Liputan6.com, Jakarta Wawancara adalah proses komunikasi antara dua orang atau lebih, di mana salah satu pihak bertanya dan pihak lainnya memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Secara umum tujuan wawancara adalah mendapatkan informasi.
Baca Juga
Advertisement
Agar tujuan wawancara adalah mendapat informasi tercapai, kemampuan komunikasi yang baik sangat diperlukan. Kemampuan mendengarkan serta kemampuan mengajukan pertanyaan yang relevan dan terarah sangatlah penting. Wawancara yang efektif dapat membantu memperoleh wawasan yang berharga dan mendalam dari narasumber.
Tujuan wawancara adalah mencari informasi secara langsung untuk menjelaskan suatu hal atau situasi dan kondisi tertentu. Informasi tersebut kemudian dapat digunakan untuk memengaruhi situasi atau orang tertentu, maupun melengkapi data dari sebuah penyelidikan atau penelitian.
Berikut ulasan tentang tujuan wawancara adalah mendapat informasi yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (24/8/2023).
Tujuan Wawancara Menurut Para Ahli
Lexy J. Moleong
Wawancara diartikan sebagai suatu komunikasi antara pewawancara yang memberikan pertanyaan dengan narasumber yang memberikan jawaban atau pendapat terhadap pertanyaan tersebut. Pewawancara dan responden berhadapan langsung (face to face) untuk mendapatkan informasi secara lisan dengan tujuan mendapatkan data yang dapat menjelaskan permasalahan penelitian.
Koentjaraningrat
Tujuan wawancara dipahami sebagai upaya untuk mendapatkan informasi lisan dan berkomunikasi secara langsung, yang membantu membentuk jawaban dari responden.
Arikunto
Tujuan wawancara diartikan sebagai bagian dari dialog yang digunakan untuk memperoleh informasi dari narasumber.
Denzig
Wawancara dijelaskan sebagai sebuah kegiatan di mana seseorang memandu percakapan dengan narasumber dan merekamnya. Tujuannya untuk mendapatkan informasi dari narasumber.
Sugiyono
Tujuan wawancara adalah untuk pengumpulan data. Wawancara menurut Sugiyono dapat dilakukan secara terstruktur atau tidak terstruktur, baik tatap muka langsung maupun melalui jaringan telepon.
Esterberg
Wawancara diartikan sebagai pertukaran informasi dan ide melalui tanya jawab. Tujuannya untuk mendapatkan informasi yang diolah menjadi kesimpulan dalam topik tertentu.
Sudjana
Tujuan wawancara adalah mengumpulkan data melalui tatap muka atau komunikasi dalam jaringan, antara pewawancara dan penjawab.
Robert Kahn dan Channel
Tujuan wawancara dijelaskan sebagai pola khusus dari interaksi lisan yang dimulai dengan tujuan tertentu, dan difokuskan pada konten yang relevan, dengan mengeliminasi informasi yang tidak relevan.
Advertisement
Tujuan Wawancara
Semua pandangan para ahli menunjukkan berbagai sudut pandang tentang tujuan wawancara. Dapat disimpulkan tujuan utama wawancara terbagi menjadi 3, seperti berikut.
1. Mendapatkan Informasi Secara Langsung
Ini merupakan tujuan yang sangat umum dalam wawancara. Saat melakukan wawancara, pewawancara berusaha untuk mengumpulkan informasi yang spesifik dan relevan tentang suatu situasi atau kondisi tertentu. Dengan berbicara langsung dengan narasumber, informasi yang diharapkan bisa lebih rinci dan mendalam. Misalnya, dalam konteks penerimaan kerja, pewawancara mungkin ingin mengumpulkan informasi tentang pengalaman, kualifikasi, dan kemampuan calon karyawan.
2. Memberikan Pengaruh Terhadap Situasi atau Orang Tertentu
Wawancara juga bisa dilakukan dengan tujuan mempengaruhi situasi atau orang tertentu. Ini umumnya terjadi dalam konteks wawancara dengan tokoh publik atau pemimpin, di mana kata-kata yang diucapkan oleh narasumber dapat memiliki dampak besar pada pendengar atau masyarakat. Contohnya adalah wawancara dengan pemimpin negara yang diharapkan akan memberikan pandangan atau kebijakan yang bisa memengaruhi keadaan politik atau sosial.
3. Melengkapi Penelitian Ilmiah atau Penyelidikan
Dalam dunia penelitian, wawancara digunakan sebagai alat pengumpulan data yang sangat berharga. Tujuan ini berkaitan dengan penggunaan wawancara sebagai metode untuk mengumpulkan data kualitatif yang lebih mendalam dalam mendukung temuan penelitian. Informasi yang diperoleh dari wawancara dapat memberikan pandangan yang lebih bermakna dan memperkaya analisis penelitian.
Langkah-langkah Wawancara
1. Menentukan Tujuan Wawancara
Sebelum memulai wawancara, sangat penting untuk memiliki pemahaman yang jelas tentang tujuan dari wawancara tersebut. Ini dapat mencakup pemilihan topik wawancara seperti kesehatan, pendidikan, politik, hiburan, dan lain sebagainya. Tujuan ini akan mengarahkan seluruh proses wawancara dan membantu dalam penyusunan pertanyaan yang relevan.
2. Menentukan Narasumber
Setelah tujuan wawancara ditetapkan, langkah selanjutnya adalah memilih narasumber yang sesuai. Narasumber harus memiliki kompetensi dan pengetahuan yang relevan terkait dengan topik wawancara. Pemilihan narasumber yang tepat akan memastikan bahwa wawancara menghasilkan informasi yang bermutu dan menarik bagi pendengar.
3. Menyusun Daftar Pertanyaan
Penyusunan daftar pertanyaan adalah tahap persiapan penting sebelum melakukan wawancara. Pertanyaan-pertanyaan dapat disusun menggunakan metode 5W+1H (Who, What, When, Where, Why, How) atau metode ADIK SIMBA (Analisa, Desain, Implementasi, Kontrol, Sumber Daya, Manfaat, Biaya, Aturan). Tujuan dari daftar pertanyaan adalah agar wawancara berjalan lancar, pertanyaan yang relevan dapat diajukan, dan narasumber dapat memberikan informasi yang dibutuhkan.
4. Melakukan Wawancara
Pada saat wawancara dilakukan, beberapa etika wawancara perlu diperhatikan.
- Memulai dengan menyapa, memperkenalkan diri, dan mengungkapkan terima kasih atas kesempatan wawancara.
- Menggunakan bahasa yang sopan dan memilih pakaian yang sesuai dengan situasi.
- Mengetahui identitas narasumber serta latar belakangnya untuk membangun hubungan yang baik.
- Mengajukan pertanyaan secara jelas, singkat, urut, dan sistematis.
- Menjaga fokus pada tujuan wawancara, dengan keterampilan mendengarkan yang kuat untuk menggali informasi penting.
- Menghindari pertanyaan yang bisa memojokkan narasumber atau bersifat merendahkan.
- Tetap netral dan tidak mempengaruhi sikap atau emosi narasumber.
- Mengakhiri wawancara dengan memberikan kesan yang baik dan mengucapkan terima kasih kepada narasumber.
5. Penulisan Laporan Wawancara
Setelah wawancara selesai, langkah berikutnya adalah menyusun laporan hasil wawancara. Laporan ini dapat berbentuk rangkuman atau naratif yang mencakup informasi dan data yang diperoleh selama wawancara. Laporan ini harus disajikan dengan bahasa yang mudah dimengerti agar informasi dapat disampaikan dengan jelas.
Advertisement
Jenis Teknik Wawancara
Terdapat dua teknik yang dipakai dalam kegiatan wawancara. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing tergantung pada konteks dan tujuan wawancara. Tidak jarang pewawancara memadukan kedua teknik untuk mencapai tujuan yang diinginkannya. Berikut dua jenis teknik wawancara.
Wawancara Serta Spontan
Teknik wawancara ini melibatkan interaksi yang alami dan tidak terduga-duga. Wawancara jenis ini berlangsung dalam situasi yang tidak memiliki pedoman baku atau panduan khusus.
Ini lebih mirip dengan percakapan sehari-hari dan sering kali digunakan untuk mengikuti minat dan pemikiran narasumber. Karakteristik utama dari teknik ini adalah fleksibilitas di mana pewawancara memiliki kebebasan untuk menanyakan pertanyaan sesuai dengan arus percakapan, tidak terikat pada urutan yang ketat.
Wawancara jenis ini memungkinkan narasumber untuk memberikan pandangan dan pemikiran mereka secara bebas. Namun, tujuan wawancara tetap harus terjaga, yaitu untuk memperoleh informasi atau data yang relevan terkait tema atau isu yang sedang dibahas. Wawancara jenis ini umumnya ditemukan dalam bentuk video podcast di platform seperti Youtube atau aplikasi lainnya, di mana percakapan terjadi secara spontan dan alami.
Wawancara dengan Pedoman
Teknik ini melibatkan wawancara yang didasarkan pada pokok-pokok atau kerangka permasalahan yang telah disusun sebelumnya. Pewawancara menyiapkan pedoman wawancara berupa tema, topik, dan beberapa pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber. Wawancara dengan petunjuk umum membatasi interaksi lebih ketat dibandingkan dengan wawancara fleksibel, karena pertanyaan dan arah wawancara telah diatur sebelumnya.
Narasumber pada wawancara ini sudah mengetahui tema dan beberapa pertanyaan yang akan diajukan, sehingga interaksi berlangsung sesuai dengan urutan yang direncanakan. Meskipun lebih terstruktur, teknik ini mungkin menghasilkan data yang kurang bervariasi atau mendalam karena keterbatasan dalam variasi pertanyaan. Wawancara dengan petunjuk umum umumnya digunakan dalam konteks seperti wawancara untuk iklan atau wawancara yang terkait dengan pengisian data kuesioner tertulis.