Liputan6.com, Jakarta - Kufur nikmat dalam Islam adalah berupa tindakan pengingkaran terhadap nikmat-nikmat yang diberikan oleh Allah kepada manusia. Ini berarti tidak menghargai anugerah tersebut dan bahkan memanfaatkannya untuk melakukan dosa atau perbuatan buruk.
Baca Juga
Advertisement
Sikap seperti apa itu kufur nikmat, bisa terjadi pada orang yang beriman sekalipun. Ini menunjukkan bahwa keyakinan atau keimanan saja tidak cukup untuk mencegahnya. Tindakan ini tidak termasuk dalam kategori kekufuran akidah, tetapi tetap merupakan tindakan serius yang dapat mendatangkan akibat buruk.
Bersyukur, memanfaatkan nikmat dengan baik, mengakui kebaikan orang lain, dan berkontribusi pada tanggung jawab sosial adalah cara-cara untuk menghindari kufur nikmat. Ini memperlihatkan penghargaan yang benar terhadap nikmat-nikmat Allah.
Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang apa itu kufur nikmat dalam Islam, contoh, dan cara menghindarinya, Kamis (24/8/2023).
Perbuatan Mengingkari Nikmat-Nikmat
Apa itu kufur nikmat dalam Islam adalah tindakan pengingkaran atau ketidakberterimaan terhadap nikmat-nikmat yang Allah berikan kepada seseorang. Hal ini mencakup perbuatan tidak menghargai nikmat-nikmat tersebut dan bahkan menggunakan anugerah Allah untuk melakukan dosa atau maksiat.
Sebagai contoh, jika seseorang memanfaatkan kekayaan atau kesehatan yang diberikan Allah untuk tujuan yang bertentangan dengan ajaran-Nya, seperti berbuat dosa, itu merupakan bentuk kufur nikmat. Imam Al-Baghawi dalam tafsirnya Ma’alimut Tanzil, mengklasifikasikan kufur nikmat sebagai tindakan yang tidak termasuk dalam empat bentuk kekufuran secara akidah. Ini kufur ingkar, kufur juhud, kufur inad, dan kufur nifaq.
Ini dijelaskan dosen Fakultas Agama Islam Unissula, Dr. Nur‘i Yakin Mch M. Hum dalam khutbah Jum'at di Masjid Abu Bakar Assegaf Unissula, melansir dari situs website resmi UNISSULA. Orang yang beriman pun dapat terjerumus ke dalam sikap kufur nikmat. Ini mengingatkan bahwa iman saja tidak cukup untuk menjaga seseorang dari berbuat kesalahan semacam itu. Bahkan orang yang memiliki keyakinan kuat pun harus tetap berhati-hati agar tidak meremehkan anugerah Allah.
Apa itu kufur nikmat, meskipun tidak dianggap sebagai kufur yang berhubungan dengan akidah, tetap merupakan tindakan serius. Dalam Al-Qur'an Surat Ibrahim ayat 7, disebutkan bahwa pengingkaran terhadap nikmat-nikmat Allah bisa mendatangkan azab yang hebat. Ini menunjukkan betapa pentingnya menghargai nikmat-nikmat yang diberikan dan tidak meremehkan mereka, bahkan jika hal itu tidak langsung berkaitan dengan iman.
“(Ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan maklumat, ‘Sungguh jika kalian bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu. Tetapi jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.’” (QS. Ibrahim ayat 7)
Advertisement
Contoh perbuatan Kufur Nikmat
- Pemanfaatan Kesehatan untuk Berbuat Dosa: Salah satu contoh perbuatan kufur nikmat adalah ketika seseorang menggunakan kesehatan yang Allah berikan untuk melakukan tindakan yang bertentangan dengan ajaran-Nya. Sebagai contoh, jika seseorang yang sehat justru menggunakan kesehatannya untuk melakukan perbuatan yang merugikan diri sendiri, seperti mengkonsumsi alkohol secara berlebihan atau terlibat dalam aktivitas yang merugikan tubuhnya.
- Pemakaian Kekayaan untuk Hal Negatif: Perbuatan kufur nikmat juga terjadi ketika seseorang memanfaatkan kekayaan yang diberikan Allah untuk tujuan yang buruk. Misalnya, jika seseorang yang memiliki sumber daya finansial yang mencukupi justru menggunakannya untuk merugikan orang lain, menipu, atau bahkan mendukung aktivitas yang bertentangan dengan nilai-nilai agama.
- Mengingkari Kebaikan Orang Lain: Mengingkari atau meremehkan kebaikan yang diberikan oleh orang lain juga dapat dianggap sebagai perbuatan kufur nikmat. Misalnya, jika seseorang tidak menghargai bantuan atau dukungan yang diberikan oleh teman atau keluarga, hal ini dapat dianggap sebagai sikap yang tidak menghormati anugerah yang diberikan oleh Allah melalui mereka.
- Tidak Bersyukur atas Kemudahan Hidup: Salah satu bentuk perbuatan kufur nikmat adalah ketika seseorang tidak bersyukur atas kemudahan hidup yang diberikan Allah, seperti akses terhadap fasilitas dan kebutuhan dasar. Jika seseorang merasa tidak puas dan selalu mengeluh tentang hal-hal yang seharusnya dihargai sebagai nikmat, ini dapat diartikan sebagai sikap tidak menghargai anugerah Allah.
- Mengabaikan Tanggung Jawab Sosial: Tindakan kufur nikmat juga terjadi ketika seseorang tidak memanfaatkan potensi dan keberuntungannya untuk memberikan manfaat kepada masyarakat atau lingkungan sekitarnya. Jika seseorang memiliki kemampuan atau sumber daya yang dapat digunakan untuk membantu orang lain, namun memilih untuk mengabaikan tanggung jawab sosialnya, ini juga dapat dianggap sebagai pengingkaran terhadap nikmat Allah.
Merupakan Perbuatan Tercela dan Rendah
Dari segi moral, apa itu kufur nikmat merupakan perbuatan yang tercela dan rendah. Menolak mengakui kebaikan dan anugerah orang lain merupakan tindakan yang tidak etis. Ini menunjukkan rendahnya standar moral seseorang yang terlibat dalam tindakan semacam itu.
Mengakui dan bersyukur atas anugerah orang lain, khususnya nikmat yang berasal dari Allah, merupakan tindakan bijak yang timbul dari kesadaran dan sikap rendah hati.
Dr. Nur'i menjelaskan, bersyukur terhadap nikmat-nikmat Allah sebenarnya adalah suatu hal yang dibutuhkan oleh makhluk, karena kebaikan tersebut tidak hanya berhubungan dengan Allah. Akan tetapi, juga mencerminkan hubungan dengan diri sendiri sebagai bentuk sopan santun terhadap Sang Pemberi nikmat yang Maha Kuasa.
Dalam Al-Qur'an, terdapat kisah tentang suatu negeri yang penuh dengan nikmat Allah. Namun, karena penduduknya mengingkari nikmat tersebut, mereka mengalami bencana yang sebagian besar disebabkan oleh tindakan mereka sendiri, seperti yang dinyatakan dalam Surat an-Nahl ayat 112.
“Sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezeki datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi penduduknya mengingkari nikmat-nikmat Allah, karena itu Allah menimpakan kepada mereka bencana kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang mereka perbuat.” (QS. An-Nahl ayat 112)
Menurut Islam, penting untuk selalu menghargai dan bersyukur atas nikmat-nikmat yang Allah berikan, serta menjauhi tindakan-tindakan yang dapat mengarah pada kufur nikmat. Apa itu kufur nikmat adalah peringatan bagi setiap manusia untuk tetap rendah hati. Ini mengakui bahwa segala yang kita miliki adalah anugerah dari Allah yang harus digunakan dengan bijak dan sesuai dengan ajaran-Nya.
Advertisement
Cara terhindar dari kufur nikmat:
- Bersyukur dengan Kesadaran dan Kerendahan Hati: Salah satu cara utama untuk terhindar dari kufur nikmat adalah dengan senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang diberikan oleh Allah. Kesadaran akan asal-usul nikmat dan sikap rendah hati akan membantu menjaga seseorang agar tidak meremehkan anugerah tersebut.
- Memanfaatkan Nikmat dengan Kebaikan: Salah satu cara terbaik untuk menghindari kufur nikmat adalah dengan memanfaatkan nikmat yang diberikan Allah untuk melakukan perbuatan baik dan bermanfaat. Menggunakan kesehatan, kekayaan, atau kemampuan yang kita miliki untuk membantu orang lain dan berkontribusi positif dalam masyarakat adalah cara yang baik untuk menunjukkan penghargaan terhadap nikmat-Nya.
- Selalu Bersikap Syukur: Jadikan sikap syukur sebagai bagian dari rutinitas harian. Pada setiap kesempatan, ingatlah untuk mengucapkan rasa syukur kepada Allah atas segala nikmat yang telah diberikan. Ini bisa dilakukan dalam doa, dzikir, atau pun dalam pikiran diri sendiri.
- Mengakui Kebaikan Orang Lain: Terbuka untuk menerima dan mengakui kebaikan yang diberikan oleh orang lain merupakan langkah penting. Menghargai bantuan, dukungan, dan kasih sayang yang diberikan oleh teman, keluarga, atau masyarakat sekitar adalah bentuk penghargaan terhadap nikmat Allah.
- Berkontribusi dalam Tanggung Jawab Sosial: Melibatkan diri dalam tanggung jawab sosial dan masyarakat adalah cara lain untuk menghindari kufur nikmat. Menggunakan potensi, keterampilan, dan sumber daya yang dimiliki untuk membantu orang lain dan menciptakan dampak positif dalam lingkungan sekitar.