lainnya di antaranya:Â
Adam MalikÂ
Adam Malik merupakan Wakil Presiden Indonesia ketiga, mantan Menteri Luar Negeri, seorang wartawan, dan juga tokoh pergerakan nasional. Semasa hidup, ia memang sudah membangun sifat nasionalismenya sejak muda. Saat menjadi Menteri Luar Negeri, ia melakukan pertemuan dengan perwakilan dari beberapa negara di Asia Tenggara yang menghasilkan Deklarasi Bangkok.
Deklarasi inilah yang kemudian menjadi cikal bakal terbentuknya ASEAN. Selain mengemban tugas sebagai Menteri Luar Negeri saat menggagas ASEAN, Adam Malik pernah menjabat sebagai Ketua DPR RI pada tahun 1977—1978. Kemudian, puncaknya menjabat sebagai Wakil Presiden ke-3 RI pada tahun 1978 menggantikan Sultan Hamengkubuwono IX.
Tun Abdul Razak
Tokoh selanjutnya adalah Tun Abdul Razak, yang memiliki nama lengkap Abdul Razak bin Datuk Hussein. Ia merupakan Perdana Menteri Malaysia kedua, dari tahun 1970 hingga akhir hayatnya di tahun 1976. Ia juga dikenal sebagai Bapak Pembangunan Malaysia. Tun Abdul Razak merupakan seorang yang menggunakan kecerdasan dan kemampuannya untuk bangsanya. Sebelu menjadi perdana menteri Malaysia, Tun Abdul Razak merupakan tokoh utama dalam kemerdekaan Malaysia dari penjajahan Inggris di tahun 1957 3.
S. Rajaratnam
Tokoh berikutnya adalah S. Rajaratnam atau Sinnathamby Rajaratnam. Pernah menjadi Wakil Perdana Menteri, Menteri Lama, dan Anggota Kabinet, Rajaratman turut serta menjadi salah seorang pelopor kemerdekaan Singapura. Saat Singapura merdeka, S. Rajaratnam juga dipilih menjadi Menteri Luar Negeri Pertama. Ia banyak menjalin hubungan baik dengan negara-negara lain, dan pada saat itu, hal ini menjadi sesuatu yang penting mengingat negara tersebut baru saja berdiri.
Thanat Khoman
Tokoh terakhir adalah Thanat Khoman, yang merupakan tokoh pendiri ASEAN dari Thailand yang juga dikenal sebagai diplomat dan politisi. Sebelum menjadi tokoh negara, bakat diplomatik Thanat Khoman sudah terlihat sejak ia menempuh pendidikan di Assumption College, hingga di kemudian hari Ia mewakili Thailand sebagai negara penengah dan menjadi negara tuan rumah dalam penandatanganan Deklarasi Bangkok pada 8 Agustus 1967. Sebagai Menteri Luar Negeri, ia dikenal sebagai orang yang aktif memperbaiki hubungan, antara Thailand dan negara tetangga. Ia juga berperan membawa Thailand untuk bekerjasama dengan negara di kawasan Asia Tenggara.Â
Advertisement
Tujuan dan Prinsip Didirikannya ASEAN
Salah satu landasan berdirinya ASEAN adalah penandatanganan Deklarasi Bangkok. Melansir dari laman Kemenlu, adapaun isi Deklarasi Bangkok itu adalah sebagai berikut:
- Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan pengembangan budaya di wilayah melalui upaya bersama.
- Kemampuan untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas regional, serta menjunjung tinggi prinsip-prinsip Piagam PBB.
- Mempromosikan kerjasama aktif dan saling membantu dalam isu-isu yang menjadi kepentingan bersama di bidang ekonomi, sosial, teknis, ilmu pengetahuan dan administrasi.
- Bertujuan untuk bekerja sama secara lebih efektif satu sama lain, meningkatkan penggunaan pertanian dan industri, mengembangkan perdagangan dan mempelajari masalah komoditas internasional, meningkatkan sarana transportasi dan komunikasi untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
ASEAN memiliki prinsip-prinsip yang selalu dijunjung tinggi oleh setiap negara anggotanya, antara lain:
- Menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesetaraan, integritas wilayah, dan identitas nasional seluruh negara anggota ASEAN.
- Memelihara komitmen bersama dan tanggung jawab bersama untuk memajukan perdamaian, keamanan dan kemakmuran di kawasan ASEAN.
- Menolak agresi, intimidasi, penggunaan kekerasan atau tindakan lain apa pun yang bertentangan dengan hukum internasional.
- Mengutamakan penyelesaian sengketa secara damai juga akan menghormati kebebasan mendasar, memajukan dan melindungi hak asasi manusia, dan memajukan keadilan sosial. Â
Â
Dengan ditandatanganinya Deklarasi Bangkok tersebut, suatu organisasi kawasan yang diberi nama Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Association of Southeast Asian Nations/ASEAN) telah resmi berdiri. Pada awalnya organisasi ini bertujuan untuk menggalang kerja sama antarnegara anggota dalam rangka mempercepat pertumbuhan ekonomi, mendorong perdamaian dan stabilitas wilayah, serta membentuk kerja sama dalam berbagai bidang kepentingan bersama.
Pada perkembangan berikutnya organisasi ini membuat berbagai agenda yang signifikan di bidang politik seperti Deklarasi Kawasan Damai, Bebas, dan Netral (Zone of Peace, Freedom, and Neutrality Declaration/ ZOPFAN) yang ditandatangani tahun 1971. Kemudian, pada tahun 1976 lima negara anggota ASEAN itu juga menyepakati Traktat Persahabatan dan Kerja Sama (Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia/ TAC) yang menjadi landasan bagi negara-negara ASEAN untuk hidup berdampingan secara damai.
Peran dalam Pendirian ASEAN
Narciso Ramos adalah sosok yang sangat terlibat dalam tahap awal perkembangan ASEAN. Ia telah lama aktif dalam dunia diplomasi dan hubungan internasional, yang memberinya pemahaman mendalam tentang dinamika politik dan kepentingan di Asia Tenggara. Ramos juga telah membangun jaringan yang luas dengan para diplomat dan pejabat pemerintahan dari negara-negara tetangga.
Pada tahun 1967, Ramos mewakili Filipina dalam pertemuan pertama yang menjadi cikal bakal ASEAN, yakni Konferensi Menteri Luar Negeri ASEAN di Bangkok, Thailand. Dalam pertemuan tersebut, dia aktif berkontribusi dalam diskusi, berbagi pandangan, dan membantu merumuskan prinsip-prinsip awal kerjasama regional. Ramos diketahui sebagai sosok yang cerdas, berpikiran terbuka, dan mampu merangkul pandangan beragam dari para partisipan.
Tidak jarang negara-negara Asia Tenggara menghadapi perbedaan pendapat dan sengketa yang mempengaruhi stabilitas regional. Ramos, dengan pengalaman diplomatinya, memiliki keterampilan untuk meredakan ketegangan dan mendorong pencarian konsensus. Kecakapannya dalam merumuskan solusi yang saling menguntungkan membantu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi negosiasi dan kerjasama. Selama proses perundingan pendirian ASEAN, Ramos menggunakan koneksi diplomatiknya untuk membangun relasi positif antara Filipina dan negara-negara tetangga. Ia memahami pentingnya membangun kepercayaan di antara negara-negara yang memiliki sejarah dan kepentingan yang beragam.
Ramos bukan hanya berfokus pada tujuan jangka pendek, tetapi juga memiliki pandangan jangka panjang untuk ASEAN. Ia menyadari bahwa kerjasama regional bukan hanya tentang mengatasi masalah saat ini, tetapi juga tentang menciptakan fondasi yang kokoh untuk masa depan yang lebih aman dan sejahtera. Ia berusaha mengarahkan perbincangan menuju agenda-agenda strategis yang melibatkan perkembangan ekonomi, budaya, dan keamanan.
Advertisement